NUBANDUNG.ID -- Mengakhiri bulan Juni 2025 dengan semangat akademik yang membara, Rumah Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Kelas Menulis dan Workshop Academic Writing yang terbuka untuk umum tanpa biaya.
Dengan menghadirkan narasumber utama Adhan Efendi, seorang pakar publikasi ilmiah sekaligus kandidat doktor di National Chin-Yi University of Technology, Taiwan.
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di YouTube, Senin (30/6/2025) ini sukses menyita perhatian ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga peneliti.
Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Rumah Jurnal, Hamdan Sugilar, yang menegaskan pentingnya peran Rumah Jurnal sebagai pusat penguatan budaya menulis dan publikasi ilmiah di lingkungan UIN Bandung.
Workshop dibuka secara resmi oleh Wahyudin Darmalaksana, selaku penanggung jawab Kelas Menulis. Dalam sambutannya, Yudi sapaan akrabnya menyampaikan bahwa kegiatan menulis merupakan bagian dari pengabdian akademik sekaligus kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
“Karya ilmiah adalah warisan pengetahuan. Jangan berhenti menulis, karena di setiap tulisan terdapat jejak ilmu dan kontribusi nyata,” tegasnya.
Pada sesi inti, Adhan Efendi membawakan materi bertajuk “Tips dan Trik Publikasi Scopus Q1–Q4 Gratis”. Kandidat doktor ini menekankan bahwa publikasi ilmiah seharusnya tidak hanya berorientasi pada penerbitan, tetapi juga harus dibaca dan disitasi oleh komunitas akademik global.“Write to be read and cited, not just published,” ungkapnya, menegaskan pentingnya membangun reputasi ilmiah secara strategis dan berkelanjutan.
Banyak jurnal terindeks Scopus khususnya yang berbasis langganan (subscription-based) tidak memungut biaya Article Processing Charge (APC). Oleh karena itu, mendorong peserta untuk memulai dari jurnal Q3 atau Q4 yang cenderung lebih terbuka bagi penulis pemula. Namun demikian, tetap menekankan bahwa kualitas naskah adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan publikasi.
Adhan memaparkan cara mengenali jurnal bereputasi dan menghindari jurnal predator. Menurutnya, jurnal bereputasi umumnya:
1. Terindeks di Scopus (SJR/CiteScore
2. Memiliki editorial board yang kredibel
3. Menjalankan proses peer-review yang ketat
4. Menjaga standar etika dan akademik secara transparan.
Sebaliknya, jurnal predator biasanya:
1. Mengklaim indeksasi palsu
2. Menawarkan proses penerimaan artikel yang sangat cepat
3. Tidak menjalankan peer-review secara layak
4. Lebih fokus pada keuntungan finansial daripada kualitas ilmiah
Untuk memastikan keabsahan jurnal, Adhan menyarankan para peserta untuk melakukan pengecekan langsung melalui platform resmi seperti Scimago (scimagojr.com) dan Clarivate (mjl.clarivate.com).“Pentingnya memeriksa keberadaan DOI, validitas situs jurnal, serta kualitas artikel-artikel yang telah diterbitkan sebelumnya,” pungkas Adha.