Dago Sebagai Sentra Gula Berkualitas

Notification

×

Iklan

Iklan

Dago Sebagai Sentra Gula Berkualitas

Rabu, 18 Januari 2023 | 14:59 WIB Last Updated 2023-01-18T08:01:27Z

Hingga 1910, di persimpangan Jalan Dago dan Jalan R.E. Martadinata masih terdapat kebun kelapa yang cukup luas. Sumber: Peta Bandoeng en omstreken (1910, D E 29,5).



Oleh. ATEP KURNIA*


NUBANDUNG.ID - Dari peta Bandoeng (1905) dan Bandoeng en omstreken (1910) yang disusun oleh Topographisch Bureau dan Topographisch Inrichting di Batavia, saya jadi tahu bahwa hingga 1910, daerah Dago merupakan daerah yang relatif kosong. 


Di kanan-kiri Jalan Dago, yang melewati Kebon Kalapa, Nangkasoeni Hilir, Sadang Kidoel (lahan kosong), Sadang Kaler, Nangkasoeni Girang, Krobokan, Baloeboer, Simpang, Lebakgede, Simpang, Lebaklarang, Tjoblong, Nagrak, Parabon, merupakan area sawah dan kebun.


Bahkan dari peta Bandoeng en omstreken (1910), saya mendapati di persimpangan Dago-weg (Jalan Dago) dengan Riouw-straat (Jalan Riau, sekarang Jalan R.E. Martadinata) merupakan kebun kelapa yang cukup luas. 


Di area kebun tersebut ada rumah batu-bata dan di sebelah timurnya pun kompleks rumah dari batu-bata. Demikian juga di sebelah baratnya, hingga ke atasnya ke daerah Sadang Kidoel merupakan kompleks perumahan batu-bata.


Fakta bahwa daerah Dago, paling tidak hingga 1910, masih merupakan daerah persawahan dan perkebunan, saya pikir dapat menerangkan mengapa pada tahun 1896, penulis R.B.M. menyatakan bahwa Dago merupakan sentra penghasil gula yang bereputasi baik, dengan kata lain Dago merupakan pusat penghasil gula yang berkualitas.


R.B.M. menuliskan kesan tersebut dalam artikelnya yang berjudul “De inlandsche nijverheid der Preanger” (kerajinan bumiputra di Priangan). Semula artikelnya dimuat dalam koran De Preanger-bode, kemudian dimuat ulang seluruhnya dan sebagian dalam koran Java-bode dan De Locomotief edisi 7 Oktober 1896. 


Kata R.B.M., “De suiker van Dago, in de nabije der kotta, heeft een goeden naam” (gula Dago, di dekat kota [Bandung] mempunyai reputasi yang baik).


Tidak mengherankan bila kemudian pada 4 Februari 1907, tersiar kabar ada yang membuat permohonan agar dapat mendirikan pabrik gula di Desa Dago, Distrik Ujungberung Kulon, Afdeling Bandung, kepada pemerintah Keresidenan Priangan. 


Menurut, Archief voor de suikerindustrie in Nederlandsch-Indië: Bijblad (1907), pengoperasian pabrik gula tersebut merupakan hasil kesepakatan antara pemilik modal dengan penduduk Desa Dago (“4 Februari 1907, het verzoek is gedaan om in de dessa Dago, district Oedjoengbroengkoelon, afdeeling Bandoeng, eene op overeenkomsten met de bevolking werkende suikeronderneming in werking te mogen brengen en dat tot het arbeidsveld”).


F.W.R. Diemont sang pendiri “'t Huis te Dago” atau “Huize Dago” yang setelah menikah dengan E. Paulick di Bandung pada 8 Februari 1912 (Bataviaasch nieuwsblad, 7 Februari 1912), agaknya membaca peluang bisnis dari potensi gula aren yang ada di wilayah Dago. Oleh karena itu, paling tidak sejak 13 Juli 1912, dia memasang iklan penyediaan gula aren Priangan atau gula jawa di ‘t Huis te Dago.


Katanya, “Preanger Aren Suiker (Goela Djawa) prachtige kwaliteit-licht van kleur-duurzaam hard- in plat ronde schijven bijzonder geschikt ter verzending naar EUROPA. Rembourszending van minstens 15 pond tegen den prijs van f 0.25 per pond franco Bandoeng, 't Huis te Dago 5634 bij Bandoeng” (gula aren Priangan [gula jawa] berkualitas baik, terang warnanya, tahan lama, cakramnya rata, cocok untuk dikapalkan ke Eropa. Pemesanan paling tidak sebanyak 15 pon dengan harga per ponnya 0,25 gulden, yang dibayar di Bandung, yaitu di 't Huis te Dago). 


Demikian iklan yang tertera dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie (13 Juli 1912).


Nampaknya, gula aren dari Dago memang komoditas yang terus dijajakan oleh Diemont sebagai barang unggulan. Terbukti hingga 1915, dari Huize Dago, ia masih menjagokan gula jawa dari sekitar Dago dalam iklan yang dipasangnya pada koran De Preanger-bode, di samping susu sapi segar. 


Dalam iklannya tertulis, “MELKERIJ DAGO houdt zich beleefd aanbevolen voor de levering van znivere, versehe koemelk; ook prachtige arensuiker, gekorreld en in stukken” (Dengan rendah hati, Melkerij Dago menyediakan susu sapi segar, juga gula yang bagus, dalam bentuk butiran maupun potongan).





*Peminat literasi dan budaya Sunda.