Makna Sabar, Musibah dan Ujian dalam Hidup

Notification

×

Iklan

Iklan

Makna Sabar, Musibah dan Ujian dalam Hidup

Rabu, 05 Januari 2022 | 13:01 WIB Last Updated 2022-09-12T03:53:09Z

Ibarat kita hendak naik kelas, ujian hidup itu bagaikan daftar soal yang harus kita selesaikan sehingga bisa naik kelas dengan lancar. Bedanya, kelulusan dalam menghadapi ujian hidup seperti denyut nadi dalam rongga tubuhmu. 

Saat kita tidak mampu bersabar menghadapinya, tentu saja akan berdampak terhadap kelesuan jiwa dalam menjalani kehidupan di muka bumi.

Allah Swt berfirman, “Dan sungguh kami akan mengujimu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan dalam hal harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira terhadap orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155).

Dalam setiap sudut kehidupan di dunia ini, seperti dibilang ayat tersebut, Dia (Allah) pasti tidak akan luput menguji hamba-hamba-Nya. Imam Ibn Katsir menjelaskan, terkadang Allah memberi ujian berupa kebahagiaan dan ujian berupa kesusahan, seperti rasa takut dan kelaparan. 

Termasuk wabah Covid-19 ini. Siapa yang tidak takut, para tenaga medis yang paling mengerti kesehatan pun menjadi korban dari ganasnya Covid-19.

Ujian itu mendewasakan jiwa, menguatkan mental, dan menumbuhkan pikiran positif. Karenanya, saat kita berhadapan dengan kesulitan, kita jangan lantas galau terus menerus sampai-sampai kehilangan semangat hidup. Ingat, Allah bersama orang yang sabar. Dia (Allah) akan selalu mendengar rintih tangisan orang yang bersabar menghadapi ujian, musibah dan bencana dalam hidupnya.

Situasi wabah COvid-19 ini membuat kita harus kuat menghadapinya sebagai ujian dari Allah. Kelaparan jika lockdown diberlakukan pun mengancam hidup kita, kemudian nilai tukar Rupiah anjlok, dan harga barang-barang melambung. Kondisi ini ialah salah satu materi ujian dari Tuhan yang harus kita hadapi dengan ketenangan.

Karena itu, bila kita sedang mendapatkan ujian, hadapilah...! Karena dengan ujian itu, Allah ingin kita bersabar, ingin kita menjadi semakin bijaksana, dan utamanya ingin kita menjadi hamba yang selalu berprasangka baik kepada-Nya.

Wujud kesabaran menghadapi ujian dari Allah, sederhananya, memiliki tingkatan yang berbeda-beda, lho.

  • Pertama, kesabaran menahan diri dari melakukan perbuatan buruk.
  • Kedua, kesabaran untuk menahan diri mengeluh secara lisan.
  • Ketiga, bersabar menahan diri dari mengeluh dalam hati.

Karena itulah, apabila kita diuji dengan kesusahan, maka yakinlah dibalik itu akan segera terbit kemudahan. Di balik kesempitan, akan segera terbit kelapangan. Karena ujian hidup adalah anugrah dari Allah untuk kita agar bisa menjadi orang yang bersabar. 

Maka, ubahlah ujian itu dari musibah menjadi anugrah berharga dalam hidup. Dalam bahasa lain, melalui ujian hidup, Allah hendak berkata pada kita, Mohon Bersabar, ini Ujian!

Allah Swt., berfirman, “Maka, kesabaran yang paling baik itulah (kesabaranku).” (QS. Yusuf:18).