Inilah Makna Filosofi Kain Tenun Baduy

Notification

×

Iklan

Iklan

Inilah Makna Filosofi Kain Tenun Baduy

Jumat, 25 Maret 2022 | 12:44 WIB Last Updated 2022-03-25T05:44:19Z


NUBANDUNG.ID
– Salah satu kekayaan budaya yang berkembang di tengah masyarakat adat Baduy adalah kain yang disebut tenun. Lalu, apa makna dan nilai filosofis dari tenun Baduy?


Suku Baduy dikenal juga sebagai Urang Kanekes. Mereka adalah sekelompok etnis masyarakat adat suku Banten di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.


Tercatat, suku ini sebagai salah satu yang mengisolasi diri mereka dari dunia luar, bahkan memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan khususnya wilayah Baduy Dalam.


Kain khas Urang Kanekes yang disebut tenun Baduy dibuat dengan menerapkan teknologi tradisional. Teknologi dan cara manual ini diciptakan oleh leluhur mereka sejak ratusan tahun lalu.


Bagi Urang Kenekes, kain tenun memiliki makna yang erat hubungannya dengan tradisi dan kepercayaan mereka. Oleh karena itu, kain bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan sandang. Namun, kain juga menjadi identitas khususnya nilai-nilai adat yang melambangkan kehadiran mereka.


Bahan tenun


Bahan kain tenun Urang Kanekes berasal dari kapas atau daun pelah. Dulu, proses pembuatan bermula dari penanaman kapas. Ketika pohon kapas berbuah, kapas lalu dipintal menjadi benang. Proses selanjutnya adalah menenun menjadi kain.


Akan tetapi, saat ini untuk kebutuhan masyarakat di luar Baduy, kain tenun menggunakan benang yang sudah jadi.


Fungsi


Bagi masyarakat Baduy Dalam, kain tenun punya fungsi utama sebagai bahan pembuatan baju adat. Praktiknya, mereka hanya menggunakan kain tenun yang berasal dari kapas dan warna dominan putih.


Agak berbeda dengan masyarakat Baduy Luar, kain tenun punya fungsi ekonomi sehingga melahirkan beragam motif.


Nilai


Menurut Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Jawa Barat, bagi masyarakat Baduy menenun memiliki nilai-nilai luhur dan hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Kegiatan menenun ini, bahkan dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk pendidikan bagi keturunan mereka.


Beberapa nilai yang terdapat dalam proses menenun adalah kreativitas, kedisiplinan, dan keuletan.