Reses di Desa Bagendit, Enjang Tedi Apresiasi Gagasan Tiga Komunitas Profesi

Notification

×

Iklan

Iklan

Reses di Desa Bagendit, Enjang Tedi Apresiasi Gagasan Tiga Komunitas Profesi

Rabu, 09 Agustus 2023 | 11:49 WIB Last Updated 2023-08-09T04:49:32Z


NUBANDUNG.ID
- Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi, dicecar aspirasi dari tiga komunitas yang berada di Garut. Dalam reses yang dilangsungkan di aula kantor Desa Bagendit, Banyuresmi, Kabupaten Garut, Selasa, 8 Agustus 2023, politisi PAN itu dihujani harapan dan keluhan dari para guru pamong, penggerak wisata dan budaya, serta paguyuban pangkas rambut.


Salah satunya diutarakan Angga Surya Purnama, salah seorang guru pamong, yang menyampaikan keinginan terkait insentif. Dirinya berharap, pemerintah bisa memberi perhatian lebih kepada para guru pamong soal kenaikan insentif bulanan.


Ia menyebutkan, saat ini insentif yang diterima para guru pamong di sekolah terbuka hanya Rp950 ribu. Pemerintah berjanji akan menaikkan jadi Rp1 juta lebih. Tapi janji tinggal janji. Sementara beban kerja dan kebutuhan hidup terus bertambah, namun insentif tak berubah. 


“Itu sudah dijanjikan sejak lama, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Saya harap Pak Enjang bisa menyampaikan harapan ini kepada pemerintah, seperti saat kemarin ketika ada persoalan insentif yang tidak cair. Alhamdulillah sekarang insentif itu sudah kami terima. Kalau tidak didorong oleh Pak Enjang dan rekan-rekan, entah kapan itu akan kami terima. Padahal waktu itu kami sudah pasrah tidak akan cair, karena alasan pemerintah tidak ada anggaran," papar Angga seraya mengucapkan terima kasih kepada legislator asal Garut itu.


Harapan lain disampaikan Ace Rahmat, dari paguyuban pangkas rambut. Ia menitipkan aspirasi soal sertifikasi bagi para pencukur. Hal itu dinilai penting agar bisa mengembangkan kompetensi dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk itu diperlukan pengakuan dari lembaga resmi, seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi.


“Kalau bicara kemampuan atau skill, in shaa Allah tidak diragukan lagi. Tapi kami perlu legalitas formal. Kalau kami punya sertifikasi secara nasional, kita bisa bekerja di luar negeri sesuai keahlian yang kami miliki,” tandasnya.


Sementara itu, perwakilan dari penggerak wisata dan budaya, Roni, menyinggung soal revitalisasi Situ Bagendit yang rencananya akan diresmikan pada akhir Agustus 2023. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menata Situ Bagendit, tapi kini ada banyak hal yang perlu ia sampaikan kepada para pihak terkait.


“Setelah selesai pembangunan, kami merasa kebingungan. Kita tidak punya akses untuk menyampaikan banyak hal yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar tempat wisata. Semua harapan itu akan kami tulis, dan tolong sampaikan kepada Pak Gubernur,” ujar Roni.


Menanggapi harapan dan keluhan para peserta reses, Enjang Tedi menyatakan akan memperjuangkannya demi kebaikan semua pihak. Sebagai bagian dari ranah kerja Komisi V, ia menegaskan akan menyampaikannya dalam laporan reses rapat paripurna.


“Kami akan mengusulkan kenaikan insentif para guru pamong, nanti Badan Anggaran yang akan mengkaji apakah usulannya realistis atau tidak. Kalau menurut saya kenaikan itu realistis, mengingat cakupan area kerja mereka yang jauh,” tutur Enjang.


Terkait harapan dari Paguyuban Pangkas Rambut Garut, Enjang mengapresiasi dan layak diperjuangkan karena gagasannya visioner. Kalau selama ini ada sertifikasi guru, para pemangkas rambut pun bisa diperlakukan serupa.


Dengan dididik agar kemampuannya lebih terasah dan diakui melalui sertifikasi, Enjang meyakini para pemangkas rambut bisa lebih kompetitif. Mereka juga punya peluang untuk mengembangkan usaha, bahkan bisa ke luar negeri.  


“Contohnya begini. Di Masjidil Haram, kalau sudah melakukan ibadah haji, kan harus tahalul atau mencukur rambut. Itu yang mencukurnya adalah orang India atau Bangladesh, sementara jemaah Indonesia sangat banyak. Kalau yang mencukurnya orang kita, komunikasinya juga pasti lebih nyaman,” paparnya.***