NUBANDUNG.ID – Indonesia sebagai negara yang memiliki puluhan suku bangsa dan jenis kebudayaan yang berbeda-beda, dengan salah satu suku terbesarnya adalah Suku Sunda. Suku ini kemudian mendiami berbagai wilayah di Jawa Barat.
Suku Sunda juga memiliki warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini seperti pada rumah adat Sunda. Tak hanya terkenal dari logat Bahasa yang khas, rumah adat Sunda juga sangat kerap diaplikasikan pada restoran Sunda yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masyarakat Sunda kerap melestarikan pengetahuan dari leluhur dengan gaya hidup tradisional dalam suatu keharmonisan dengan alam, hal ini kemudian mereka terapkan pula dalam metode pembangunan hunian, dengan menggunakan bahan-bahan lokal dari batu, bambu, kayu, bahan atap yang didominasi oleh dedaunan, serta daun-daun palem.
Rumah tradisional Sunda juga sebagian besar kerap mengambil bentuk dasar dari struktur atap pelana atau disebut juga dengan atap gaya kampung yang terbuat dari bahan-bahan dedaunan (ijuk; serat aren hitam, hateup dedaunan atau dedaunan palem) yang menutupi balok, dinding anyaman bambu, kerangka kayu dan struktur yang dibangun di atas panggung pendek.
Variasi atapnya juga dapat berupa atap pelana yang melandai. Atap pelananya dibuat menjorok dan lebih rumit ini dikenal dengan julang ngapak, artinya “burung yang mengepakkan sayapnya”.
Bentuk-bentuk rumah adat Sunda lainnya diantaranya Jubleg Nangkub, Buka Ponggok, Capit Gunting, Tagog Anjing, Badak Heuay, dan Perahu Kemureb. Ornamen ini juga umumnya termasuk ke dalam ujung-ujung atap yang berbentuk “x” atau “o” yang disebut juga sebagai capit gunting, serta sangat mirip dengan beberapa desain atap pada rumah adat Melayu.
Pada bagian samping rumah, lumbung padi ini disebut juga sebagai leuit atau dalam bahasa Sunda merupakan bangunan penting dalam masyarakat pertanian Sunda tradisional. Leuit juga berperan sangat penting pada saat upacara adat panen Seren taun.
Berikut 8 Jenis Rumah Adat yang khas di masyarakat Sunda
1. Capit Gunting
Jenis Rumah adat Sunda yang pertama adalah Capit Gunting. Diberi Nama Capit Gunting sebab bentuk dari atapnya yang mirip dengan huruf X atau gunting.
Atapnya juga terbilang cukup tinggi dengan bahan dasar pembuatan bangunan adalah dedaunan kering, hal ini ditujukan agar suhu di dalam rumah selalu dalam keadaan sejuk.
Rumah adat Capit Gunting ini sendiri telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan termasuk yang paling kuno serta lebih sulit dijumpai jika dibanding rumah adat Sunda lainnya.
Rumah Adat Sunda Capit Gunting, dapat ditemukan ke daerah Tasikmalaya.
2. Jubleg Nangkub
Rumah Adat Sunda Jubleg Nangkub merupakan rumah adat dengan ciri khas bentuk atap bertingkat dengan dinding yang terbuat dari bamboo dengan ukuran yang besar. Rumah adat Sunda Jubleg Nangkub sendiri memiliki filosofi simbol kepribadian masyarakat yang ramah, sopan, dan bersahaja.
Rumah adat ini juga kera pmelambangkan tanah yang indah, subur, dan makmur. Rumah Adat Sunda jenis Jubleg Nangkub juga banyak dijumpai di daerah Sumedang.
3. Badak Heuay
Rumah Adat Sunda Badak Heuay sebagai rumah adat Sunda yang banyak dijumpai di Sukabumi. Penamaannya sendiri diambil dari bentuk atapnya yang sangat mirip dengan badak menguap.
Rumah adat Sunda Badak Heuay ini terbuat dari bahan dasar kayu untuk bagian dinding dan lantainya. Sementara pada bagian atapnya dibuat dari genteng tanah liat.
Bagian atap ini juga terbagi menjadi dua bagian yaitu dan atap kecil yang lebih tinggi dan atap besar yang menaungi bagian belakang rumah. Perbedaan dua atap ini kemudian membuat bagian atas rumah Badak Heuay tidak terlihat simetris.
4. Perahu Kumureb
Rumah Adat Perahu Kumureb, Dari namanya telah dapat dibayangkan seperti apa bentuk bangunan dari rumah adat Sunda ini. Sesuai namanya, Perahu Kumureb ini memiliki bentuk yang mirip dengan perahu. Bentuk mirip perahu ini terdapat pada bagian atap yang menyerupai perahu terbalik.
Selain bentuknya yang unik, bentuk pada bagian badan rumah juga tak biasa. Rumah adat ini sendiri terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari bentuk trapezium pada bagian belakang dan depannya, lalu bentuk segitiga sama sisi pada bagian kiri dan kanan rumah.
Rumah adat Sunda Parahu Kumureb juga dapat dijumpai di tiga daerah yang ada di Jawa Barat, yakni Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.
5. Tagog Anjing
Rumah Adat Tagog Anjing sebagai salah satu rumah adat Sunda yang Namanya diambil dari nama hewan. Mengapa dinamakan demikian? Hal ini karena menurut masyarakat Sunda, bentuk rumahnya sengaja dibuat mirip dengan anjing yang sedang duduk atau berjongkok.
Jika dibandingkan dengan rumah adat Sunda lainnya, Rumah Adat Tagog Anjing memiliki bentuk rumah panggung dengan posisi yang lebih rendah. Ciri khasnya sendiri ada pada bangunan yang berbentuk persegi Panjang dan memanjang ke arah belakang.
Pada bagian depan rumahnya terdapat atap yang sambung menyambung untuk melindungi bagian rumah dari sinar matahari secara langsung. Rumah adat Sunda Tagog Anjing dapat dengan mudah kamu temui di daerah Garut.
6. Jalopong
Selanjutnya Rumah Adat Sunda Jolopong memiliki ciri khas bagian atap yang berbentuk seperti pelana panjang. Nama Rumah adat Jolopong ini diberikan karena bagian dalam teras rumah ini sengaja dibiarkan kosong tanpa adanya perabotan di dalamnya.
Barulah jika ada tamu, akan digelarkan tikar pada area terasnya. Rumah adat Sunda ini sendiri terdiri dari beberapa ruangan seperti bagian tengah imah atau ruang tengah, teras atau emper, bagian pankeh atau kamar, dan pawon atau dapur.
Rumah Adat Sunda Jolopong sendiri banyak ditemukan di daerah Garut.
7. Buka Pongpok
Rumah Adat Buka Pongpok menjadi rumah adat Sunda yang bagian pintu masuknya sejajar dengan salah satu ujung atap. Rumah adat ini terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan rumah adat Sunda lainnya.
Rumah Adat Buka Pongpok jika dilihat dari area depan hanya terlihat pada atap bagian depannya saja, karena area samping atap sengaja dibuat miring dan mendatar.
Berbeda dengan bagian depan atas yang berbentuk segitiga. Rumah adat ini terbuat dari kayu untuk pondasi, genteng dari material tanah liat, dan anyaman bambu untuk bagian dindingnya.
8. Julang Ngapak
Rumah adat Sunda yang terakhir adalah Julang Ngapak dengan makna sebagai burung yang sedang mengepakkan sayap. Penamaan ini dikarenakan posisi atap rumah yang kerap melebar ke arah samping seperti burung yang sedang mengepakkan sayapnya.
Dari bentuk atapnya saja kita sudah dapat melihat keunikan dari arsitektur bangunannya. Untuk bagian atapnya ini d Rumah adat Sunda Julang Ngapak ini dibuat dari bahan alang-alang, ijuk, dan daun rumbia.
Sementara bagian dinding dan kerangka yang terbuat dari campuran bamboo dan kayu. Rumah adat Julang Ngapak sendiri dapat dijumpai di daerah Tasikmalaya dan Kuningan. Meski telah memasuki zaman modern, namun adat istiadat serta warisan budaya harus tetap dilestarikan. ***