Gedung Pakuan: Sejarah, Arsitektur Hingga Tempat Singgah Tokoh Dunia

Notification

×

Iklan

Iklan

Gedung Pakuan: Sejarah, Arsitektur Hingga Tempat Singgah Tokoh Dunia

Jumat, 17 Juni 2022 | 13:18 WIB Last Updated 2022-06-17T06:18:18Z


NUBANDUNG.ID
– Gedung Pakuan tercatat sebagai salah satu gedung yang menjadi tempat singgah para pemimpin dunia ketika berkunjung ke Kota Bandung. Berdiri megah di Jalan Cicendo Nomor 1 Kota Bandung, gedung peninggalan kolonial Hindia Belanda ini tampak sangat terawat. 


Semula, gedung ini dibangun lalu difungsikan sebagai kediaman resmi Residen Priangan. Saat ini, Gedung Pakuan difungsikan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Barat. Gedung Pakuan adalah salah satu bangunan tertua peninggalan kolonial di Kota Bandung.


Sekelumit sejarah


Gedung Pakuan dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud. Ini sehubungan dengan pemindahan ibu kota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Akan tetapi, rencana pembangunan gedung baru tersebut baru terlaksana pada masa Residen Van der Moore tahun 1864.


Percepatan pemindahan ibu kota dan pembangunan gedung baru Residen Priangan juga tak lepas dari bencana alam meletusnya Gunung Gede yang menghancurkan Cianjur.


Bupati Bandung R. Wiranatakusumah IV (1846 – 1874) membantu pembangunan gedung dengan mengerahkan penduduk Balubur Hilir dan Kebon Kawung (Babakan Bogor). Mereka membantu personel militer Belanda yang juga dikerahkan untuk membangun gedung ini. Atas jasa tersebut, pemerintah waktu itu membebaskan pajak bagi penduduk pribumi yang turut dalam pembangunan.


Arsitektur


Seturut catatan sejarah, bangunan bergaya arsitektur Indische Empire Stijl ini dibangun pada 1864 dan selesai 1867. Konon, gaya arsitektur tersebut sangat digemari pada zaman Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). 


Dikutip dari Album Bandoeng Tempo Doeloe, fokus utama bangunan memanjang ini adalah kolom Yunani bergaya Greek Revival di muka bangunan. Di Kota Bandung, bangunan dengan gaya arsitektur semacam ini boleh dibilang langka alias sangat sedikit. 


Ini berbeda dengan gaya arsitektur Art Deco yang demikian banyak dan mudah ditemukan di Parijs van Java. Gedung Residen Priangan dirancang oleh insinyur kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (BOW) yang menjadi staf Residen Van der Moore. 


Sebelumnya, pada 1866, insinyur tersebut merancang bangunan Sakola Radja yang kini menjadi Kantor Poltabes Bandung. Salah satu kemiripannya adalah bangunannya memanjang dan penggunaan kolom besar.


Kunjungan tokoh dunia


Sejak era Pemerintah Hindia Belanda, gedung berwarna putih ini telah menjadi tempat persinggahan tokoh dunia atau tamu resmi yang berkunjung ke Bandung. Para tamu kenegaraan tersebut antara lain:


1. Raja Siam Chulalongkorn pada 1901.

2. Perdana Menteri Prancis Georges Clemenceau pada 1921.

3. Bintang film Charlie Chaplin dan aktris Mary Pickford pada 1927.

4. Ratu Belanda Juliana berserta Pangeran Bernhard pada 1971.

5. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

6. Presiden Uni Soviet Voroshilov.

7. Jaksa Agung Amerika Serikat Robert Kennedy.


Tokoh Asia Afrika


Saat Kota Bandung menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955, gedung eks kediaman resmi Residen Priangan juga punya peranan penting. Sejumlah pemimpin negara Asia dan Afrika yang singgah untuk beristirahat di gedung ini antara lain:


1. Perdana Menteri Birma U Nu.

2. Perdana Menteri Sri Lanka John Kotelawala.

3. Mohammad Ali Bogra, Perdana Menteri Pakistan.

4. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser.

5. Pangeran Kamboja Norodom Sihanouk.

6. Jenderal Carlos P. Romulo dari Filipina.

7. Perdana Menteri Cina Zhou Enlai.


Pada 2005, Gedung Pakuan menjadi tempat jamuan makan siang para kepala negara, kepala pemerintah, dan delegasi memperingati 50 tahun KAA. Begitu pun pada 2015 saat peringatan ke-60 tahun KAA.