Meneladani Nabi Muhammad Berpahala Surga

Notification

×

Iklan

Iklan

Meneladani Nabi Muhammad Berpahala Surga

Kamis, 03 Juni 2021 | 09:12 WIB Last Updated 2022-09-12T03:53:11Z

Sungguh tidak masuk akal jika ada orang yang menolak masuk Surga. Mungkin saja sesekali kita berkata, “Saya beribadah kepada Allah bukan karena ingin surga dan takut neraka, tapi murni karena mahabbah (kecintaan) kepada Allah semata”.

Kita mémang boleh-boleh saja berkata demikian, asal, kita harus ingat, hamba Allah yang baik pasti tidak akan menolak rahmat-Nya. Bukankah Surga itu sendiri adalah salah satu rahmat Allah yang disediakan untuk hamba-Nya.

Jadi, kalaupun beribadah kepada Allah karena benar-benar mahabbah, jangan sampai perkataan kita mengandung kata-kata yang seolah-olah surga ciptaan Allah jadi tidak berarti. Padahal, itu jelas rahmat Allah yang teramat besar yang disediakan untuk kita.

Oke, kita lupakan soal orang yang beribadah bukan karena hendak masuk surga. Nah, yang penting bagi kita adalah bagaimana caranya agar mendapat jaminan masuk surga?

Caranya hanya ada satu: menjadi umatnya Nabi Muhammad Saw, memeluk ajaran Islam, jadilah seorang Muslim! Kenapa begitu?

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Islam, bukan saja merupakan rahmat Allah, tapi dengan Islam juga kita dididik oleh Allah agar bisa meneladani sifat Rahman dan Rahim-Nya.

Setidaknya, kita harus saling menyayangi sebagai sesama makhluk, sesama manusia, dan terutama sebagai sesama Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

Islam adalah agama rahmat, maka sudah pasti muslim yang baik akan masuk surga. Semua umat Nabi Nabi Muhammad yang bertakwa akan masuk surga, sebab Rasulullah sendiri tidaklah diutus ke muka bumi kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam.

Sayangnya, seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah menginfromasikan bahwa masih ada di antara umatnya yang masih enggan masuk surga. Siapa mereka? Yaitu, “...barangsiapa tidak taat kepadaku (Rasulullah) sungguh dia orang yang enggan masuk surga”.

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari itu benar-benar mengandung rahmat yang besar. Jaminan semua orang yang mengikuti dan ta’at kepada Rasulullah Saw. akan masuk surga.

Beliau tidak memaksa mereka yang tidak mau masuk surga. Sebab, mereka yang enggan masuk surga, tentunya tidak mau mengikuti dan menta’ati Rasulullah Saw, bahkan mungkin mendurhakai Baginda tercinta kita.

Sungguh, kita harus bersyukur kepada Allah Swt., karena telah menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Islam adalah salah satu kenikmatan terbesar di alam ini. Adakah kenikmatan yang melebihi rahmat Allah Swt?

Dengan demikian, sebagai umat Rasulullah Saw., maka kita berkewajiban untuk mengenal beliau dengan baik, agar bisa menta’ati dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti arti dari sebuah pepatah, jika mengenalnya maka akan menyayanginya, kita akan jatuh cinta kepadanya.

Allah sendiri begitu mencintai Rasulullah Saw. Bahkan sampai membuat titah, jika kita mencintai Allah Swt., maka kita wajib membuktikannya dengan mengikuti Rasulullah Saw. “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah menyayangimu dan mengampuni dosa-dosamu,” (QS Ali ‘Imran [3]: 31).

Sungguh beruntung bagi kita yang menjadi umat Rasulullah Saw. Sebab, “Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung,” (QS Al A’raf [7]: 57).

Seperti apakah jelasnya menjadi umat Nabi Muhammad Saw itu? Bukankah semua umat manusia saat ini adalah umatnya?

Memang benar, semua umat manusia saat ini adalah umatnya. Tapi, pada nyatanya tidak sedikit yang mengingkari ajaran Rasulullah. Mereka itulah orang-orang yang enggan masuk surga.

Untuk menjadi umat Rasulullah Saw. yang benar, setidaknya kita harus memegang tiga prinsip dasar dalam agama.

Pertama, beriman kepada Tuhan yang diimani oleh Rasulullah Saw. Siapa lagi kalau bukan Allah Swt? Juga mengimani bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Kedua, menjalankan syari’at Islam sesuai dengan yang dijalankan oleh Rasulullah Saw. Ketiga, menanamkan nilai-nilai ihsan di dalam hidup kita sebagai mana Rasulullah Saw. berakhlak.

Iman, Islam, dan Ihsan. Itulah tiga prinsip dasar agama rahmatan lil’alamin. Jika menjalankan semua itu dengan baik, sudah pasti kita akan menjadi umat Rasulullah yang baik, dan hamba Allah Swt yang shaleh.

Semoga kita senantiasa membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw., kepada keluarga dan juga sahabatnya. Allahumma sholi ‘alaa sayyidina Muhammad.