Talkshow Live My Ilkom UIN Bandung

Notification

×

Iklan

Iklan

Talkshow Live My Ilkom UIN Bandung

Jumat, 20 Agustus 2021 | 23:05 WIB Last Updated 2021-09-12T06:13:58Z


NUBANDUNG
- Informasi yang bermuatan  hoaks terkai covid 19 atau virus corona terutama berkaitan dengan vaksin bagi masyarakat, bukan hanya sangat mengganggu tenaga kesahatan  dalam melaksanakan tugasnya, juga mengganggu kinerja media massa sebagai pemberi informasi. 


Ungkap tersebut mengemuka dalam Talkshow Live My Ilkom secara online yang diselenggarakan Jurusan  Ilmu Komunikasi Fakultas  Dakwah dan Komunikasi  Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jumat (20/8) malam ini. 


Talkshow live My Ilkom yang di manage   oleh Korp Protokol Mahasiswa Jurusan (KPMJ) Ilmu Komunikasi FDK-UIN SGD Bandung ini  dipandu oleh Ketua Bidang Organisasi KPMJ-4, Anjas Asmara dengan menampilkan dua nara sumber. Kedua  Narasumber tersebut adalah Pempimpin Redaksi Ayobandung.com, Adi Ginanjar Maulana dan Relawan Vaksin dari Unpad, dr. Ade Firman Kurniawan.


Menurut Adi, sampai sejauh ini  media massa di Indonesia menyatakan perang terhadap hoaks berkaitan dengan informasi tentang covid 19 ini, terutama berkaitan dengan informasi vaksin bagi masyarakat, karena selain merugikan  banyak orang  juga sangat mengganggu terhadap kinerja media massa.


“Sampai sejauh ini hoaks mengenai corona sering terlihat di media sosial, sehingga saat  ini yang  menjadi lawan atau pesaing  bukan lagi sesama media massa,  namun musuh abadi media massa  saat ini adalah media sosial yang kerap membuat informasi hoaks,” ujar Adi. 


Adi mengakui, secara teknis di lapangan, pihaknya selalu memita para wartawannya untuk tetap  melakukan chek and rechek  terhadap semua informasi yang diterimanya. Bahkan saat ini sudah ada kejemuan mengiformasikan aspek negatif dari  covid 19 ini. Oleh karena itu pihaknnya menugaksan wartawannya untuk meliput pemberitaan yang bisa motivasi positif terhadap masyarakat untuk sama-sama melawan covid 19 ini.


“Sebetulnya saat ini sangat mudah menentukan informasi hoak atau bukan. Sekarang ini sudah ada beberapa aplikasi yang bisa menentukan informasi tersebut hoaks atau bukan,” ujar Adi.


Sementara itu, relawan vaskin  covid 19 dari Unpad, dr. Ade Firman Kurniawan, mengatakan, informasi hoaks berkaitan dengan  covid 19 sangatlah mengganggu kinerja team Kesehatan untuk melanjalnkan  tugasnya di lapangan, karena banyak masyarakat yang belum tahu secara mendalam mengenai  corona dan manfaat vaksin tidak mau divaksin  gara-gara mendengar informasi hoak tersebut.


Vaksin adalah salah satu cara untuk mengendalikan covid 19 sehingga diharapkan tidak menyebar kemana-mana. Namun karena ada informasi hoaks, sehingga aspek kegunaan dan manfaat dari vaksin covid tersebut  bagi tubuh manusia tidak tersempaikan.


“Masyarakat yang terkena informasi hoaks dan belum paham soal kegunaan dan manfaat vaksin akhirnya mempunyai idiologi tersendiri sehingga  ketika diberikan pemahaman mengenai manfaat vaksin sulit untuk diterima,” ujar Ade.


Menurut Ade, untuk menanggulangi informasi soal hoaks corona ini termasuk masalah vaksi, tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga nekes saja, melainkan semua pihah termasuk wartawan, media massa dan semua stakeholder   dari yang terendah sampai tertinggi harus sama-sama memerangi hoaks tersebut.