Gerbang Masa Depan Insan Paripurna

Notification

×

Iklan

Iklan

Gerbang Masa Depan Insan Paripurna

Jumat, 28 Mei 2021 | 09:24 WIB Last Updated 2021-06-03T04:56:29Z


NUBANDUNG - Sistem Seleksi Elektronik (SSE) dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2021 dinilai sudah baik dan pelaksanaan berjalan lancar. Ke depan, sistem ini perlu dikembangkan untuk menjadi gerbang masa depan insan paripurna. Caranya dengan menjaring siswa yang memiliki kecakapan baca tulis Al-Quran (BTQ), wawasan kebangsaan, agen moderasi beragama dan non-muslim bisa kuliah di bawah lingkungan Kementerian Agama.


Sekretrais Jenderal Kementerian Agama, Prof. Nizar Ali, M.Ag menegaskan “sistem IT sudah bagus, terbukti dengan pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar dengan baik dan sukses tidak ada dalam sejarahnya perjokian. Ini membuktikan sistemnya terstruktur, terencana dan saya sangat mengapresiasi kepada panitia, pengawas yang sudah melaksanakan ujian dengan baik, lancar,” tegasnya saat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan UM-PTKIN 2021 yang dipandu oleh Koordinator Pokja Kesekretariatan, Prof. Rosihon Anwar, di Sekretariat Nasional SPAN-UM PTKIN, Gedung Lecture Hall Lantai 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis (27/05/2021).


Sesuai arahan dari Menteri Agama keberadaan kampus harus ikut mensukseskan program-program prioritas Kemenag: penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, cyber Islamic university, kemandirian pesantren, dan religiosity index.


“Untuk sistem UM-PTKIN harus bersedia memberikan peluang kepada non-muslim untuk bisa kuliah di kampus dan siswa yang masuk diharapkan dapat menjadi agen moderasi beragama karena di lingkungan Kemenag tidak hanya milik satu agama, tapi ruhnya agama Islam,” paparnya.


Untuk menjadikan studi Islam terbaik, “Jaring mahasiswa lintas agama dan rumah moderasi diisi oleh mahasiswa tadi. Jadilah agen moderasi beragama untuk semua agama, kita tidak boleh mengkotak-kotak antar agama, ini saya rasa jadi penting untuk menjadikan kampus terbaik di bidang studi Islam,” jelasnya.


Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Muhamad Ali Ramdhani menegaskan melalui seleksi ini diharapkan dapat melahirkan “anak-anak terbaik sebagai insan paripurna kelak yang memberikan layanan pendidikan Islam berkualitas, pendidikan terbaik,” tandasnya.


Upaya mencetak insan-insan terbaik ini dapat kita lihat dari pelaksanaan UM-PTKIN yang berjalan dengan baik, “sesuai koridor, perencanaan, kamera yang menyala mengingatkan kita untuk tidak contek-contekan, jika ada langsung ditindak tegas dari penitia. Sukses buat semuanya karena tidak ada superman, tapi yang ada super team,” ujarnya.


Apa yang kita lakukan ini selasar dengan apa yang direncanakan, “mudah-mudahan sistem ini dapat menghadirkan kader-kader terbaik dalam bingkai Islam rahmatan lil alamin,” optimisnya.


Ketua Panitia UM-PTKIN  Prof. Mahmud mengatakan, minat peserta UM PTKIN tahun 2021 sangat tinggi. Total ada 115.315 pendaftar UM PTKIN. Dari jumlah itu, yang melakukan proses pembayaran sebanyak 101.738 orang. 


“Sedangkan yang melakukan finalisasi serta berhak mengikuti Ujian Masuk PTKIN ini sebanyak 100.038 orang,” terangnya.


Peserta UM-PTKIN melakukan ujian secara daring dari rumah masing-masing dengan menggunakan perangkat smartphone/tab/notebook/laptop/Personal Computer dengan syarat perangkat memiliki kamera dan speaker aktif.


“Jumlah yang sudah menyelesaikan SSE secara nasional dari sesi 1 sampai 9 sebanyak 95.342 (95,3%) dari jumlah peserta 100.038 orang. Peningkatkan 95,3% ini dugaan yang tidak ikut karena sudah lulus melalui jalur lain dan diterima di perguruan tinggi, harapan bisa naik pada saat herregistrasi. Saya mengucapkan terimakasih kepada pengawas, panitia lokal, atas kerja pengawas yang disiplin dan pelaksanaannya berjalan dengan lancar,” tuturnya.


Dengan adanya mata uji baru berupa baca tulis  al-Quran (BTQ) diharapkan mahasiswa yang masuk ke PTKIN sudah selesai dengan bacaan al-Qurannya.


“Selain itu terdapat materi wawasan kebangsaan, sehingga keberadaan mahasiswa tidak bermasalah lagi dengan keutuhan NKRI. Juga materi moderasi beragama, harus kita berikan, sehingga keberadaan kampus jauh dari anggapan sebagai sarang radikal,” ungkapnya.


Dalam acara monitoring dan evaluasi UM-PTKIN 2021 dilakukan proses tegur sapa dan laporan panitia lokal dari 58 PTKIN dan 1 Fakultas Agama Universias Singaperbangsa Kerawang yang dilakukan secara daring dan dihadiri para Wakil Rektor, Kepala Biro, Dekan serta Wakil Dekan I di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.