Alasan Kenapa Kita Diam Saat Lihat Orang Lain Buang Sampah Sembarangan

Notification

×

Iklan

Iklan

Alasan Kenapa Kita Diam Saat Lihat Orang Lain Buang Sampah Sembarangan

Senin, 16 Januari 2023 | 18:12 WIB Last Updated 2023-01-16T11:12:13Z


Penulis CECEP HASANUDIN, Pedagang Buku.


Apa, sih, sebenarnya yang menyebabkan orang sering buang sampah nggak pada tempatnya? Ada yang tahu? Kenapa mereka seperti nggak ngerasa bersalah sama sekali atas perbuatan mereka yang jauh dari akhlakul karimah itu?


Apakah mereka gak mikir, kalau yang mereka lakukan itu sungguh merugikan lingkungan, misalnya.  Mereka punya otak, bukan? Ya, punya, dong! Lho, otaknya kok gak difungsikan dengan benar? Nah, itu pertanyaannya!


Hobi Buang Sampah


Pun saya bingung dengan orang-orang yang 'hobi' buang sampah sembarangan. Saking bingung, saya hanya mengumpat dalam hati saat memergoki orang yang buang sampah sak kareppe dewe. Sak udel le dewe itu. Ah, percuma mengumpat! Tegur langsung, dong!


Nah, itu dia, Cuy! Saya pengecut. Gak berani. Gak punya mental 'preman', yang bisa menggertak orang yang dia mau. Intinya, saya gak punya nyali liar untuk mengingatkan orang, meski saya tahu orang itu salah. Beraninya cuma ngomel, menggerutu, dan ngedumel.


Kenapa saya beraninya cuma ngedumel dalam hati, tak berani mengingatkan dengan teguran? Ya, barangkali saya ini hamba yang lemah imannya, bahkan saya teringat hadis nabi: selemah-lemah iman.


Dengan kata lain, bila buang sampah sembarangan itu merupakan bagian dari kemunkaran, maka saya tidak bisa mengingatkan orang tersebut dengan 'tangan' ataupun 'lisan'. Saya hanya bisa mengatakan dalam hati: saya tidak suka dengan perbuatan mereka. Begitu.


Lalu, siapa yang mengingatkan mereka yang buang sampah sembarangan dengan 'tangan' atau 'lisan'? Ya saya serahkan kepada orang yang punya nyali saja. Atau saya berdoa semoga 'tangan' dan 'lisan' pemerintah dapat mengingatkan mereka dengan aturan tegas dan konsisten supaya ada efek jera.


Sikap Mental


Namun, yang jauh lebih penting dari semua itu adalah, sikap mental. Saya ingin bilang bahwa orang yang biasa buang sampah sembarangan itu, sebenarnya mereka sejak kecil tak diajarkan oleh orangtua mereka bagaimana membuang sampah pada tempatnya.


Paling tidak, orangtua yang peka tentu akan mengajarkan/mensounding terus-menerus ke buah hatinya mengenai dampak buruk bila sampah dibuang sembarangan dan sebaiknya membuang sampah itu begini dan bukan begitu.


Andai hal tersebut berhasil ditanamkan oleh orangtua ke anak, maka ketika sang anak beranjak dewasa, ia pun akan ingat (walau tidak selalu) ajarannya dan akan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. "O iya, buang sampah mesti pada tempatnya. Gak boleh sembarangan. Bahaya," gumamnya.


Bersyukurlah kepada orangtua yang telah mengajarkan anaknya hal-hal kecil, yang ajaran tersebut tak diajarkan oleh orangtua kebanyakan. Umumnya orangtua, mereka lebih antusias bila anaknya  menguasai pelajaran tertentu dibandingkan mengajarkan anak, misalnya: bagaimana bilang minta tolong, mengucapkan terima kasih, dan meminta maaf kepada orang lain.


Kalau kamu masih suka buang sampah sembarangan, ayo ingat-ingat ajaran orangtuamu dulu bahwa buang sampah itu pada tempatnya, ya, Nak. Oh, kamu gak pernah diajarkan bagaimana buang sampah oleh orangtuamu? Ow, saya betul-betul harap maklum, Kawan!