5 Kaulinan Barudak Sunda di Bandung yang Makin Langka

Notification

×

Iklan

Iklan

5 Kaulinan Barudak Sunda di Bandung yang Makin Langka

Sabtu, 08 Oktober 2022 | 12:59 WIB Last Updated 2022-10-08T08:39:17Z



NUBANDUNG.ID - Kaulinan yang artinya permainan, berasal dari kata ulin (main), dan barudak artinya adalah anak-anak, orang Jawa Tengah atau Jawa Timur menyebutnya dolanan bocah. Permainan anak-anak ini merupakan permainan yang secara tradisi sudah ada sejak dahulu. 


Sebelum ada game-game permainan seperti Sega, Nintendo, Play Station, X-Box, dan era gadget serta game on line,  anak-anak kecil terutama memiliki banyak permainan untuk menhabiskan waktu luang mereka.


Dilansir dari laman westjavatoday, yang paling menarik adalah adanya penggunaan nyanyian-nyanyian dalam bahasa sunda atau kakawihan didalam beberapa permainannya. Inilah salah satu sisi lain dari bentuk kaulinan barudak sunda yang dapat membedakannya dengan jenis permainan lainnya, terutama yang ada di jaman sekarang seperti sekarang ini.


Permaianan ini biasanaya dilakukan setelah pulang sekolah, setelah selesai belajar atau mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah, selesai  membantu orang tua mereka, bahkan juga di saat istirahat pada waktu mereka di sekolah.  Apalagi pada waktu liburan sekolah, anak-anak di Tatar Sunda mempunyai waktu yang panjang seharian memainkan berbagai macam kaulinan ini.


Ada permainan yang bisa dimainkan sendiri sendiri, ada permainan yang dibuat untuk dimainkan berpasangan, ada juga permainan yang harus dimainkan lebih dari dua orang.  


Selain itu juga, ada permainan yang khusus  dimainkan oleh anak-anak perempuan, permainan yang khusus dimainkan anak laki-laki, dan permainan yang bisa dimainkan bersama anak perempuan dan anak laki-laki.


5 kaulinan barudak Sunda, khususnya di Bandung itu antara lain:


1. Ucing-ucingan


Permainan ini biasanya paling banyak dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Seorang anak dipilih melalui cara pemilihan tertentu (suten, hompimpah, kacang-kacangan) menjadi ucing. Tugas seorang ucing itu ialah mengejar temannya yang lain, dan berhasil menyentuhnya. Permainan selesai jika si ucing berhasil menyentuh semua temannya.


2. Ucing Sumput


Sama seperti pada permainan ucing-ucingan, namun tugas seorang ucing disini adalah menemukan teman-temannya yang bersembunyi. Permainan selesai setelah si ucing berhasil menemukan semua temannya yang bersembunyi.


3. Anjang-anjangan


Permainan ini biasanya paling banyak dilakukan oleh anak-anak perempuan., iasanya dimainkan lebih dari satu orang. Seorang anak berperan menjadi penjual makanan, ia pura-pura memasak menggunakan daun-daunan yang dipetik di sekitarnya, sementara temannya yang menjadi pembelinya. Atau kadang berperan menjadi dokter, guru, ibu rumah tangga, atau yang lain.


4. Oray-Orayan


Permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai, anak laki-laki dan perempuan. Dua anak berperan sebagai penjaga dengan menautkan tangan ke atas, sedangkan teman-temannya berbaris berjalan di bawah tangan penjaga itu. 


Sambil bernyanyi : \"oray-orayan luar-leor ka sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng beukah.\" di ujung lagu, kedua penjaga menangkap anak yang persis berada di bawahnya.


5. Sapintrong


Permainan yang dimainkan oleh anak perempuan, yang menggunakan alat bantu dari karet gelang yang diuntun panjang menyerupai tali. Dua orang menainkan tali karet tersebut diputar-putar dan seorang lagi berloncat menghindari tali karet itu.  Permainan biasanya dimainkan bergiliran sampai pada hitungan putaran tertentu.