Tips Kelola Media Sosial Ala Ridwan Kamil, Seimbangkan Konten Serius dan Recehan!

Notification

×

Iklan

Iklan

Tips Kelola Media Sosial Ala Ridwan Kamil, Seimbangkan Konten Serius dan Recehan!

Rabu, 18 Mei 2022 | 17:55 WIB Last Updated 2022-05-18T10:55:39Z


NUBANDUNG.ID
– Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama ini dikenal sebagai satu dari segelintir politikus yang dekat dengan generasi muda. Reputasi itu tak terlepas dari cara mantan Wali Kota Bandung itu mengoptimalkan penggunaan media sosialnya dengan gaya anak-anak muda. 


Pria yang akrab disapa Kang Emil itu buka-bukaan bagaimana ia berusaha untuk selaras dengan perkembangan zaman yang kini dimotori kaum muda. Salah satunya dengan menjaga betul “engagement” dengan para pengikut di media sosial, sehingga para pengikutnya merasa dekat dengannya. 


“Mayoritas followers saya usia muda, maka engagement ke usia muda harus dipertahankan. Makanya, saya tiap hari baca percakapan anak muda, istilah-istilah baru, dan lain sebagainya, sehingga pada saat nulis-nulis pun nyambung dengan bahasa hari ini,” kata Emil. 


“Makin ke sini juga enggak bisa biasa saja. Kalau dulu hanya foto, sekarang harus video. Video juga enggak sembarang, harus sinematik,” ujarnya berseloroh. 


Emil pun mafhum betul tren perilaku generasi milenial dan generasi Z dalam mengonsumsi media sosial. Ia paham bahwa konten-konten media sosial yang memikat mereka adalah yang jenaka, ringan, menghibur, dan tidak bertele-tele. 


Ia juga mengerti jenis-jenis lagu yang cocok di telinga para pengikutnya untuk konten-konten yang ia unggah ke media sosial. Pun mengenai isu yang lekat dengan kaum muda. 


Emil mengaku terus memperbarui wawasannya soal isu-isu yang sedang diperbincangkan atau jadi keresahan kaum muda, mulai dari asmara, pekerjaan, film-film yang sedang hangat, sampai teknologi terbaru non-fungible token (NFT). 


“Akibatnya, saya menemukan bahwa kalau mau engagement tinggi, untuk para pejabat, orang-orang yang perlu komunikasi publik, di Indonesia rumusnya cuma satu, konten boleh serius tapi gaya bahasa dan penyampaiannya harus humoris, receh,” kata dia. 


Emil tak menampik bahwa ia mempekerjakan tim khusus media sosial untuk mengoptimalkan engagement tersebut lantaran kesibukannya sebagai pejabat publik. Namun, ia juga masih memegang sendiri kendali akunnya. 


“Yang saya pegang sendiri Instagram feed,” akunya. 


Sejauh ini, strategi itu sukses besar. Ridwan Kamil menjadi politikus dengan jumlah pengikut di media sosial Instagram kedua tertinggi di Indonesia, setelah Presiden Joko Widodo, dengan 15 juta lebih pengikut per hari ini. 


Konten-konten media sosialnya pun masih terasa “otentik”. Dengan kata lain, Kang Emil yang tampil di Instagram, termasuk humor-humornya, tidak terasa berbeda dengan Kang Emil di luar Instagram. 


“Saya rata-rata frekuensi posting itu cuma pagi, siang, malam, kayak makan obat. Dari tiga itu, biasanya satunya receh, duanya serius. Terbukti, yang receh jutaan view, yang serius paling ratusan ribu. Kalau terlalu serius, engagement sedikit, kalau terlalu receh apa bedanya dengan akun-akun dagelan? Makanya saya seimbangkan,” jelas Emil. 


Emil menyebutkan, kebutuhan konten media sosial bukan pekerjaan sembarang saat ini. Tak terkecuali di dunia politik, kebutuhan itu terasa makin mendesak bagi para politikus untuk menjaring dukungan. 


“Makanya, mohon maaf, daripada masang baliho yang harganya mahal, mending duitnya dipakai kampanye di medsos. Ibaratnya punya duit Rp 1juta, saya mending investasi di medsos ketimbang bikin baliho atau apa,” ungkapnya. 


“Baliho masih dibutuhkan, memang. Tapi, tidak terukur engagement-nya, ini disukai atau tidak disukai, dan berapa banyak (yang suka/tidak suka)?” tutup pria yang pernah berkarier sebagai arsitek itu.