NUBANDUNG.ID -- Pekan ini, kami Yayasan Odesa menuntaskan pemasangan pipa high density polyethylene sepanjang 6 kilometer, dari mata air ke dusun Cikawari.
Air adalah kehidupan, tapi di banyak dusun miskin, kehidupan itu sering terasa jauh. Perempuan bangun sebelum fajar, berjalan menembus kabut dan jalan setapak, hanya untuk seember air yang kadang keruh. Anak-anak tumbuh dengan tubuh ringkih, terlalu sering diganggu penyakit karena air bersih hanyalah mimpi.
Ketika pipa-pipa panjang kami bentangkan dari mata air di hutan Arcamanik menuju rumah-rumah penduduk, bukan hanya air yang mengalir. Harapan pun ikut mengalir. Perempuan kini bisa mandi dengan tenang, mencuci dengan layak, dan menjaga kesehatan keluarganya. Wajah mereka berbinar saat tak lagi harus menempuh perjalanan jauh demi air.
Sudah 50 lebih MCK komunal kami bangun, MCK komunal yang berdiri di tengah kampung bukan sekadar bangunan. Ia menjadi ruang martabat, tempat ibu-ibu merasa aman, bersih, dan dihargai. Dari sana, lahirlah senyum, lahir rasa percaya diri, lahir ketenangan untuk melangkah.
Air juga mengubah tanah. Pekarangan yang dulu kering kini hijau oleh sayuran, membantu dapur sekaligus menambah pendapatan keluarga. Anak-anak belajar menanam, menyiram, dan memetik hasilnya—belajar bahwa kehidupan bisa bertumbuh jika ada aliran air.
Air itu sederhana, bening, tanpa warna. Namun dampaknya luar biasa: ia menyuburkan tanah, menyehatkan tubuh, dan memulihkan harga diri manusia. Dari setiap tetesnya, mengalir bukan hanya kesehatan, melainkan juga keadilan. Dan dari keadilan itu, desa-desa miskin mulai menulis cerita baru: cerita tentang kehidupan yang lebih layak, lebih sehat, lebih bermartabat.
Pembangunan ini harus empati kepada kaum perempuan. Mereka sehat, bangsa ini kuat.
Salam Filantropi,
Budhiana Kartawijaya, Odesa Indonesia

