Asep Sunandar Sukana, Pelanjut Dalang Wayang Golek

Notification

×

Iklan

Iklan

Asep Sunandar Sukana, Pelanjut Dalang Wayang Golek

Minggu, 30 Januari 2022 | 14:38 WIB Last Updated 2022-01-30T07:38:29Z


NUBANDUNG
- Asep Sunandar Sukana, Sang maestro wayang golek di Indonesia, merupakan anak ketujuh dari 13 bersaudara dari pasangan suami-istri Abeng Sunarya (Abah Sunarya) dan Tjutjun Jubaedah (Abu Tjutjun).


Meskipun dalang kondang ini sudah lama wafat, tapi karya dan kreativitasnya dalam seni tradisi wayang golek tetap lestari sampai sekarang. Selain itu, dalam setiap pertunjukannya, ki dalang Asep Sunadar juga sering menyisipkan petuah-petuah agama dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami penonton.


Biasanya, petuah-petuah agama tersebut disampaikan melalui tokoh Cepot. Asep dikenal sebagai dalang yang identik dengan tokoh wayang bermuka merah ini dari sejak kemunculannya sebagai dalang hingga beliau wafat.


Asep Sunandar lahir di Bandung, Jawa Barat pada 3 September 1955, ia begitu menyatu dengan dunia wayang golek yang ia gelutinya. Tak heran jika penghargaan demi penghargaan, baik tingkat lokal, provinsi, nasional, maupun mancanegara telah ia dapatkan.


Ia merupakan pria yang mempopulerkan tokoh wayang golek Cepot di Indonesia. Tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya, mungkin Cepot tidak akan sepopuler sekarang ini. Dengan kreativitas dan inovasinya, ia berhasil meningkatkan lagi derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang.


Materi dan ketenaran ia dapatkan dari hasil berjuang tanpa henti, dengan menghadapi berbagai dinamika kehidupan yang sering kali tidak menyenangkan. Suka dan duka telah menemani kehidupan sehari-harinya dalam menggeluti dunia wayang golek di Indonesia.


Asep yang memiliki nama kecil Sukana, dalam perilaku kesehariannya sudah menampakan sosok pribadi yang kreatif dan dinamis dalam bergaul bersama teman-temannya. Namun saat dia masuk sekolah menengah pertama (SMP), kegiatan belajarnya banyak terganggu oleh hobinya mendalami ilmu pedalangan.


Termotivasi ayah dan kakaknya


Tekadnya untuk segera bisa mendalang termotivasi oleh ayahnya Abah Sunarya dan Kakaknya Ade Kosasih Sunarya. Selain itu, Asep juga menimba ilmu pedalangan dari Cecep Supriadi, dalang kondang dari Karawang.


Asep Sukana yang hidup dalam belaian Ma Jaja yang merupakan adik dari ayahnya menganggap bahwa Ma Jaja adalah ibu kandungya sendiri. Sekitar 16 tahun Asep Sunandar tidak pernah tahu siapa sesungguhnya orang tua kandungnya.


Asep telah menorehkan prestasi yang luar biasa, di antaranya sebagai juara Dalang Pinilih I Jawa Barat di Bandung tahun 1978 dan di 1985 Asep terpilih menjadi Dalang Juara Umum tingkat Jawa Barat serta memboyong Bokor Kencana.


Pengalaman Asep tak hanya sampai di situ. Dalam kondang ini juga melakukan muhibah ke luar negeri tercatat pada 1986 sebagai Duta Kesenian ke Amerika Serikat. Pada 1993, Institut International De La Marionnete di Prancis meminta Asep Sunandar menjadi Dosen Luar Biasa selama dua bulan dan diberi gelar Profesor oleh Masyarakat Akademis Prancis. Tahun 1994 merupakan pentas terakhirnya keliling negara-negara di kawasan Eropa.


Ia telah berjasa dalam kesenian Indonesia terutama kesenian wayang golek warisan seni dan budaya milik masyarakat Jawa Barat. Konsep serta kreativitas pertunjukan wayang goleknya memiliki gaya dan warna tersendiri dibandingkan dengan yang lainnya.


Zaman digital saat ini, video pertunjukan wayang golek Asep Sunandar bisa dengan mudah dicari di laman Youtube. Di situ tersedia video yang full ataupun yang hanya potongan-potongan saja. Semuanya bisa mengakses.


Diolah dari Republika Online