Sejarah Kejayaan Komik Jadul Indonesia

Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah Kejayaan Komik Jadul Indonesia

Senin, 15 November 2021 | 08:43 WIB Last Updated 2021-11-15T09:51:41Z


NUBANDUNG
– Komik sebagai salah satu bacaan cerita untuk semua kalangan usia, hingga kini masih bertahan dan banyak diminati. Komik bukan hanya berasal dari Jepang dan Amerika, tapi komik lokal Indonesia juga memiliki jalan cerita yang menarik.


Tak banyak yang mengira, komik Indonesia pernah lebih dulu berjaya menguasai pasar negeri sendiri, sebelum komik Jepang menggantikannya. Seperti dijelaskan dari interaktif.kompas.id yang mengutip dari penelitian disertasi Marcel Bonneff (1972) menyebutkan, perkembangan komik Indonesia diawali saat munculnya komik strip di koran pada 1930-an.


Selanjutnya pada era 1950-an, perkembangan komik Barat membuat beberapa komikus Indonesia mulai mengindonesiakan tokoh Barat. Akhirnya, sejak itu komik Indonesia mulai beredar luas dan menghasilkan “komik era awal”. Seperti komik “Put On”, “Sri Asih”, hingga “Putri Bintang Garuda Putih”.


Kemudian masuk era 1960-an hingga 1970-an, komik Indonesia mulai mengalami masa kejayaan. Tidak hanya satu atau dua, justru ada banyak komik ikon asli Indonesia yang berjaya, dan dikenal hingga kini.


Karya-karya tersebut, antara lain Si Buta dari Gua Hantu, Jaka Sembung, Panji Tengkorak, hingga Gundala Putra Petir. Komik-komik ini memiliki latar dan ciri khas “Indonesia banget” yang menjadi salah satu keunggulannya.


Semisal “Si Buta dari Gua Hantu” yang bercerita tentang pesilat bertugas membela keadilan dengan berlatar beberapa daerah di Indonesia. Seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Menariknya, komik karya Ganes TH yang diterbitkan pada 1967 ini, pernah difilmkan pada 1970.


Ada pula komik Jaka Sembung yang terbit pada era 1960-an dan 1970-an. Komik karya Djair Warni tersebut mengisahkan seorang pendekar silat yang berguru di perguruan silat di Gunung Sembung.


Jaka Sembung tidak hanya populer di dunia komik, tapi juga beberapa kali diadaptasi ke dalam film. Seperti Jaka Sembung Sang Penakluk (1981), Si Buta Lawan Jaka Sembung (1983), Bajing Ireng dan Jaka Sembung (1983), serta Jaka Sembung dan Dewi Samudra (1990).


Berikutnya ada komik Panji Tengkorak yang eksis di akhir 1960-an hingga awal 1970-an. Komik ini menceritakan seorang pendekar bertopeng tengkorak dengan pakaian compang-camping yang mengembara sambil menyeret peti mati.


Saking populernya, komik Panji Tengkorak pun terus dikembangkan sampai memiliki lima jilid komik. Bahkan, komik jadul Indonesia ini pun sukses difilmkan pada 1971.


Satu lagi karya komikus Indonesia yang masih dikenang hingga kini, yakni Gundala Putera Petir. Diterbitkan pada 1969, Gundala Putera Petir mengisahkan tentang awal mula ilmuan bernama Sancaka yang mendapatkan kekuatan dari raja Kerajaan Petir dan Kerajaan Bayu saat koma akibat sambaran petir.


Akhirnya Gundala memiliki kekuatan petir dari telapak tangannya dan menjadi pahlawan super. Berkat jalan ceritanya yang menarik, Gundala pun pernah dibuat serial hingga 23 kisah yang digarap pada 1969-1982. Bahkan belum lama ini, Gundala juga telah dibuat ulang oleh sutradara kenamaan Indonesia, Joko Anwar pada 2019.