3 Julukan Ini Lekat dengan Kota Bandung. Bagaimana Asal-Usulnya?

Notification

×

Iklan

Iklan

3 Julukan Ini Lekat dengan Kota Bandung. Bagaimana Asal-Usulnya?

Senin, 28 Februari 2022 | 18:32 WIB Last Updated 2022-02-28T11:32:48Z

 


NUBANDUNG.ID
 – Siapa tak kenal dengan Kota Bandung. Kota yang menjadi ibukota Provinsi Jawa Barat ini terkenal di seantero Indonesia, bahkan dunia, karena punya segudang cerita dan kenangan yang sangat membekas di ingatan wisatawan.

Berbicara Bandung maka berbicara julukan yang melekat dengan kota berhawa dingin ini. Mulai dari Kota Kembang, Kota Paris van Java, sampai Bandung Lautan Api, dilekatkan kepada Kota Bandung.

Penasaran bagaimana asal-usul julukan tersebut? Berikut 3 julukan terkenal dari Kota Bandung.


1. Bandung Paris Van Java

Dalam pemahaman umum, julukan ini mengartikan bahwa Kota Bandung seperti Kota Paris, tetapi berada di Pulau Jawa. Mengapa bisa memiliki julukan tersebut? Hingga saat ini sebenarnya tidak bisa dibuktikan 100% kebenarannya kenapa Bandung mendapatkan julukan Paris Van Java. Hanya beberapa sumber menyebutkan, kata Paris Van Java terucap ketika zaman penjajahan Belanda.

Dikutip dari tulisan Haryoto Kunto dalam buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe, sebutan “Bandoeng Parijs van Java” mulai terkenal sejak 1920-an. Ini dibuktikan dengan saat itu bahwa Bandung mulai membangun perumahan yang bergaya arsitektur Eropa. Beberapa perumahannya berlokasi di sekitaran Andir, Jalan Padjajaran, Jalan Riau depan Oranjeplein (Taman Pramuka), Kosambi, Jalan Cihapit, dan sekitar Gedung Sate.

Di buku tersebut juga dikatakan, pada saat itu sering ada pasar malam Jaarbeurs yang menjadi tempat wisata untuk orang Eropa yang tinggal di Bandung. Di pasar malam tersebut, biasanya sering terlihat dan terdengar kata “Bandoeng Parijs van Java”. Kata-kata tersebut juga diucapkan oleh seorang pemilik toko meubel di Jl. Braga yang bernama Tuan Roth.

Lain sumber, lain juga informasi yang didapatkan. Dikutip dari website fokusjabar, seorang ahli sejarah asal Universitas Padjajaran, Prof. Dr. H. Nina Herlina Lubis, memiliki informasi lain. Sejarawan tersebut mengatakan, pada masa penjajahan Belanda, Jalan Braga merupakan salah satu pusat perekonomian yang terus berkembang.

Beberapa toko pakaian yang ada di Jalan Braga menjual berbagai macam pakaian yang diimpor dari kota Paris di Prancis. Hal tersebut memberikan efek pada bidang fashion yang menjadikan Bandung sebagai kota fashion dan juga kiblat mode, seperti di Paris. Sejak 1920-1925, “Paris van Java” mulai melekat sebagai julukan Kota Bandung.

2. Bandung Kota Kembang

Secara mudahnya, hampir semua orang sudah mengetahui pengertian kembang adalah bunga atau tanaman yang cantik. Jika disimpulkan, Bandung adalah kota bunga.

Bandung bisa memiliki julukan kota kembang karena dahulu Bandung terkenal akan rindangnya pepohonan, bunga yang tumbuh di penjuru kota, serta taman yang hijau. Namun, julukan tersebut hadir setelah Bandung ditetapkan sebagai kota dan ditanami berbagai jenis pohon seperti sekarang.

Jauh sebelum itu, pada 1896, Bandung yang masih berupa desa dan dipenuhi hutan, diusulkan sebagai tempat pertemuan Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (dalam bahasa Belanda, Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters).

Salah satu panitia pertemuan tersebut, Meneer Jacob, mendapat saran dari Meneer Schenk untuk memeriahkan suasana dengan mendatangkan noni Indo-Belanda berparas cantik. Hingga akhirnya para peserta yang merupakan pengusaha perkebunan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu merasa ”senang” akan pertemuan tersebut.

Mereka kemudian mengucapkan “De Bloem der Indische Bergsteden” yang memiliki arti “Bunganya Kota Pengunungan di Hindia Belanda”. Selepas pertemuan ini, ”bunga” dari Bandung semakin terkenal ke berbagai penjuru daerah. Hingga akhirnya Bandung dikenal sebagai kota kembang.

Kembali pada Haryoto Kunto, dari buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe, ia menuliskan bahwa kata kembang pada “Bandung Kota Kembang” mengartikan kembang dayang yang juga memiliki arti pekerja seks komersial. Hal ini berkaitan dengan Bandung yang hanya akan ”dirias” ketika menyambut pejabat negara atau tamu kenegaraan dari luar negeri pada saat itu. Istilah yang sedikit nyeleneh ini akhirnya disebarkan oleh beberapa orang.

3. Bandung Lautan Api

Julukan ini muncul ketika Kota Bandung pernah ”dibumihanguskan” oleh warganya sendiri dengan tujuan supaya penjajah tidak bisa menduduki kawasan Bandung lagi. Peristiwa pembakaran yang dilakukan oleh kurang lebih sekitar 200.000 warga Bandung dan Tentara Republik Indonesia ini terjadi pada 23 Maret 1946.

Ide ”pembakaran” wilayah Bandung ini didapatkan setelah diadakan musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3) di Jakarta. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion yang saat itu merupakan Komandan Divisi III TRI (Tentara Republik Indonesia) mengumumkan hasil musyawarah dan juga memerintahkan rakyat untuk mengungsi atau keluar dari Kota Bandung. Bukan tanpa alasan, instruksi pembakaran ini dikeluarkan supaya tentara sekutu tidak bisa menggunakan Kota Bandung sebagai pangkalan strategis militer.

Istilah Bandung Lautan Api pertama kali muncul dari koran Suara Merdeka pada 26 Maret 1946. Saat itu wartawan Suara Merdeka, Atje Bastaman, menulis berita dengan memberikan judul ”Bandoeng Djadi Laoetan Api”. Namun karena terbatasnya tempat untuk menulis judul tersebut, akhirnya disingkat menjadi ”Bandoeng Lautan Api”.

Atje Bastaman juga saat itu menyaksikan pemandangan Kota Bandung yang terbakar dan memerah sepanjang daerah Cicadas sampai Cimindi dari bukit Gunung Leutik di Pameungpeuk, Garut.

Di luar dari tiga julukan yang terkenal tersebut, sebenarnya Kota Bandung masih banyak memiliki julukan. Seperti Bandung kota fashion, Bandung kota wisata, Bandung surganya kuliner, dan masih banyak lagi. Namun yang terkenal akan unsur sejarah di dalamnya, lebih kepada tiga julukan di atas.

Seperti apa pun julukannya, yang terpenting untuk masyarakat Bandung saat ini adalah selalu mencintai Kota Bandung setulus hati.

Diolah dari www.infobdg.com