Masa Pandemi Covid-19 Belanja Online Meningkat! Inilah Cara Cerdas Menghadapinya

Notification

×

Iklan

Iklan

Masa Pandemi Covid-19 Belanja Online Meningkat! Inilah Cara Cerdas Menghadapinya

Kamis, 30 September 2021 | 20:00 WIB Last Updated 2021-09-30T13:00:44Z


NUBANDUNG
- Pelanggan atau konsumen memainkan peran yang penting dalam perkembangan ekonomi negara, khususnya di masa pandemi. Dengan demikian, peranan konsumen sepatutnya sejalan dengan meningkatnya kecerdasan dalam berbelanja.

 

Sejak pandemi, kecenderungan masyarakat untuk berbelanja melalui platform digital semakin meningkat. Menurut laporan oleh Hootsuite dan We Are Social bertajuk “Digital 2021”, lebih dari 87 persen pengguna internet di Indonesia membeli beragam produk secara online pada beberapa bulan terakhir di penghujung tahun 2020. Hal ini dipermudah dengan berbagai perangkat elektronik, yang penggunaanya pun meningkat tajam selama pandemi.

 

Belanja online menawarkan proses pembelian barang yang lebih praktis, diskon menarik, hingga pembayaran atau transaksi yang jauh lebih mudah. Hadirnya platform pembayaran digital ikut serta meningkatkan tren belanja online. Berdasarkan survey oleh Bank Indonesia (BI), volume transaksi digital banking terus berkembang, yaitu tumbuh 42,47 persen per tahun, mencapai 553,6 juta transaksi pada Maret 2021.


“Saat ini, belanja online menjadi pilihan tepat untuk memenuhi keperluan keluarga dan pribadi.


Selain praktis dan mudah, belanja online memungkinkan kita untuk melindungi diri dan keluarga di masa pandemi ini karena kita tidak perlu bepergian ke luar rumah untuk mencari kebutuhan”, jelas Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia dalam keterangan resminya.

 

Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami betul cara berbelanja online yang benar dan aman. Meningkatnya tren berbelanja online perlu diiringi dengan perilaku konsumen yang lebih cerdas saat membeli barang dan jasa, untuk menghindari berbagai kerugian serta meningkatkan literasi terhadap platform digital.

 

Dalam mewujudkan kecerdasan berbelanja online, konsumen perlu mewaspadai berbagai  tipuan. Melalui kanal Youtube Teknobie, online business expert Michael Sugiharto menyatakan bahwa konsumen seharusnya tidak mudah percaya dengan harga yang terlalu murah. Michael menyarankan untuk membandingkan harga dengan lapak lainnya, pastikan tidak jauh berbeda.

 

Selanjutnya, perhatikan perilaku penjual. Jika berniat menipu, biasanya penjual memaksa pembeli untuk segera membayar. Pembeli juga dapat memastikan jejak digital penjual, contohnya dengan pengecekan nomor rekening penjual di situs milik Kominfo, cekrekening.id.

 

Di tengah kemudahan transaksi online saat ini, pembeli juga berkewajiban mewaspadai ancaman kebocoran data.  Pengamat IT sekaligus CEO & Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah, menyatakan bahwa kebocoran bisa terjadi akibat pihak pengguna.

 

Selain pihak aplikasi, pengguna perlu mengamankan data dan akunnya. Ruby  menjelaskan bahwa pengguna sebaiknya mencari tahu jenis autentifikasi aplikasi yang diunduh, menggunakan kata sandi yang tidak mudah dilacak, serta menghindari pengunduhan aplikasi yang tidak resmi. Selanjutnya, sistem operasi aplikasi gadget dan PC sebaiknya diperbarui secara berkala.

 

Dengan meningkatnya tren belanja online, komitmen untuk menjaga kualitas produk dan layanan lewat berbagai inovasi semakin penting untuk diprioritaskan oleh sektor bisnis.

 

Namun, tidak hanya itu, pelanggan juga memiliki peran aktif yang krusial untuk mendorong sektor bisnis dalam memberikan produk dan layanan terbaik. Maka dari itu, kecerdasan dalam berbelanja, khususnya secara online, harus semakin dijunjung tinggi.