Resmi Dimulai, Penelitian Prasasti Cikapundung Angkat Sejarah Tersembunyi Kota Bandung

Notification

×

Iklan

Iklan

Resmi Dimulai, Penelitian Prasasti Cikapundung Angkat Sejarah Tersembunyi Kota Bandung

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:24 WIB Last Updated 2025-07-15T03:24:18Z



NUBANDUNG.ID -- Penelitian terhadap batu yang diduga sebagai Prasasti Cikapundung Tamansari resmi dimulai pada 9 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga 18 Juli 2025. Penelitian ini menjadi langkah penting dalam mengungkap warisan sejarah yang tersembunyi di tengah permukiman padat Kota Bandung.


Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, melibatkan tim multidisiplin yang terdiri dari arkeolog, epigraf, konservator, dan antropolog. Fokus penelitian adalah sebuah batu yang terletak di Kampung Cimaung, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, tepat di tepi Sungai Cikapundung—salah satu kawasan bersejarah di Kota Bandung.


Untuk memastikan keaslian dan konteks arkeologisnya, tim peneliti melakukan ekskavasi langsung di lokasi penemuan.


Batu tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1959 oleh warga bernama Oong Rusmana. Sejak awal, batu itu menarik perhatian karena memuat dua baris tulisan yang diduga beraksara Sunda Kuna. Bagian batu yang tampak di permukaan berukuran panjang 180 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 55 cm, sementara sebagian besar lainnya masih tertanam dalam tanah.


Keberadaan tulisan tersebut memunculkan dugaan bahwa batu ini merupakan prasasti peninggalan masa lalu yang belum banyak dikenal publik. Dalam konteks sejarah Sunda, temuan ini berpotensi menjadi bukti penting mengenai aktivitas permukiman atau keagamaan di kawasan Cikapundung pada masa lampau.


Selama beberapa dekade terakhir, batu ini telah dikaji oleh sejumlah akademisi, di antaranya Nandang Rusnanda, Titi Surti Nasriti, Anton Ferdianto, dan Muhammad Zakaria Hidayat. Namun hingga kini, belum ada kesimpulan pasti mengenai periode sejarah maupun keaslian aksara pada prasasti tersebut. Perdebatan ilmiah terkait hal ini masih terus berlangsung.


Melalui ekskavasi dan kajian terbaru, tim peneliti berharap dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat. Selain memastikan usia dan keaslian prasasti, penelitian ini juga diharapkan dapat mengungkap konteks budaya dan sosial masyarakat masa lalu yang meninggalkan jejak di kawasan Cikapundung.