Harapan Positif Itu Menghapus Putus Asa

Notification

×

Iklan

Iklan

Harapan Positif Itu Menghapus Putus Asa

Minggu, 28 November 2021 | 12:51 WIB Last Updated 2022-09-09T01:42:05Z


Penulis: Iu Rusliana,
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung


Harapan itu selalu ada, selama kita menginginkannya. Jika tidak menginginkan-nya, maka harapan itu tidak akan menghampiri kita. Semakin dia didekati, dijemput dan diinginkan, maka harapan itu akan mendekati kita lebih cepat, lebih besar dan bahkan ribuan kali lebih besar dari yang kita inginkan. 


Karena itu, jangan pernah membunuh harapan itu atau kita akan kehilangannya. Kehilangan mengakibatkan putus asa. Tuhan membenci orang yang berputus asa.


Ketahuilah, harapan bukanlah sesuatu yang antah berantah, jauh di sana atau ada pada diri orang lain. Harapan itu ada dalam diri Anda, sesungguhnya kekuatan diri yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara. 


Cara menjaga dan memeliharanya adalah dengan terus menerus melihat, menyadarkan diri Anda bahwa banyak sisi kelebihan yang Anda miliki.


Jika Anda dinilai banyak orang bodoh, prestasi di sekolah buruk, itu bukan berarti Anda tidak punya harapan untuk sukses. Bodoh dan nilai buruk di sekolah hanyalah ukuran IQ (kecerdasan intelektual). Bukankah mungkin kita punya kecerdasan yang lebih besar lagi yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). 


Albert Einstein, fisikawan terkemuka abad 20 bukanlah mahasiswa cerdas, tapi dia mampu menggegerkan dunia dengan temuannya, dan membuat banyak negara membuat bom atom.


Ayo pelajari apa yang menjadi kelebihan Anda. Bagaimana mungkin tahu, kalau saya ada kelebihan? Pertanyaan umum yang sering saya dapatkan dari kawan atau audiens. Gampang aja itu. 


Ingat-ingat lah terus apa yang menjadi kebanggaan Anda, membuat orang memuji Anda dengan jujur (saya sebutkan dengan jujur, karena tak sedikit mereka memuji kita hanya untuk menjilat saja), membuat Anda berprestasi, membuat Anda merasa paling hebat, dan memang itulah kelebihan kita. Soal memuji, sebaiknya jika Anda punya anak buah, tentunya bukan dari anak buah, karena kalau anak buah memuji Anda, itu sudah lumrah. 


Jika kekasih, suami atau istri Anda memuji, itu sudah lumrah. Temukan banyak pujian dari banyak orang, tapi Anda sendiri, kalau tidak diberitahu oleh kawan atau saudara Anda sebenarnya tidak tahu. Itu lah salah satu pujian jujur.


Saudaraku, bila kita punya sahabat, kawan atau mungkin dia adalah pesaing kita, mengakui dengan jujur akan kehebatan sahabat atau pesaing kita bukanlah pekerjaan mudah. Perlu kekuatan mental dan kekokohan sikap yang gentle untuk itu semua.


Tapi, hati-hatilah, jangan sampai Anda menjadi orang yang selalu ingin dipuji, atau gede rumangsa (geer). Karena sesungguhnya, harga diri Anda itu rendah. Orang yang selalu rendah hati dan mau melayani adalah orang yang punya pribadi dan harga diri unggul, sebaliknya orang yang selalu ingin dipuji dan dihargai hanyalah orang kerdil yang kehilangan legitimasi dan berusaha mencarinya walau dengan menggadaikan harga diri itu.


Jika kita punya keterampilan musik atau kerajinan, mengapa tidak itu yang dikembangkan. Mengapa tidak itu bisa menjadi kekuatan kita untuk meraih rezeki yang halal dan baik. Jika kita punya keterampilan bermain musik, mengapa tidak itu dimaksimalkan untuk menjadi cara kita mencari nafkah dan seterusnya. Jangan pernah kehilangan akal dan semangat untuk berusaha, berusaha dan terus berusaha, karena harapan itu selalu ada.


Jika kita punya kelebihan, dan karena itu orang dekat atau tetangga membutuhkan kita, mengapa tidak itu ditekuni dan menjadi kelebihan kita dibandingkan orang lain. Ditekuni artinya terus belajar, terus menerus sehingga kemampuan kita atau keterampilan tersebut terus meningkat.


Sumber energi dari harapan bernama semangat. Semangat tidak lahir dari otak yang cerdas secara intelektual saja. Semangat adalah api yang selalu membakar jiwa untuk menggerakkan tubuh, yang sesungguhnya tak bisa bergerak jika tidak ada perintah jiwa, untuk menjaganya dan membangun semangat lebih tinggi, membutuhkan "BBM" yang terus menerus menjaga api semangat tetap nyala dan bertambah besar. 


Karena itu, bukan sekedar kecerdasan intelektual, tapi juga kecerdasaran emosional dan spiritual yang dibutuhkan. Sebagai kekuatan dalam diri, ketiga aspek kecerdasan itu harus terus diasah.


Semangat itu lahir dari jiwa yang selalu optimis melihat sesuatu. Kenapa demikian? Karena manusia yang penuh semangat selalu melihat rintangan sebagai tantangan, gangguan sebagai ujian, cobaan sebagai media untuk belajar. Di sinilah pentingnya persepsi dan keyakinan bahwa segalanya selalu ada jalan keluar untuk mengatasinya. 


Selama kita fokus, lalu berusaha untuk mempelajarinya, mencari solusi dengan tekun dan mental tak mudah kalah, pasti akan ada jalan dan solusi. Cikaracak Ninggang Batu, Laun-laun jadi legok (titik air yang tiap hari mengenai batu sekeras apapun, lama-lama batu itu menjadi rapuh). Artinya jika ditekuni, sesuatu itu pasti akan dikuasai.


Sikap mental yang ulet dan membaja dalam menekuni sesuatu adalah kekuatan yang tak tertandingi dan modal untuk meraih sukses. Karena itu, jangan selalu silau dengan kehebatan orang lain, bingung bahkan iri dengan kesuksesan tetangga, kawan atau saudara.


Kesuksesan dan kebahagiaan adalah milik semua umat manusia, tak terkecuali. Hewan dan tumbuhan sekalipun, jika mampu berbicara dalam bahasa manusia, tentu saja akan bercerita bahwa mereka mendapatkan kebahagiaan karena demikianlah, alam telah diatur sedemikian harmonis oleh Tuhan. 


Keseimbangan alam harus dijaga, karena melawannya akan mengganggu keseimbangan itu. Jika terjadi longsor, kebakaran atau banjir, itu karena manusia mengganggu dan merampas kebahagiaan alam.


Karena kesuksesan dan kebahagiaan milik semua umat manusia, tak boleh kita berusaha merebut dan merampasnya dengan paksa. Jika hari ini, dirasa kita belum sukses, itu bukan berarti gagal, tapi memang sukses yang tertunda. Jangan kedepankan iri dengki ketika melihat orang lain sukses, bahagia. 


Karena yang kita lihat hanyalah tampilan luarnya. Bukankah orang yang tersenyum, belum tentu ia bahagia, mungkin saja dia sedang menutupi kesedihan hatinya.


Karena itu, daripada ribut dan cape mengikuti perkembangan tetangga, kawan atau saudara yang makin hari semakin terlihat tajir dan sukses, lebih baik mengurusi diri sendiri. Fokus kepada pengembangan diri, terus menjaga stamina dan semangat juang, terus berusaha meraih sukses, terus dan terus menerus mencari jalan. 


Sampai napas tinggal satu helaan dan darah tinggal satu tetes, hidup masih selalu ada kesempatan dan harapan. Maka, terus meneruslah pelihara harapan itu atau kita akan menjadi manusia yang tak berguna.


Jika hari ini Anda masih pengangguran, maka jangan putus asa untuk terus menerus memasukkan lamaran kerja, bertanya ke banyak orang, mendatangi job expo, membuka internet yang terkait dengan lowongan kerja, membaca info lowongan kerja dan terus beraktivitas yang positif untuk membangun diri dari sisi keterampilan, intelektual, emosional dan spiritual.


Untuk apa lagi saya harus keluarkan biaya untuk kursus, sekolah atau ongkos ke sana ke mari untuk mencari kerja? Waduh, saudaraku, itu kan investasi. Investasi itu akan bisa dinikmati segera, nanti atau bahkan suatu saat nanti. Jangan rugi kalau kita melakukan investasi selama tujuannya memang jelas. 


Terus-teruslah berusaha. Karena harapan itu selalu ada selama semangat tetap dijaga dan dipelihara. Ingat, tidak ada sesuatu yang tak mungkin. Jika kita merasa tidak mungkin mengerjakan sesuatu, jeda dulu saja, lalu mulai kembali mempelajarinya, mencobanya dan terus mencoba. Semoga sukses bersama kita.


Tulisan ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Memupuk Harapan Positif"