Profesor Unesa Temukan Nanogold, "Susuk Emas Modern", Bantu Tubuh Lawan Covid-19!

Notification

×

Iklan

Iklan

Profesor Unesa Temukan Nanogold, "Susuk Emas Modern", Bantu Tubuh Lawan Covid-19!

Rabu, 15 September 2021 | 14:33 WIB Last Updated 2021-09-15T07:33:49Z


NUBANDUNG
- Guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Titik Taufikurohmah terus mengembangkan inovasi nanogold miliknya untuk dimanfaatkan sebagai suplemen yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.  Inovasi tersebut kini dikembangkan berupa suntikan berbahan dasar emas murni 24 karat yang diharapkan mampu menekan angka penularan covid-19 di Tanah Air.

 

Titik menegaskan, bahwa temuannya ini bukan vaksin, melainkan suplemen yang telah ia buat sejak 2011 lalu.  Awalnya, nanogold ini dimanfaatkan untuk kepentingan kosmetik dan herbal kesehatan. 

 

Kemudian sejak 2017 juga dikembangkan untuk meningkatkan imunitas pada penderita kusta di Surabaya.  Penyuntikan pada penderita kusta pun terbukti efektif, dapat meringankan sakit pada penderita yang ditandai dengan tidak mudahnya penderita kusta mengalami pilek, batuk, flu demam dan sakit ringan lainnya.  


Kemudian sejak wabah covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah meminta Titik untuk memanfaatkan inovasinya tersebut bagi penderita covid-19.  “Ini bukan vaksin, ini suntikan biasa dengan nanogold yang telah terbukti dapat meningkatkan imun tubuh sehingga bisa terbebas dari paparan covid-19,” ujar Titik.

 

Titik menjelaskan, bahwa sejarah penelitian nanogold yang menggunakan bahan dasar emas murni 24 karat ini bermula dari tradisi masyarakat zaman dulu yang meyakini bahwa susuk emas memiliki manfaat tidak hanya untuk kesehatan, namun juga kecantikan.  Sayangnya, hal itu berbau magis, karena banyak dipraktikkan oleh para dukun.

 

"Jadi masyarakat zaman dulu itu sangat percaya bahwa susuk emas itu memiliki kekuatan magis," ujar Titik.

 

Kemudian Titik melihat hal tersebut dari sisi akademis dan ilmiah. Sebagai pakar di bidang kimia, ia pun mulai meneliti khasiat material emas murni bagi tubuh.  

 

"Jadi material emas itu memang memiliki khasiat ke arah kosmetik dan obat. Tapi ini tidak pakai dukun-dukunan," terangnya.

 

Akhirnya, saat penelitian untuk menuntaskan gelar doktornya, ia mengungkapkan data empiris tentang logam emas dan manfaatnya untuk tubuh manusia. "Hanya saja sekarang saya ubah teknologinya, pakai teknologi nano.  Emas diubah menjadi material nano, jika digabung dengan herbal Indonesia maka akan menjadi drug delivery," terang profesor kelahiran Kediri, Jawa Timur ini.

 

Material emas yang ia gunakan haruslah yang murni 24 karat.  Emas tersebut kemudian diproses hingga terurai menjadi atom-atom atau nanogold.  Sifat nanogold ini memiliki antioksidan dalam meredam radikal bebas 10 kali lipat dari yang dapat diberikan oleh vitamin E.

 

Sehingga, mampu meningkatkan daya tahun tubuh.  Kombinasi nanogold dan nanosilver yang merupakan antimikroba dan antivirus dalam air kemasan pada penelitian ini mampu menghentikan replika virus korona.

 

Menurut Titik, tahun lalu ia sudah mengujicobakan dengan cara diminum dan efeknya signifikan dalam meningkatkan imunitas tubuh.  Untuk itu, kini dikembangkan lagi dengan cara suntikan, sehingga hasilnya dapat lebih efektif.

 

Menurut Titik, penyuntikan nanogold ini tidak membahayakan tubuh, bahkan nyaris tidak memiliki pantangan dan efek samping apapun. "Misal setelah atau sebelum vaksin, ini malah bagus.  Jika dikabarkan ada vaksin yang malah membuat darah mengental, maka suntikan nanogold membantu mengencerkan darah. Jadi justru saat ini mulai dipikirkan untuk penggunaan keduanya, vaksinasi dan penyuntikan nanogold,” jelasnya.

 

Menurutnya, ia ingin mempopulerkan suntikan nanogold ini tidak hanya sebagai "susuk emas modern",  suntik awet muda yang aplikatif terhadap wajah saja, namun juga seluruh organ tubuh.  "Nenek moyang kita puluhan tahun lalu pakai susuk emas itu sehat dan jarang sakit," imbuhnya.

 

Sebelumnya, Titik juga sudah melakukan uji coba melalui pemberian air kesehatan yang mengandung nanogold-nanosilver secara gratis di Surabaya, Sidoarjo, dan Probolinggo. Kemudian juga diuji cobakan kepada sejumlah penderita covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandisi maupun yang tengah dirawat di rumah sakit.  Hasilnya cukup signifikan dalam membantu meningkatkan imun tubuh.  

 

Terbaru, suntikan nanogold ini juga telah diberikan kepada 600 warga santri Pondok pesantren Nurul Iman, Bogor, Jawa Barat pekan lalu.  Santri di pesantren ini telah dua kali menerima suntikan nanogold tersebut dan terbukti memiliki efek positif bagi kesehatan para santri.  Santri merasa lebih bugar dan fit setelah disuntikkan nanogold.

 

Hal ini juga diamini Pengasuh Pondok pesantren Nurul Iman, Ummi Wahidah.  Pengasuh 15.000 santri ini mengaku sangat senang bahwa sebagian santrinya mendapat kesempatan untuk disuntik nanogold.

 

“Saya berterima kasih kepada pihak yang terkait, khususnya sang penemu, karena suntikan diberikan gratis.  Setahu saya, suntikan sejenis ini kalau di luar negeri itu mahal sekali," ungkap Ummi.