NUBANDUNG.ID -- Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Pemerintah Kabupaten Garut, dan Yayasan Al Musaddadiyah menggelar Seminar Nasional Pengusulan KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional di Pendopo Kabupaten Garut, Jl. Kiangsantang No. 2, Rabu (20/8/2025).
Seminar nasional bertajuk “Nilai-nilai Kepahlawanan, Keulamaaan, dan Pemikiran KH Anwar Musaddad” ini menghadirkan narasumber: Prof. Dr. H. Ajid Thohir, M.Ag., CIHCS, (Sejarawan, Wakil Direktur I Pascasarjana UIN Bandung), Ilp D. Yahya, (Sejarawan, PWNU Jawa Barat) Dr. H. Ading Kusdiana, M.Ag., CIHCS., (Dosen Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora), Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum (Sejarawan, Ketua STAI Persis Garut).
Selama ini, KH Anwar Musaddad (1910-200) masyhur juang, dan tokoh pendidikan. Ia merupakan salah satu penggagas pendirian perguruan tinggi agama Islam di Indonesia dan juga rektor pertama IAIN (kini UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Pada masa pergerakan ini pun dikenal sebagai pendiri Hizbullah Priangan. Namun, siapa. sangka, pria pemilik nama kecil Dede Masdiat itu pernah terlibat dalam peristiwa kolosal: pemulangan 2500 warga negara Indonesia yang telantar di Arab Saudi pada tahun 1940-1941.
“Penyebab utamanya, lalu lintas kapal dari Nusantara ke Hijaz (Mekah) terhambat (sebagai dampak Perang Dunia II). Akibatnya, para mukimin asal Indonesia tidak hanya kesulitan makanan, tetapi juga tempat tinggal, karena mereka tak bisa hgi membayar uang sewa,” demikian dikatakan lip D Yahya.
Sebenarnya, masa salit itu telah berlangsung sejak awal tahun 1940. Akan tetapi, Pemerintah Hindia Belanda baru membentuk Komite Kevengsaraan Indonesia (Kokesin) pada Juni 1940. “Sejak itu- lah proses pemulangan mukimin berlangsung, KH Anwar Musaddad menumpang kapal terakhir yang bergerak dari Jedah pada bulan September 1941. Ada cerita pilu karena mereka menyakan Lebaran di dalam lapal Garoet-Rotterdam. Meski dilam kondisi serbakekurangan, bahkan berstatus ibnu sabil dan gharimin, mereka tetap mengelu- arkan zakat fitrah. Padahal, di dalam kapal itu, bems yang tersedia hanya mam wadah,” tuturya.
Cerita perjuangan KH Anwar Musaddad ini terekam dalam pemberi taan media massa. Salah satunya adalah Pemandangan. Menurut lip, ini merupakan salah satu bukti autentik tentang kepahlawanan Anwar Musaddad. “Jadi, beliau ini merupa lan sosok yang komplet sehingga sangat layak untuk dicalonkan sebami pahlawan nasional. Tak hanya pahlawan dalam arti berjuang secara fisik dan pemikiran, tetapi juga pahlawan kemanusiaan,” ucapnya.
Semnar ini menghadirkan oleh Rektor UIN Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., yang diwakili oleh Prof. Dr. H. Dadan Rusmana, M.Ag., Wakil Rektor I. Kedua pembicara dari UIN Sunan Gunung Djati, Prof Dr Ajid Thohir dan Dr Ading Kusdiana. sepakat bahwa KH Anwar Musaddad merupakan sosok yang sangat layak untuk dicalonkan sebagai pahlawan msional.
Bupati Abdusy Syakur Amin menyampaikan bahwa pengusulan ini bukan sesuatu yang diinginkan oleh Almarhum K.H. Anwar Musaddad, melainkan bentuk kecintaan masyarakat. Ia menyoroti fenomena modern di mana banyak figur idola yang kontradiktif dengan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, sosok K.H. Anwar Musaddad dianggap sebagai figur teladan yang representatif bagi masyarakat Garut.
”Beliau adalah sosok yang lahir di Garut, memiliki pendidikan yang bukan berorientasi untuk para ningrat, dengan memberikan pemahaman yang luas tentang bagaimana kita memiliki hubungan toleransi yang tinggi,” jelas Bupati.
Bupati yang ternyata merupakan cucu KH Anwar Musaddad menceritkan bahwa KH Anwar Musaddad adalah sosok yang menghormati keyakinan orang lain dan menganggap hidayah sebagai sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.
Peran penting KH Anwar Musaddad dalam memajukan pendidikan, menghormati peran perempuan, dan memanfaatkan media dalam berdakwah. ”Sikap itu sangat penting jadi teladan bagi kita semua, ketika orang lain bicara tentang budaya perempuan, KH Anwar Musaddad sudah dari dulu bicara tentang pentingnya peranan perempuan,” imbuhnya.
Pengusulan ini bukan semata-mata agar KH Anwar Musaddad dikenal atau dihormati, melainkan karena Garut memerlukan figur yang merepresentasikan nilai-nilai kepedulian terhadap pendidikan, toleransi, dan keberanian.
Analis Kebijakan Ahli Muda Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jawa Barat, Muhammad Hanif, menyampaikan apresiasi atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Semoga acara ini berjalan lancar dan menghasilkan suatu rumusan yang menjadi bagian dari upaya kita bersama dalam mengangkat nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan,” harapnya.
Hanif menjelaskan bahwa proses pengusulan pahlawan nasional tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi dan gotong royong dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, akademisi, tokoh masyarakat, dan media. ”Tentu, mengusulkan KH Anwar Musaddad ini sebagai pahlawan Nasional dengan kolaborasi akan lebih maksimal,” tegasnya.
KH Anwar Musaddad merupakan ulama besar yang lahir, tumbuh, dan berjuang dari bumi Garut. ”Ia bukan hanya pendidik, penggerak pesantren, namun tokoh pejuang yang mengedepankan tenaga dan pikiran untuk kemerdekaan bangsa Indonesia,” katanya.
Hanif mengajak seluruh hadirin untuk meneladani KH Anwar Musaddad yang menggabungkan ilmu, iman, dan pengabdian kepada negara. Dengan adanya seminar ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan akademik yang kuat untuk memperkuat naskah usulan K.H. Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional dari Jawa Barat
Ketua pelaksana, Dekan FAH Dr. Dedi Supriadi, mengungkapkan, KH Anwar Musaddad pernah diusulkan pada tahun 2015 dan 2020. Akan tetapi, persyaratan yang diajukan ke Kementerian Sosial dianggap belum lengkap. “Mudah-mudahan, melalui seminar kali ini, kita memperoleh dokumen-dokumen yang dapat memperkuat usulan calon pahlawan nasional untuk KH Anwar Musaddad. Apalagi, bagi kami di UIN SGD, ini merupakan wujud mulang tarima murid kepada guru,” pungkasnya.