Kok Bisa? Toko Buku Djawa Jadi Tempat Ngopi!

Notification

×

Iklan

Iklan

Kok Bisa? Toko Buku Djawa Jadi Tempat Ngopi!

Selasa, 30 November 2021 | 13:40 WIB Last Updated 2021-12-10T03:40:14Z

NUBANDUNG
 – Menjelang pergantian tahun, tepatnya pada Desember 2017, jadi awal transformasi Toko Buku Djawa menjadi Kopi Toko Djawa. Sebuah perubahan yang halus, baik pada dekorasi maupun nama bangunan, tetapi signifikan pada fungsi. Perubahan itu nyatanya disambut positif oleh kalangan milenial.

Gerai tersebut dulunya menjual buku sejak 1955. Mereka terpaksa tutup pada 2015 karena kalah bersaing. Tidak ada lagi penjaga toko waktu itu.

Namun, kini tempat itu berubah menjadi tempat nongkrong minum kopi dan mulai ramai didatangi pengunjung. Meskipun dibilang baru buka, Kopi Toko Djawa menuai banyak rasa penasaran.

Instagram toko ini juga diikuti ratusan followers. Pengunjung kebanyakan baru sadar bahwa toko buku itu telah beralihfungsi menjadi kedai kopi. Keinginan untuk mencicipi kopi dan menu-menu di sana menjadi alasan orang untuk melangkahkan kaki ke dalam.

Rupanya tak banyak perubahan dari toko yang ada di Jalan Braga No. 79 Kota Bandung itu. Bentuk bangunan, ruangan yang tak seberapa besar, etalase kaca depan yang lebar, tempat dulu memajang buku-buku dan majalah, hingga terlihat dari luar bangunan.

Yang berbeda, kini di dalamnya terasa cita rasa kafe dengan meja barista dilengkapi mesin-mesin kopi dan kursi pengunjung. Pengunjung dapat tetap merasakan atmosfer Jalan Braga dari kursi dekat kaca depan.

Toko Djawa Menjaga Nilai Sejarah


Alvin Januardi (27), pengelola saat ini mengatakan, mereka memutuskan untuk mempertahankan nama Toko Djawa karena nama tersebut sudah legendaris di Kota Bandung. Tak dimungkiri nama Toko Buku Djawa telah ikut mewarnai perkembangan Kota kembang, khususnya di Jalan Braga.

Sejak masa Konferensi Asia-Afrika hingga masa keemasan toko buku itu pada 1960-an hingga 1980-an, toko itu telah menjadi referensi bagi para pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Bandung dan menyediakan bahan bacaan berguna bagi warga kota. Presiden Republik Indonesia ke-3, B.J. Habibie, dulunya adalah pelanggan Toko Buku Djawa.

Kini, dengan kegemaran kalangan muda untuk nongkrong dan ngopi-ngopi di luar, Kopi Toko Djawa diharapkan bisa terus eksis sambil mempertahankan bangunan tua dan ikon Kota Bandung. Kopi Toko Djawa buka setiap hari mulai pukul 9.00-20.00 WIB dan dapat dipesan melalui aplikasi jasa pengantar.

Menu yang disediakan, seperti es kopi Toko Djawa untuk pilihan kopi biasa dan espresso atau cappucino untuk kopi mewah. Sumber biji kopi diambil dari tiga wilayah di Priangan, yaitu Garut, Bandung utara, dan Tangkubanparahu.

Sementara itu, untuk sajian kopi mewah menggunakan biji kopi dari Gunung Manglayang. Kopi yang meski di-roasting di tempat lain itu, rasanya lembut dan enak. Biji kopi yang matang diolah langsung di mesin pembuat kopi di hadapan pemesan.

Kemudian, cara penyajian kopi yang menggunakan gelas kertas dan gelas plastik bersedotan. Ada pun menu lainnya pendamping kopi, ada kue croissant dan brownies, merupakan pasangan klop untuk kopi. Harga kopi cukup terjangkau, berkisar Rp 18.000-Rp 28.000.

Sumber: pikiran-rakyat.com