Sejarah RM Ampera, Rumah Makan Khas Sunda yang Legendaris

Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah RM Ampera, Rumah Makan Khas Sunda yang Legendaris

Sabtu, 19 November 2022 | 10:51 WIB Last Updated 2022-11-19T03:57:30Z


NUBANDUNG.ID
- Di Kota Bandung ada Rumah Makan Ampera. Hampir di setiap sudut kota rumah makan khas sunda selalu hadir untuk memberikan yang terbaik buat pelanggannya. Rumah makan ini sudah semakin berkembang saat memasuki tahun 2000-an.


Rumah makan yang sudah sedemikian berkembangnya ternyata berawal dari rumah makan yang sangat tidak representatif di sekitar terminal Kebonkalapa Bandung (sekarang menjadi ITC Kebun Kelapa), pada tahun 1963.


Pada 1994 Rumah Makan ini membuka cabang di Jalan Astanaanyar. Pembukaan cabang Ampera ini karena yang di Kebonkalapa sudah tidak memadai lagi. Rumah makan Ampera semakin berkembang setelah mendirikan beberapa cabang di Kota Bandung, Jawa Tengah dan Jakarta. 


Adalah H. Tatang Sujani S.Sos beserta istri, Hj. St.E. Rochaety (alm) yang merintis runmakan tersebut. Pada 1963 Tatang mulai membuka usahanya di Terminal Kebonkalapa. 


Konsep geksor, yang artinya ketika tamu datang hidangan harus sudah tersedia, yang dipilih Tatang membuahkan hasil. Pelanggan pun berdatangan ke rumah makan nasi tersebut.


H.Tatang Sujani


Ada ratusan gerai Rumah Makan (RM) Ampera yang tersebar di seluruh pelosok Jawa Barat, Jakarta, hingga Jawa Tengah. Mau tahu pemilik rumah makan ini? Ya, dia adalah H. Tatang Sujani, pria asal Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.


Bagaimana kisah sukses Tatang Sontani membangun kerajaan bisnis kulinernya? Simak kisah singkatnya sebagai berikut.


Siapa yang tak kenal dengan rumah makan masakan khas Sunda ini. RM Ampera. Rumah Makan yang awalnya adalah sebuah warung nasi di bilangan Kebun Kalapa Bandung ini kini menjelma menjadi sebuah waralaba yang memiliki ratusan cabang di Jabar, Jakarta, sampai Jateng. 


Untuk membangun jaringan rumah makan sebesar itu Tatang berjibaku dalam suka dan duka. Awalnya, Tatang dan istri, Hj. St.E. Rochaety (alm) merintis usaha warung nasi Ampera yang sangat sederhana bahkan terkesan kumuh di Terminal Kebon Kalapa, Bandung. 


Pelanggannya kebanyakan para sopir angkot. Tapi ada kelebihan warung nasi Ampera saat itu, pelayanannya sangat cepat. Setiap sopir tak harus lama-lama menunggu masakan atau hidangan. 


Dengan menerapkan model “geksor” yaitu segera menyajikan makanan begitu tamu duduk. Itu membuat para pelanggan dapat menikmati suasana warung nasi Ampera yang lebih akrab. Dan, harga yang ditawarkan sangat murah dibandingkan warung makan yang ada saat itu.


“Orang mau makan nggak mau nunggu lama. Model layanan cepat itu sudah kami terapkan sejak dulu,” kata Tatang.


Sekitar 10 tahun Tatang membuka usaha warung nasi di Terminal Kebon Kalapa. Berbarengan dengan semakin ramainya terminal Kebon Kelapa, pelanggan warung nasi Ampera bertambah banyak. Selain para sopir, pelanggan warung nasi ini juga berasal dari berbagai kalangan.


“Baik yang hanya singgah maupun dari masyarakat Bandung sendiri yang sengaja datang ke warung nasi Ampera untuk mengisi perut. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari mutu masakan, pelayanan prima serta harga masakan yang dijual di warung nasi Ampera yang cukup murah,” terangnya.


Pengunjung Membeludak


Seiring bertambahnya pelanggan, warung nasi Ampera di Kebon Kelapa tidak mampu lagi menampung para pengunjung yang membeludak. Pada pertengahan tahun 1984, akhirnya warung nasi Ampera membuka cabang pertama di Jalan Astana Anyar Bandung, yang berjarak 1 km dari Terminal Kebon Kelapa.


Usaha warung nasi Ampera pada awal tahun 1994 mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Beberapa kolega Tatang pun menawarkan kerja sama untuk membuka cabang. Berawal dari sinilah nama RM Ampera semakin banyak dikenal orang.


Di Bandung sendiri RM Ampera ada 30 outlet tersebar di beberapa titik. Sebut saja di Jln. Soekarno-Hatta, Dalem Kaum, King’s, OTISTA, Cibabat, Padalarang, Suci, Buah Batu, Pajajaran, Arcamanik, Terminal Leuwipanjang, hingga di daerah Bojongsoang Kabupaten Bandung.


Adapun cabang lain tersebar di Jakarta, Bogor, Ciamis, Sumedang, Karawang, dan Yogyakarta.


Keberhasilan RM Ampera karena mempertahankan cita rasa khas Sunda serta pelayanan prima.


“Masakan atau resep sunda merupakan warisan leluhur,” kata Tatang.


Kini, selain terus mengembangkan RM Ampera, Tatang membuka Waterpark di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Waterpark tersebut menyatu dengan rumah makan. Tarifnya pun terjangkau.


Penggemar motor gede ini, sekarang tinggal menikmati hasilnya. Usahanya diserahkan kepada anak-anaknya. Dia lebih banyak mengabdi kepada masyarakat dengan kerap menyelenggarakan kegiatan sosial.


Tatang Sujani juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari Partai Golkar. Dia juga adalah sesepuh Bikers Brotherhood MC (BBMC). 


Pertahankan Resep Menu Sunda


Rumah Makan Ampera terkenal tetap mempertahankan resep masakan sunda. Pelanggannya yang menyukai masakan khas sunda tersebut semakin keranjingan makan di sana karena harganya sangat terjangkau. 


Pelanggan rumah makan ini datang dari berbagai kalangan. Bahkan tidak hanya orang Bandung saja yang makan di sini, tapi juga orang luar Bandung yang kebetulan lagi berkunjung ke kota ini.


Tatang tidak sia-sia memutuskan untuk meninggalkan kampungnya di  Dusun Babantar, Desa Awiluar, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, merantau ke Kota Bandung. Berkat keuletannya ini usahanya semakin berkembang.


“Jangan berhenti bermimpi kalau mau sukses, tapi ingat mimpi juga harus dibarengi dengan kerja keras,” kata H Tatang.


Rumah makan Ampera di Soekarno Hatta, Rancabolang, Bandung, adalah salah satu yang paling banyak dikunjungi penggemar masakan Sunda. Rumah makan ini memiliki konsep indoor. 


Para pengunjung bisa menikmati sajian di saung-saung yang telah disediakan pengelola di halaman. Meski begitu, bagi yang tak suka suasana di luar, pengelola menyediakan tempat di dalam ruangan. ***