NUBANDUNG.ID -- Dian Sa’adillah Maylawati, Ph.D., Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menuturkan banyak yang request ide konten dengan topik-topik menarik.
Kali ini Dian mau bahas strategi lulus kuliah (S1) tepat waktu. Sebenarnya request-nya bagaimana memulai menulis skripsi, ada kaitannya sih…
“Sekolah yang baik itu adalah sekolah yang selesai”, tapi sekolah yang lebih baik itu yang tepat waktu dengan nilai yang memuaskan (bahkan cumlaude, hehe). Dian mau bahas strategi ini berdasarkan pengalaman sendiri ya, ketika menempuh jenjang sarjana selama 8 semester.
Kalau jenjang magister dan doktor tidak on time, jenjang magister selesai 3 tahun, sedangkan jenjang doktor 4 tahun, hehehe… Namun, tips-tips yang disampaikan kali ini bisa juga diterapkan saat teman-teman menempuh jenjang magister maupun doktor.
1. Kuatkan motivasimu
Motivasi itu penting untuk menjaga semangatmu guys. Coba cari motivasi yang paling kuat untuk lulus tepat waktu. Kalau Dian dulu motivasinya sempat berubah-ubah seiring bertambahnya usia dan keadaan, hehe. Motivasi utama tentunya ingin membanggakan orang tua dengan lulus tepat waktu dan mendapatkan predikat cumlaude (walaupun predikat cumlaude tidak tercapai, IPK terakhir kurang 0,01 untuk cumlaude, hiks).
Motivasi lulus tepat waktu diperkuat lagi ketika mengandung anak pertama dan harus lulus sebelum melahirkan. Hehe. Intermezzo sedikit, jadi Dian nikah sewaktu semester 7, dan semeter 8 menyelesaikan skripsi sedang hamil muda, sidang skripsi sedang hamil 6 bulan. Wkwkwk. Intinya adalah… silahkan teman-teman cari motivasi positif yang menguatkan semangat teman-teman untuk segera lulus kuliah.
2. Tentukan target dan tujuan studimu
Mulai detik ini, bahkan seharusnya dimulai sebelum masuk bangku kuliah. Teman-teman mau jadi apa sih? Penting menggantungkan cita-cita setinggi langit, tapi… yang sekiranya terukur dan realistis. Tidak ada salahnya kita merencanakan hal-hal yang sempurna, tapi tetap harus realistis dan mengukur kemampuan diri.
Penting nih! Jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain! Setiap individu unik dan memiliki potensi yang berbeda-beda. Just focus on reach your dream. Salah satu target Dian adalah mendapatkan predikat cumlaude, strateginya, selama IP di atas 3,5, walaupun ada nilai C di beberapa Mata Kuliah, Dian tidak mengulang lagi, tidak harus sempurna, tapi syarat tidak mengulang menjadi bagian dari target mendapatkan cumlaude.
Walaupun di akhir kurang beruntung dan memang salah saat riset sih, hehe. Tidak apa, belajar dari kesalahan itu pengalaman yang sangat berharga. Target berikutnya adalah karena memang bercita-cita menjadi Dosen dan harus segera menempuh jenjang Magister, sehingga motivasi lulus tepat waktu pun semakin kuat.
3. Buat timeline
“Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan”, so siapkan rencana-rencana studi teman-teman dengan membuat jadwal dan milestone atau capaian-capaian. Seringkali, timeline ini tidak dilaksanakan atau tidak tercapai karena kondisi-kondisi tertentu. Tidak apa, buat rencana baru, buat jadwal baru, dan begitu seterusnya.
Mulai sekarang teman-teman bisa buat penjadwalan menggunakan Google Calendar-nya dan buat daftar To Do target-target yang teman-teman harus capai. Penting juga mengetahui skala prioritasmu. Apalagi yang kuliahnya sambil kerja, sambil mengerjakan proyek, berorganisasi, dan aktivitas lainnya. Bukan tidak boleh, justru boleh banget untuk mengembagkan potensi diri. Namun, selama kuliah belum selesai… hmmm… status utama kalian tetap mahasiswa. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya.
4. Dengarkan nasehat Dosenmu
Naaah… prinsip mendengarkan nasehat dari Dosen itu selalu saya pegang sih, baik saat menempun jenjang sarjana, magister, maupun doktoral. Manut, nurut pada nasehat-nasehat Dosen. Guys, dosen juga manusia, masih bisa diajak diskusi bila ada hal-hal atau ide-ide yang dirasa tidak sesuai. Tapi cara diskusinya bukan “ngotot” sehingga Dosen merasa disalahkan atau dipojokkan.
Gunakan bahasa yang baik, tetap jaga sopan santun, tidak memaksa, perhatikan waktu saat diskusi, dan lihat mood Dosen-nya ya, wkwkwk. Penting juga untuk mengenali karakter Dosenmu dan cara menghadapinya, sebisa mungkin jadikan Dosen (apalagi Dosen Pembimbing) itu sebagai sahabatmu. Kuncinya adalah… sabar…
5. Jaga kesehatan fisik dan mental
Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik ya, termasuk berlebihan dalam belajar. Kenali dirimu. Kenali batasan dan kondisi dirimu, baik lahir maupun bathin. Dibawa enjoy saja, tapi seluruh target harus tercapai.
Selama kuliah Dian masih sering main kok, pulang kuliah ngemall, pulang kuliah nongkrong, pulang kuliah main. Tidak melulu belajar, karena kesehatan mental pun harus tetap di jaga. Apalagi godaan semester akhir yang sudah jarang ketemu temen buat diskusi. Menjaga semangat saat mengerjakan skripsi itu penting, mana lagi hamil pula waktu itu, hehe. So, enjoy your study!
6. Jaga komitmen dan konsistensi
Waaah kalau yang ini masih jadi PR juga sebenarnya. Dian pun masih berlatih sampai sekarang untuk menjaga komitmen dan konsistensi dalam mengyelesaikan berbagai pekerjaan. Komitmen terhadap waktu, terhadap jadwal dan rencana yang kita buat, kemudian konsisten mengerjakannya. Contoh kecilnya, bila janjian dengan Dosen pukul 08.00, ya datang maksimal pukul 08:00, bahkan sebelumnya kita sudah menunggu.
Perihal Dosennya yang terlambat, mengeluh bukan menjadi solusi, malah jadi dongkol sendiri. Tetap sabar dan yakinkan diri bahwa kita sudah komit. Konsistensi akan sangat berasa ketika teman-teman mengerjakan skripsi.
7. Hadirkan skripsi disetiap harimu
Ini menjawab request ya… mulai dari mana sih kita membuat skripsi? Mulai dari mencari masalah, hehe. Pernah Dian bahas di konten lainnya. Boleh check highlight Instagram Dian ya. Menulisnya mulai dari mana? Teman, setiap program studi pasti sudah menyiapkan panduan atau pedoman penulisan skripsi. Termasuk terdapat sistematika penulisan di dalamnya.
Nah, buat kerangkanya dulu. Ini jadi kebiasaan Dian sih, tidak hanya dalam menulis skripsi, tesis, maupun disertasi ya, tapi ketika membuat artikel ilmiah, proposal penelitian, naskah akademik, atau dokumen ilmiah lainnya, Dian pasti siapkan dulu kerangkanya. Cara ini sangat memudahkan kita untuk mengetahui apa yang akan kita tulis dan apa yang harus kita cari.
So, penting membuat kerangka skripsi ya. Selanjutnya adalah buka dokumen skripsimu setiap hari, tulis walau hanya satu kalimat, atau bahkan hanya sekedar membuka dan berfikir apa yang harus kita kerjakan. Itu Dian lakukan sih, sebenarnya sebagai cara untuk terus mengingat tugas kita menyelesaikan skripsi. Sering kali kita menemukan jalan buntu alias mentok, ngga apa, buka file-nya kemudian pikirkan solusinya.
Jadi, ketika kita mentok mau menulis apa di skripsi kita, bukan berarti kita tinggalkan skripsinya. Teman, butuh 1-2 jam saja waktu yang teman-teman habiskan untuk mengerjakan skripsi setiap harinya. Kalau tidak bisa 1-2 jam, 30 menit, atau bahkan 15 menit.
Utamanya adalah berprogres. Kalau menemukan jalan buntu lagi… istirahat, healing, staycation, main dulu. Bagaimana nih untuk anak-anak informatika yang alat eksperimennya harus ngoding? Kalau Dian biasanya bergantian, kalau mentok di ngoding, nulis dulu, kalau nulis mentok karena butuh hasil ngoding yang ngoding dulu.
Fleksibel saja. Biasanya ketika teringat sesuatu yang harus ditulis, tidak ditunda ya, langsung ditulis, khawatir lupa. Yakinlah, selalu ada solusi untuk setiap persoalan. Kalian punya Dosen Pembimbing, rajin bimbingan yaaa… hehehe
Huuft… panjang yaaa.. semoga bermanfaat dan memotivasi teman-teman untuk lulus tepat waktu. Tidak ada yang sulit ketika teman-teman berusaha. Menjadi sulit ketika teman-teman tidak mencoba. Hilangkan overthinking, semua pasti bisa! Semangaat!!!