Perjalanan Demokrasi Indonesia Perlu Well-Informed Citizens

Notification

×

Iklan

Iklan

Perjalanan Demokrasi Indonesia Perlu Well-Informed Citizens

Kamis, 22 Februari 2024 | 08:27 WIB Last Updated 2024-02-22T01:27:37Z




Asep Muhamad Iqbal, Direktur Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung. 


NUBANDUNG.ID -- Sejak mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia telah memulai jalan demokrasi, menegaskan prinsip bahwa kekuasaan pemerintahan terletak pada rakyat. Namun, realisasi demokrasi yang kuat tergantung pada partisipasi aktif dari well-informed citizens atau warga negara yang berpengetahuan. 


Ketika Indonesia sudah melakukan pemilihan umum pada 14 Februari 2024 lalu, kebutuhan akan well-informed citizens ini menjadi lebih mendesak untuk diwujudkan. 


Tulisan ini hendak menjelaskan pentingnya well-informed citizens dalam proses menuju demokrasi Indonesia yang sehat dan menguraikan strategi untuk menumbuhkan pemilih yang berpengetahuan sebagai jalan menuju ke cita-cita luhur itu. 


Dalam demokrasi, warga negara yang berpengetahuan berfungsi sebagai batu fondasi pemerintahan yang efektif. Mereka adalah warga negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan untuk membuat keputusan yang beralasan di kotak suara, memastikan bahwa pilihan mereka selaras dengan nilai-nilai mereka, kepentingan, dan kebaikan masyarakat yang lebih besar. Selain itu, warga negara yang berpengetahuan dilengkapi oleh nalar sehat untuk memastikan pemimpin negara yang terpilih bertanggung jawab, selaras ucapan dan tindakan mereka dan komitmen pada kebijakan yang memajukan kesejahteraan masyarakat. 


Dalam konteks pemilihan umum 2024 ini, pentingnya kewarganegaraan yang berpengetahuan ini semakin mendesak. Karena Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, mulai dari ketidaksetaraan ekonomi hingga kerusakan lingkungan, pemilih harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu mendesak dan solusi yang mesti dilakukan. Warga yang berpengetahuan  sangat penting untuk dapat memahami kerumitan sistem politik, membedakan antara retorika dan substansi, dan membuat penilaian yang berpengetahuan tentang kualifikasi dan integritas kandidat presiden, wakil presiden dan anggota parlemen. 


Upaya-upaya Nyata 

Untuk menumbuhkan warga negara yang berpengetahuan, diperlukan dilakukannya upaya-upaya nyata berikut ini. 

Pertama, meningkatkan pendidikan politik. Menumbuhkan warga yang berpengetahuan harus dimulai dengan inisiatif pendidikan politik yang komprehensif. Sekolah, universitas, dan organisasi masyarakat harus memprioritaskan pendidikan sipil, membekali warga dengan pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis yang diperlukan untuk memahami proses politik, menganalisis proposal kebijakan, dan berpartisipasi dalam debat publik. Dengan mengintegrasikan kurikulum politik komprehensif ini ke dalam program pendidikan, Indonesia dapat memberdayakan generasi mendatang untuk menjadi peserta aktif dalam demokrasi. 


Kedua, meningkatkan akses informasi. Akses ke informasi yang akurat adalah dasar bagi tumbuhnya kewarganegaraan yang berpengetahuan. Media, baik tradisional maupun digital, memainkan peran penting dalam menyebarkan berita dan analisis ke publik. Namun, di tengah penyebaran informasi yang salah dan disinformasi, ada kebutuhan mendesak untuk mempromosikan literasi media dan memastikan integritas praktek jurnalistik. Badan-badan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan perusahaan teknologi harus bekerja sama untuk memerangi disinformasi dan mempromosikan ekosistem media yang ditandai dengan transparansi dan akuntabilitas. 


Ketiga, mendorong diskursus sipil.  Diskursus sipil berfungsi sebagai darah hidup demokrasi karena memungkinkan warga untuk bertukar perspektif yang beragam, mendiskusikan ide-ide, dan mencari titik temu bersama. Ketika Indonesia mendekati pemilihan umum 2024, sangat penting untuk mempromosikan lingkungan yang mendukung dialog dan perdebatan yang saling menghormati. Forum komunitas, pertemuan dewan kota, dan platform online dapat berfungsi sebagai tempat bagi warga untuk terlibat dalam diskusi konstruktif, berbagi pandangan mereka, dan bahkan menantang narasi yang ada. 


Keempat, memfasilitasi keterlibatan warga negara. Keterlibatan aktif warga negara sangat penting untuk memastikan tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses pemilihan. Pemerintah, partai politik, dan organisasi masyarakat sipil harus melakukan inisiatif untuk memfasilitasi pendidikan politik bagi warga negara dan partisipasi mereka. Selain itu, upaya untuk meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat yang termarginalisasi, termasuk penduduk pedesaan dan orang-orang dengan disabilitas, sangat penting untuk memastikan bahwa semua warga memiliki kesempatan untuk menggunakan hak politik mereka. 


Menjadi Pemilih Yang Berpengetahuan

Pada saat Indonesia menghadapi pemilihan umum pada tahun 14 Februari 2024 ini, menumbuhkan warga negara berpengetahuan berarti menciptakan pemilih yang berpengetahuan (well-informed voters) menjadi tujuan utama dalam melindungi integritas demokrasi dan legitimasi pamilihan presiden, wakil presiden dan anggota parlemen di daerah dan pusat. Jalan menuju tujuan ini tentu saja terjal dan penuh tantangan. Namun, ini tidak semestinya membuat kita berputus asa dan menyerah. Berbagai upaya bisa dilakukan untuk dengan penuh komitmen dan kesabaran oleh warga negara yang bertanggung jawab untuk menjadi pemilih yang berpengetahuan. 


Pertama, tetap perbarui diri dengan sumber berita yang dapat diandalkan tentang para kandidat. Warga negara mengkonsumsi berita secara teratur tentang para kandidat dari sumber-sumber terkemuka yang mematuhi standar jurnalistik dalam hal akurasi, kejujuran, dan objektivitas. Ini termasuk media sosial, aplikasi pertemanan, situs berita, siaran televisi, dan program radio yang dikenal karena komitmen mereka terhadap laporan fakta dan data, khususnya yang berkaitan dengan para kandidat, 


Kedua, diversifikasi sumber berita tentang kandidat. Warga negara menghindari mengandalkan hanya satu media berita atau platform media sosial untuk informasi semua kandidat presiden, wakil presiden dan anggota parlemen. Cari berbagai perspektif dan sudut pandang untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang isu-isu politik dan kandidat. Ini mungkin melibatkan membaca artikel dari publikasi yang berbeda tentang kandidat, mengikuti wartawan dengan latar belakang dan keahlian yang beragam, dan mengeksplorasi sumber berita internasional untuk perspektif global. 


Ketiga, verifikasi informasi tentang kandidat. Dalam era maraknya informasi palsu dan berita palsu, sangat penting setiap warga negara memverifikasi keakuratan informasi tentang para kandidat sebelum menerimanya sebagai kebenaran. Situs web dan organisasi yang memeriksa fakta dapat membantu mengkonfirmasi validitas klaim dan membongkar informasi palsu atau menyesatkan yang banyak beredar online. 


Keempat, memahami platform politik para kandidat. Warga negara diharapkan meluangkan waktu untuk meneliti platform dan kebijakan partai politik dan para kandidat, mengetahui dan mengeritisi pandangan mereka pada isu-isu kunci seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan keadilan sosial. Di sini, penting untuk bisa melihat di luar slogan kampanye dan retorika untuk memahami substansi posisi mereka dan sejauh mana sejalan dengan nilai dan prioritas rakyat. 


Kelima, mengikuti forum publik. Warga negara memanfaatkan kesempatan untuk mendengar langsung dari para kandidat melalui forum publik, pertemuan di parlemen, dan debat. Acara-acara ini memberikan wawasan tentang posisi kandidat, gaya komunikasi, dan kemampuan untuk menangani berbagai isu mendesak dan kepentingan rakyat. 


Keenam, memilih berdasarkan nilai-nilai dan prioritas. Pada akhirnya, pemilih yang berpengetahuan membuat keputusan memilih kandidat berdasarkan nilai-nilai yang diyakini, prioritas, dan informasi yang telah mereka kumpulkan. Mereka mempertimbangkan bagaimana platform masing-masing kandidat sejalan atau tidak dengan keyakinan dan aspirasi mereka untuk kepentingan negara dan demokrasi.


Sebagai kesimpulan, dengan mempromosikan pendidikan politik, meningkatkan akses informasi, mendorong wacana sipil, dan memfasilitasi keterlibatan pemilih, Indonesia dapat memberdayakan warga negaranya untuk memenuhi peran mereka sebagai peserta aktif dalam proses demokrasi. Melalui upaya kolektif untuk memelihara kewarganegaraan yang berpengatahuan, Indonesia dapat memperkuat dasar-dasar demokrasi dan membentuk jalur menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih adil.


Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan secara aktif terlibat dalam proses demokrasi, warga negara Indonesia dapat menjadi pemilih yang berpengetahuan yang mampu membuat keputusan yang bijaksana dan terinformasi di kotak suara. Dengan ini semua,  terwujudnya demokrasi yang berintegrasi dan hasil pemilu yang berlegitimasi bukan hal yang mustahil.