Kisah Koh Akiat, Sang Juara Dunia Layangan dari Kota Bandung

Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Koh Akiat, Sang Juara Dunia Layangan dari Kota Bandung

Sabtu, 17 September 2022 | 09:10 WIB Last Updated 2022-09-17T02:10:45Z


NUBANDUNG.ID
— Indonesia pernah memiliki sosok yang mengharumkan nama negara Indonesia pada kancah internasional di dunia layangan. Lei Fie Kiat atau yang lebih dikenal Koh Akiat adalah sang juara dunia dalam turnamen layangan.


Akiat menceritakan banyak kisah hidupnya semasa kecil hingga akhirnya berhasil menang dalam turnamen layangan dunia.


Awal kisah Akiat dimulai pada 1965 pada usia 10 tahun. Untuk mendapatkan uang jajan tambahan, Akiat membuat dan menjual layang-layang di daerah Kiaracondong sembari melihat orang-orang bermain layangan.


Menjual layang-layang masih terus dilakukan dan menyambi menjadi pelayan toko pada 1974. Pada 1986 Akiat akhirnya mengontrak sebuah rumah di Gang Sereh Nomor 3, Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, dan membuka toko layang-layang.


Di Gang Sereh, Akiat tak hanya berjualan layangan. Akiat pun ikut bermain dengan warga sekitar dan mempelajari teknik bermain layangan sehingga membuat Akiat jatuh cinta dengan layang-layang dan makin mempelajari lebih dalam tentang layangan.


Koh Akiat merintis karir dimulai dari mengikuti lomba-lomba Agustusan. Kemudian berlanjut dan menjadi sering mengikuti lomba-lomba yang diadakan di Jakarta karena ketika itu perlombaan layang-layang di Bandung masih jarang diadakan.


Pada sebuah perlombaan layangan pada 1995, Akiat memikat Presiden Klub Layang-Layang Internasional, Ludovic Petit, dengan kehebatannya.


Mereka pun bertemu dan berbincang-bincang sehingga Ludovic Petit mengundang Akiat mengikuti lomba layang-layang dunia di Prancis pada 1998.


Perihal tawaran tersebut, Akiat masih ragu lantaran panitia hanya menyiapkan biaya tiket dan akomodasi untuk satu orang saja. Sementara Akiat ingin istrinya ikut menemani karena beliau tidak bisa berbahasa Inggris.


“Saya tidak bisa bahasa inggris, jadi harus ditemani istri. Istri saya bisa bahasa Inggris,” ungkap Akiat.


Latihan yang dilalui Akiat saat itu tidaklah sederhana. Akiat menggayuh sepeda di pagi hari dari Maribaya sampai ke Lembang.


Sorenya, berlatih main layangan. Pada malam hari berenang dua kali dalam seminggu. Jumat-Mingggu di sore hari berlari ke hutan atau gunung. Kadang-kadang fitnes juga.


“Menurut saya, orang di sini menganggap main layangan itu mainan anak kecil. Padahal itu kan bisa mengasah otak kanan dan kiri juga. Mainnya juga pakai feeling dan harus paham teorinya,” tutur Akiat. 


Beberapa pencapaian kejuaraan dunia Akiat antara lain:


1. Juara I di kejuaran dunia layang-layang di Kota Dieppe – Prancis (1998)

2. Juara I di kejuaraan layang-layang internasional di Koat Saclay – Prancis

3. Juara I di kejuaraan layang-layang Eropa di Kota Pyneneens – Prancis (sebagai tamu kehormatan) (2000)

4. Juara III di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe – Prancis (2002)

5. Juara I di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe – Prancis (2004) 


(Sinta/Riyan/bandung.go.id)