Muhammadiyah Pangalengan Siapkan SD Islam Kreatif

Notification

×

Iklan

Iklan

Muhammadiyah Pangalengan Siapkan SD Islam Kreatif

Rabu, 08 Juni 2022 | 12:40 WIB Last Updated 2022-06-08T05:40:59Z


Oleh: Ace Somantri,
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bandung


NUBANDUNG.ID — Butuh perjalanan panjang untuk membangun dan mewujudkan sebuah harapan. Setiap orang pasti berkeinginan untuk mewujudkan harapannya dengan sempurna.


Begitupun dengan lembaga pendidikan milik Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Bandung. Harus diakui eksistensi Muhammadiyah biasanya ditopang oleh amal usaha, baik bidang sosial, ekonomi, maupun pendidikan.


Potret amal usaha Muhammadiyah (AUM) di kabupaten tidak terlalu ketinggalan. Namun demikian ada baiknya ke depan dipersiapkan berbagai cara dan strategi untuk merebut peluang dan kesempatan beramal saleh melalui Muhammadiyah.


Selain itu, harus juga meningkatkan peran dan partisipasi untuk menjadi inisiator, kreator, dan dinamisator berdirinya sebuah AUM. Di samping tentu saja menghidupkan, menggeliatkan, memakmurkan, dan memaksimalkan AUM yang sudah ada.


Belum lima tahun lebih, SD Islam Kreatif (SD-IK) Muhammadiyah Pangalengan Kabupaten Bandung berdiri. Namun, kehadirannya disambut baik oleh masyarakat Pangalengan. Hal itu terbukti bahwa sejak berdiri banyak warga masyarakat menitipkan anak-anaknya untuk dididik dan dibina di sekolah ini.


Empat tahun kegiatan pembelajaran berjalan, SD-IK Muhammadiyah Pangalengan tetap konsisten mendidik anak-anak meski kondisinya masih terbilang belia. Para pengelola berharap ada pembinaan intensif dari organisasi induknya yaitu persyarikatan Muhammadiyah.


Di era sekarang semangat saja tidak cukup karena banyak faktor yang harus dijadikan sebagai media atau wahana untuk tetap konsisten merawat jiwa semangat anak-anak didik agar jangan sampai padam.


Konsistensi para guru pun membutuhkan sentuhan dan dorongan nyata dari Muhammadiyah agar tetap memiliki jiwa beramal saleh yang dilandasi dengan keiklasan dalam mendidik anak-anak.


Dengan demikian, diharapkan mereka tidak terganggu dengan derasnya arus kapitalisme yang mengoyak spirit ta’awun (tolong-menolong) dalam ber-Muhammadiyah di lingkungan amal usaha.


Bangunan yang cukup megah SD-IK Muhammadiyah Pangalengan dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain, termasuk sekolah negeri, dibangun bukan dengan kalimat sulap aba kadabra – bim salabim.


Namun, sekolah ini dibangun dengan pengorbanan harta, waktu, tenaga, dan raga yang telah diwakafkan. Semua itu menjadi menjadi spirit dan motivasi tersendiri.


Pembangunan gedung SD-IK Muhammadiyah Pangalengan terbilang super cepat dibandingkan dengan sekolah Muhammadiyah yang lainnya sehingga modal finansial yang dikeluarkan sudah dipastikan tidak sedikit.


Tampilan gedungnya termasuk pada grade premium. Oleh karena itu, wajar sekali keluarga yang mewakafkan (harta, misalnya) berharap sekolah tersebut menjadi sekolah unggulan di Pangalengan dan sekitarnya. Dengan gedung seperti itu, mereka berharap sekolah tersebut tidak hanya unggul di Pangalengan, tetapi di Kabupaten Bandung.


Harapan dan cita-cita tidak boleh rendah, harus tinggi, agar menjadi motivasi untuk terus maju. Oleh karena itu, SD-IK Muhammadiyah Pangalengan dengan modal dasar lebih dari cukup, tidak ada alasan tidak siap menjadi sekolah unggul dan bersaing.


Tim manajemen sekolah harus yakin bahwa hal itu dapat dicapai dengan syarat sungguh-sungguh, penuh loyalitas, dan integritas tanpa batas dalam melaksanakannya. Siap menerima saran dan masukan, khususnya dari para orang tua yang mengamanahkan anak-anaknya pada sekolah.


Saran dan masukan dari mereka itu, salah atau benar, baik atau buruk, dan pantas atau tidak, tetap harus dihargai. Persoalan diikuti atau tidak, pihak manajemen sejatinya bisa membuat pemetaan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Namun, jangan jugaterlalu pesimis, apalagi putus asa, sikap seperti itu sebisanya dihindari.


Menjadi unggul dan bersaing itu tidak sulit. Hal yang sulit itu membangun spirit, motivasi, dan komitmen untuk berusaha mewujudkan visi dan misi yang sudah menjadi konsensus bersama. Insyaallah semua itu mudah diciptakan dan diwujudkan selama manajemennya terbuka.


Banyak tahapan untuk mewujudkan sekolah, apalagi saat ini banyak program sekolah yang berorientasi pada kebebasan akademik dengan model merdeka belajar dapat menstimulasi manajemen lebih leluasa menentukan capaian pembelajaran yang diharapkan.


Semoga keluarga yang mewakafkan (tanah, tenaga, harta, pikiran, dan sebagainya) tetap mendukung dan memberikan saran peningkatan mutu sekolah. Terima kasih Bapak H. Usep Sudrajat dan keluarga. Semua amalmu tidak akan terlupakan apalagi ditelan masa.