Peran Guru: Kualitas SDM Siswa Bukan Ditentukan Seorang Guru

Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Guru: Kualitas SDM Siswa Bukan Ditentukan Seorang Guru

Minggu, 05 September 2021 | 12:01 WIB Last Updated 2022-09-09T01:42:12Z


Penulis: Drs. KAMAJAYA, M.Pd


Fenomena dunia pendidikan kita seringkali berubah. Mekanisme sistem kegiatan pembelajaran di sekolah pun mengikuti perubahan tersebut, berfluktuasi layaknya nilai saham yang biasa diperjualbelikan di bursa saham, di mana adanya peluang untuk memperoleh keuntungan ke sana mereka mengarah. 


Demikian pula halnya dengan yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini. Ke mana arah pembelajaran diinstruksikan ke sana pula guru berorientasi dalam memberikan materi pembelajarannya (manut). 


Sikap yang ditunjukkan seperti itu tentunya menempatkan guru benar-benar pada posisi ujung tombak dari sebuah kebijakan, bak buih yang terombang ambing di lautan samudra.


Program-program pusat yang diinstruksikan yang mengatur bagaimana guru harus mengajar; realita di lapangannya tidak selalu sejalan dengan kenyataan yang diharapkan karena berbagai faktor dan sebab.


Sementara tumpulnya sikap kritis dan idealisme guru menyebabkan proses pembelajaran menjadi bertumpu pada kebijakan. Guru benar-benar disetir oleh kebijakan bukan bagaimana guru itu sendiri memiliki cara dan strategi dalam pengembangan kualitas SDM. 


Posisi guru sebagai ujung tombak pengembangan SDM harus segera diubah. Guru dewasa ini harus menjadi Penombak Pengembangan SDM siswa. Pengertian ujung tombak dengan penombak tentunya memiliki arti yang sangat berbeda jauh. 


Arti ujung tombak seperti yang telah dijelaskan di atas sementara penombak adalah seseorang yang bisa mengarahkan tombaknya ke mana saja arahnya menuju sasaran yang tepat. 


Artinya seorang guru dalam usahanya untuk mengembangkan kualitas SDM harus memiliki cara dan strategi bagaimana siswa tersebut dapat memperoleh penguasaan kompetensi yang dipelajarinya dengan baik.


Contoh kecil sikap seorang guru profesional yang memiliki kompetensi dan idealisme seperti yang ditunjukkan oleh Yohanes Surya, Fisikawan Indonesia yang telah banyak menghantarkan anak anak Papua menjadi orang orang hebat; menjuarai olimpiade sains berkali-kali dan banyak anak Papua yang melanjutkan studinya di universitas luar negeri bergengsi. 


Padahal waktu itu sebagian besar orang beranggapan kemampuan akademis anak Papua cukup tertinggal dibanding dengan saudaranya dari provinsi lain.


Semoga dengan gambaran adanya pemahaman atau persepsi dari profesi guru sebagai seorang penombak, mudah-mudahan dalam iklim apapun yang menerpa dunia pendidikan kita seperti saat pandemi covid-19 guru tetap akan mampu dengan cara dan strateginya dalam pengembangan kualitas SDM untuk menghantarkan penguasaan kompetensi siswa pada bidang yang dipelajarinya secara efektif dan efisien.