Tingkatkan Kecakapan Digital, UIN Bandung Gelar Seminar Filsafat Teknologi Bersama Prof. Inung ////]]>

Notification

×

Iklan

Iklan

Tingkatkan Kecakapan Digital, UIN Bandung Gelar Seminar Filsafat Teknologi Bersama Prof. Inung

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:47 WIB Last Updated 2025-10-23T02:47:00Z
Affiliasi


NUBANDUNG.ID – Dalam upaya memperkaya wawasan mahasiswa menghadapi tantangan era digital, Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Teknologi bertajuk “Filsafat Teknologi”, menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. (Sekretaris BMBPSDM Kementerian Agama RI). Kegiatan berlangsung di Aula Perpustakaan UIN Bandung, Rabu (22/10/2025).


Dalam sambutannya, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar yang menggabungkan dua bidang besar filsafat dan teknologi.

“Saya atas nama pimpinan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Materi yang unik karena membahas teknologi dari sudut pandang filsafat, yang biasanya mengkaji hal-hal yang ‘melangit’. Sudah tepat mengundang Prof. Inung, seorang ahli filsafat,” tegasnya.


Menurutnya, penggabungan antara ilmu teknologi dan filsafat merupakan langkah penting untuk membentuk insan akademik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi bijak secara moral.


“Teknologi berkembang dengan sangat cepat. Namun tanpa kebijaksanaan, kemajuan itu bisa kehilangan arah. Melalui pendekatan filsafat, kita diajak memahami makna di balik teknologi agar penggunaannya tetap berpihak pada kemanusiaan dan nilai-nilai etika,” jelasnya.


Dalam pemaparannya, Prof. Inung, sapaan akrabnya mengajak peserta untuk melihat teknologi bukan sekadar alat atau produk modern, tetapi sebagai fenomena budaya yang mencerminkan cara berpikir dan hidup manusia.


“Filsafat membantu kita bertanya lebih dalam: mengapa teknologi hadir, dan bagaimana ia membentuk kehidupan kita. Dengan pemahaman itu, kita tidak hanya menjadi pengguna, tetapi pengarah perkembangan teknologi,” ungkapnya.


Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini menegaskan bahwa “Teknologi adalah perangkat dari ilmu pengetahuan ketika sudah diimplementasikan.” Basis ilmu pengetahuan yang berlandaskan hukum kausalitas melahirkan berbagai cabang ilmu, termasuk teknologi. Namun, menurutnya, tidak ada standar ilmu yang melampaui standar relatif.


Contohnya, saat ilmu pengetahuan menetapkan bahwa besi memuai ketika panas sehingga rel kereta dibuat berjarak, hal itu menunjukkan keteraturan hukum alam. Namun, tetap ada batas pengetahuan manusia yang tak mampu menjawab “mengapa alam berperilaku seperti itu?” Karena itu, “Perlu ada tauhid di atas ilmu,” bebernya.


Prof. Inung mengingatkan bahwa teknologi merupakan “DNA” dari setiap perubahan peradaban. Dari mesin uap, listrik, komputer, internet, hingga artificial intelligence, selalu ada inovasi yang membawa dampak positif dan negatif.


“Manusia yang akan bertahan adalah manusia yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Ketika ilmu pengetahuan menyentuh batas, tempatkan tauhid di atas ilmu. Ingat, manusia hanyalah 0,0 tak hingga dari semesta ini. Apa yang mau disombongkan?,” ujarnya.


Ketua Jurusan Teknik Informatika, Dr. Dian Sa’adillah Maylawati, S.Kom., M.T., menjelaskan bahwa seminar ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Santri 2025 sebagai ikhtiar bersama untuk meningkatkan wawasan mahasiswa di tengah dinamika era digital.


“Kolaborasi antara filsafat dan teknologi menjadi ruang reflektif agar mahasiswa Informatika tidak hanya piawai secara teknis, tetapi juga memiliki kedalaman berpikir dan kebijaksanaan moral,” tuturnya.


Seminar ini turut dihadiri Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, para Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, jajaran dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.


“Jujurly, sempat nge-blank saat jadi moderator Prof. Inung, karena teori filsafatnya begitu membumi. Terima kasih Prof. Inung yang berkenan hadir di sela jadwal padatnya, Pak Rektor yang selalu membersamai, serta teman-teman dosen, tendik, mahasiswa, dan volunteer Sakti Podcast yang sigap menyiapkan acara ini,” ungkapnya.


Pengelola Rumah Jurnal ini menegaskan pesan penting dari seminar bersama Prof Inung. “Setiap ilmu memiliki dalilnya masing-masing. Kolaborasi dan integrasi antarilmu sangat baik, tapi tidak perlu dipaksakan. Jadilah pakar di bidang masing-masing, terutama teman-teman Informatika. Semua menjadi ibadah kok,” pungkasnya.