Dadang Supriatna: Ayam Shamo Potensial Secara Ekonomi

Notification

×

Iklan

Iklan

Dadang Supriatna: Ayam Shamo Potensial Secara Ekonomi

Minggu, 20 Juni 2021 | 19:03 WIB Last Updated 2021-06-20T12:03:05Z


NUBANDUNG
– Jika dilihat dari sejarahnya, ayam shamo memang bukan berasal dari Indonesia. Namun dengan karakter khas yang dimiliki ayam shamo, seperti tubuh yang tinggi kekar, berotot kuat dan bermata putih, menyebabkan ayam jenis ini mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, dan mendapat tempat khususnya di hati masyarakat Kabupaten Bandung.


Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap, kecintaan terhadap ayam shamo yang diawali dari hobi berorientasi prestasi itu, harus benar-benar dikembangkan ke arah peningkatan produktivitas. Dengan begitu akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.


“Perkembangan ayam shamo di Indonesia, walaupun baru dimulai sekitar enam tahun yang lalu, ternyata sangat menggembirakan. Saat ini ayam shamo telah banyak digemari oleh masyarakat luas, hal ini dibuktikan dengan digelarnya kegiatan Shamo Expo Indonesia 2021 ini,” ungkap Bupati Dadang Supriatna di sela acara pembukaan Shamo Expo Indonesia di Dome Balerame, Soreang.


Diikuti oleh peserta, yaitu para pecinta dan peternak ayam shamo dari seluruh indonesia, momentum Shamo Expo ini kata bupati merupakan ajang mempererat tali silaturahmi dan saling bertukar informasi di antara para penggemar dan penernak ayam shamo.


“Mari sama-sama kita pikirkan, bagaimana satwa yang ikonik ini mampu memberikan manfaat secara ekonomis terhadap kehidupan masyarakat kita secara lebih luas lagi,” imbuh bupati.


Ayam shamo, tutur Kang DS sapaan bupati, dapat dijadikan potensi unggulan daerah dengan nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, ternak jenis ini dapat menjadi produk budaya dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bandung.


“Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban untuk memfasilitasi potensi yang ada di masyarakat. Agar dapat berkembang dan berkontribusi positif terhadap peningkatan kehidupan masyarakat,” kata dia.


Oleh karenanya, lanjut Kang DS, diperlukan komunikasi yang harmonis antara pemerintah dan para penggemar dan peternak ayam shamo. Hal itu diperlukan, agar tercipta kesatupaduan yang akan menjadi energi pendorong percepatan perkembangannya.


“Semoga kegiatan positif ini dapat terus dikembangkan, sebagai upaya memasyarakatkan, membina dan mengembangkan ayam samo di Indonesia,” harap Bupati Bandung.