NUBANDUNG.ID -- Orang yang hidupnya memaksakan diri di luar passion-nya, hidup bukan dalam jiwanya, pasti akan menderita!! Maka kembalilah ke khittah, yaitu kembali hidup sesuai jiwamu, passion-mu, kadar dan kapasitasmu. Materi bisa banyak, cukup atau pas-pasan tapi satu hal yang pasti: Jiwamu akan puas dan hidup akan sehat. Satu lagi, awet muda!!
Demikian juga posisi, jabatan dan rezeki. Orang memaksakan hidupnya di luar kapasitas dirinya, kapasitas posisinya, jabatan dan rezekinya pasti akan menderita. Sukses dan senangnya mungkin didapatkan tapi hanya sebentar kemudian hilang lagi, hanya sekedar pengalaman.
Mengapa? Karena hidup ini, boleh menyebutnya semesta atau Tuhan, sudah mengatur skenario itu sesuai dengan kapasitas masing-masing, dipaksa bagaimana pun akhirnya akan jebol. Maka sadar diri jadi penting untuk bisa menikmati hidup sesuai kadar dan kapasitas itu.
Kembali ke khittah, ke yang asli, ke kadar atau ke kapasitas itu, ada dua cara. Pertama, dipaksa oleh keadaan dimana kita harus keluar dari situ, meninggalkannya, menyudahinya, oleh kekuatan yang kita tak berdaya menolaknya. Atau, oleh sadar diri dengan sukarela dan sukahati.
Yang pertama akan terasa sakit, pedih, seolah kita dikhianati, merasa didzalimi, padahal Tuhan sedang mengembalikan kita ke khitah itu. Yang kedua, dengan sadar diri kita melakukannya, mengambil keputusan dengan sadar, ini akan disayangkan dan dianehkan orang. Sadar itu mahal makanya terasa aneh bagi kebanyakan orang. Hasil dari tindakan sadar adalah ketenangan, kenikmatan dan selamat karena kita tahu diri. Hanya orang-orang yang tahu diri yang akan selamat dalam hidup ini. Tahu diri itu bahasa agamanya takwa.
Moeflich Hasbullah Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung