Google Doodle Tampilkan Sariamin Ismail: Sastrawati Produktif dan Pengaruhnya Sampai Hari Ini

Notification

×

Iklan

Iklan

Google Doodle Tampilkan Sariamin Ismail: Sastrawati Produktif dan Pengaruhnya Sampai Hari Ini

Sabtu, 31 Juli 2021 | 10:28 WIB Last Updated 2021-09-15T16:36:42Z


NUBANDUNG
- Google hari ini mengapresiasi seorang tokoh dari Indonesia dengan membuat Google doodle. Pada Sabtu, 31 Juli 2021 Google Doodle menampilkan sosok Sariamin Ismail, untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-112. Ia lahir di Talu, Pasaman, Sumatera Barat pada 31 Juli 1909 silam.


Sariamin Ismail merupakan novelis wanita pertama di Indonesia, yang berasal dari Tanah Minang.


Dalam menulis, Sariamin selalu menggunakan nama samaran Selasih dan Seleguri, atau gabungan dari dua nama tersebut Selasih Seleguri.


Sariamin mulai menulis karya sastra saat dirinya masih berstatus sebagai murid Meijes Normaal School.


Semasa bersekolah, Sariamin sering diejek oleh teman-temannya. Bukannya membalas, Sariamin justru mencurahkan segala isi hatinya dalam sebuah puisi.


Kepandaian Sariamin dalam menulis ini mulai tumbuh karena sering mendengar dongeng dari neneknya.


Mengutip buku Biografi Selasih dan Karyanya yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Penddikan dan Kebudayaan pada 1995, puisi Sariamin yang berjudul Orang Laut membuatnya dikenal banyak orang, terutama di lingkungan sekolah.


Saat Sariamin berusia 16 tahun dan bekerja sebagai guru, ia menulis sejumlah artikel yang berkaitan dengan dunia wanita. Sariamin tergerak karena melihat banyak hal yang harus dibenahi dalam kehidupan wanita.


Ia selalu berpikir bahwa gadis Indonesia tak seharusnya selalu di rumah. Gadis Indonesia perlu mencari pengetahuan untuk bekal hidup masing-masing.


Sariamin kemudian membuat tulisan berjudul Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah, dan dimuat dalam majalah Asjsjaraq pada 1926.


Pada awalnya Sariamin memang fokus menulis tentang dunia perempuan, namun ia kemudian menulis tentang kondisi sosial yang ada di masa itu. Sariamin tak takut mengkritik kebijakan pemerintah kolonial.


Setelah menulis banyak puisi dan karya sastra lain, Sariamin mulai memberanikan diri menulis sebuah novel.


Novel pertamanya berjudul Kalau Tak Untung dikirim ke redaksi Balai Pustaka pada 1932, dan terbit pada 1933.


Berikut ini adalah karya yang telah dibuat oleh Sariamin semasa hidup:


Puisi


1. Kebesaran Hari Raya terbit pada 1933

2. Kecewa terbit pada 1933

3. Lapar terbit pada 1933

4 Ucapan Terima Kasih terbit pada 1933

5. Cinta yang Suci terbit pada 1937

6. Kepadan Angin Pematah terbit pada 1937

7. Kepadan Tuan Putri Yuliana dan Prince Bernhard terbit pada 1937

8. Peminta-minta terbit pada 1937

9. Petaruh Ibu terbit pada 1937

10. Siapa Menyangka terbit pada 1940

11. Bertemu Pandang terbit pada 1940

12. Anakku Tab terbit pada 1986


Prosa


Roman (sudah terbit)


1. Kalau Tak Untung diterbitkan Balai Pustaka pada 1933

2. Pengaruh Keadaan diterbitkan Balai Pustaka pada 1937

3. Kembali Ke Pangkuan Ayah diterbitkan Mutiara Sumber Widya pada 1986

4. Musibah Membawa Bahagia diterbitkan Depdikbud pada 1986


Roman (belum terbit)


1. Di Pusara Ibu

2. Corak Dunia


Legenda (sudah terbit)


1. Nahkoda Lancang terbit pada 1982

2. Sutan Tumanggung Nan Rancak di Labuah terbit pada 1983

3. Bujang Piaman Jo Puti Payuang Lauik terbit pada 1983

4. Puti Mambang Lauik terbit pada 1984

5. Rangkiang Luluih terbit pada 1985

6. Cerito Kukuan Kekek terbit pada 1985

7. Ngalau Kamang terbit pada 1986

8. Rantak Si Gadih Ranti terbit pada 1986

9. Malatuihnyo Gunung Tujuah terbit pada 1987


Legenda (belum terbit)


1. Si Tanum

2. Putri Andam Dewi

3. Puit Candai Taritik

4. Bundo Kanduang

5. Asa Usua Ranah Alam


Cerita anak (sudah terbit)


1. Panca Juara terbit pada 1981

2. Cerita Kak Murai terbit pada 1984


Cerita anak-anak (belum terbit)


1. Cerita Kak Murai II


Cerita pendek


1. Cerita Putri Seri Laut


Esai


1. Rangkuman Sastra


Novel Sariamin berjudul Kalau Tak Untung dan Pengaruh Keadaan dinilai memiliki pengaruh pada karya sastra Indonesia. Hal itu tak lain karena tulisan Sariamin memberikan corak tersendiri pada perkembangan sastra Indonesia.


Kemunculan Sariamin sebagai pengarang wanita mendapat perhatian dari banyak pihak. Saat tak banyak perempuan berani mengemukakan pendapatnya, Sariamin sudah berani menulis tentang gagasannya.


Bahkan profesi guru yang sempat diemban Sariamin membuat banyak orang lebih terkagum-kagum. Langkah Sariamin untuk bersuara lewat karya sastra ini pun mulai diikuti banyak pihak.