Sajak: Figura Suci Tak Tersentuh

Notification

×

Iklan

Iklan

Sajak: Figura Suci Tak Tersentuh

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 08:53 WIB Last Updated 2022-09-09T01:43:04Z


Andai sang wali itu menjadi model iklan kesucian. Hanya kupandangi tanpa rasa kagum. Hanya kupelototi tanpa keinginan menirunya. Dan, tak kubalik-balikkan meskipun Engkau menyuruh meneladaninya.

Tak seperti figura yang memampang gambar perjaka tampan. Kebugaran tubuhnya. Ketampanan wajahnya. Kemolekan badani-jasadnya. Menyihirku dalam pandangan hedonistik. Histeria pertemuan fisik juga adalah soal biasa.

Tapi engkau, ya, Manusia suci, kala lukisanmu dijual ribuan uang duniawi. Kala itu pula bentuk kesucianmu menjadi tak berarti. Tak disentuh. Tak tersentuh gerak jasadku. Tak mendorongku mensucikan diri dari segala keangkuhan dan keserakahan. Duniawi sesaat membelengguku hingga figura suci yang mengabstrak tenggelam dalam “ramai-riuh” spontanitas profani.

Sekarang figura suci sealam jagat itu penuh sarang laba-laba. Tak ada yang menyentuhnya. Mengelusnya. Atau sekadar menyapunya dari debu beterbangan.
Sekarang, figura sucimu ramai dijual. Sepi pengunjung yang sadar bahwa dibalik kesucianmu ada bertumpuk kearifan hidup. Ijinkanlah, Tuhan, kusentuh dan kuraba kesucian figura yang Engkau cipta itu?

Tapi, sebelum itu, mohon diterima pengaduanku.

20 tahun lamanya figura-Mu itu telah kukhianati…dan kucampakkan dari Titik-Mu yang pancarkan keagungan tak terbandingi.***
 

08 Desember 2008