Wisuda Virtual UIN Bandung ke-82

Notification

×

Iklan

Iklan

Wisuda Virtual UIN Bandung ke-82

Minggu, 29 Agustus 2021 | 17:43 WIB Last Updated 2021-09-15T16:39:20Z

NUBANDUNG - Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. melantik 718 lulusan dan memberikan penghargaan kepada Neneng Tia Monika, SH, Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dan Deti Nopianti, S.Sos, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai lulusan terbaik IPK tertinggi (3,93); serta Amanah Rofikoh, S.Psi sebagai mahasiswa inspiratif pada Wisuda ke-82 secara virtual melalui telekonferensi aplikasi zoom dan disiarkan langsung pada kanal youtube UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sabtu (28/08/2021).


Ke-718 wisudawan itu berasal dari Fakultas Ushuluddin 54 orang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 91 orang; Fakultas Syariah dan Hukum 70 orang; Fakultas Dakwah dan Komunikasi 77 orang; Fakultas Adab dan Humaniora 78 orang; Fakultas Psikologi 20 orang; Fakultas Sains dan Teknologi 98 orang; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 54 orang; Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 46 orang; S2 88 orang dan S3 42 orang.


Dengan menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, menggunakan handsanitizer,  Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda ke-82 lulusan Program Sarjan, Magister, dan Doktor UIN Sunan Gunung Djati Bandung dibuka secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS.


Prof. Nanat berpesan setelah lulus dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, tugas saudara berikutnya adalah mengabdi kepada Masyarakat, untuk mendapatkan Ridha Allah swt., mengamalkan ilmu yang saudara dapatkan dari bangku kuliah, dan kini saudara sudah menyandang gelar kesarjanaan, sebagai cendikiawan muslim yang Ulul Albab, memadukan antara dzikir dan fikir, mampu berfikir mendalam, substansial, dan peduli dengan problem yang dihadapi masyarakat.


Dalam amanatnya, Rektor Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si mengajak civitas akademika untuk merawat sikap optimis dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk pandemi Covid-19. 


"Dalam situasi yang saat ini, banyak orang merasa cemas, kita baca berbagai macam informasi, hampir sebagian besar tokoh bangsa saat ini sedang cemas, mereka khawatir terhadap kehidupan kelangsungan bangsanya di masa yang akan datang. Kenapa? karena mereka menganggap saat ini situasi dunia dalam persimpangan jalan yang dalam bahasa lainnya situasi dunia sekarang penuh ketidakpastian. Sebagai lulusan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Saya kira saudara jangan masuk kategori was-was, apalagi pesimis. Kenapa? Ali karamallahu wajhah pernah mengungkapkan seorang pemenang itu orang yang optimis melihat keadaan, peluang, tetapi sebaliknya seorang pecundang seorang yang pesimis melihat keadaan, khawatir. Saya berharap wisudawan-wisudawati kita masuk kategori yang pertama melihat keadaan yang penuh dengan tantangan, peluang, bukan menjadikan kita khawatir," tegasnya. 


Sambil mengutip pernyataan Ali, Rektor menegaskan Allah menciptakan orang untuk zaman dan menciptakan zaman untuk orangnya. Apa artinya? ini artinya bagaimanapun keadaan maka dia bisa akan melewati, dia akan bisa mengurus keadaan tersebut. Jadi dengan kata lain tidak ada alasan ciptakan kita pada zaman kini pertanda kita akan bisa menghadapi itu semua," jelasnya. 


Sebagai perguruan tinggi yang memiliki jargon wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah, Rektor menginginkan civitas akademika agar menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia. "Oleh karena, dimana pun berada, semangat Wahyu memandu ilmu harus jadi motivasi, sehingga ilmu, saudara memberikan manfaat, menjadi rahmat lil alamin. Lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus tampilan sebagai Sarjana, Magister, Doktor yang memiliki akhlak mulia. Karena negeri kuat, jika akhlak bagus, termasuk insitusi pendidikan, perguruan tinggi yang menjadikan akhlak mulia sebagi basisnya. Rasul diutus ke bumi itu untuk menyempurnakan akhlak mulia," tandasnya. 


Rektor berpesan kepada para wisudawan agar ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dapat diimplementasikan untuk diri sendiri ataupun orang sekitar.


“Setelah wisuda, Anda akan menghadapi kehidupan yang sebenarnya, saya yakin pasti lebih berat daripada kemarin. Bisa mengimplementasikan segala ilmu yang sudah dimiliki, semoga keberadaan Anda akan menjadi kerahmatan imbalan. Lebih dari itu, bukan hanya bermanfaat untuk diri Anda tapi juga bermanfaat untuk orang disekitar,” pungkasnya.