Ini Cara Siapkan Millenial Mengabdi 4.0, Mahasiswa UIN Bandung Ikut Survei di Labuan Bajo

Notification

×

Iklan

Iklan

Ini Cara Siapkan Millenial Mengabdi 4.0, Mahasiswa UIN Bandung Ikut Survei di Labuan Bajo

Selasa, 06 Juni 2023 | 08:30 WIB Last Updated 2023-06-06T01:30:00Z



NUBANDUNG.ID-Labuan Bajo, Aktivitas mahasiswa tidak terbatas hanya di ruang kuliah, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka ruang bagi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan penunjang akademik di antaranya kegiatan pengabdian di masyarakat. 


Inilah yang dilakukan Muhammad Hilman Abdurrahman, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang ikut berpartisipasi menjadi perwakilan panitia dalam kegiatan Millenial Mengabdi 4.0.  


Hilman bersama 5 mahasiswa lainnya terpilih dalam kegiatan survei pengabdian di Labuan Bajo (19-31/5/2023). Mereka ditugaskan mengurus perizinan dan melengkapi syarat administrasi di beberapa instansi dan Dinas Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sebelum kegiatan pengabdian dilaksanakan.


Millenial Mengabdi merupakan kegiatan pengabdian yang diinisiasi oleh Yayasan Karya Anak Millenial Indonesia (KAMI Foundation) yaitu sebuah wadah bagi generasi Millennial untuk ikut membantu masyarakat di lokasi pengabdian.


Program Millenial Mengabdi ini sudah dilaksanakan 3 kali. Sebelum di Labuan Bajo, kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilaksanakan di Lombok, Raja Ampat dan Bali.


Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, Millenial Mengabdi 4.0 mengusung konsep sustainable program atau program berkelanjutan, artinya masyarakat di lokasi pengabdian bisa secara mandiri mengembangkan potensi yang ada di desa nya.  Terdapat 4 bidang pada kegiatan ini, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi kreatif.


Muhammad Hilman Abdurrahman mengungkapkan bahwa desa yang dikunjungi sangat memerlukan perhatian dari masyarakat dan khususnya pemerintah. Salah satu desa lokasi pengabdian adalah Dusun Soknar, Desa Golomori di mana bangunan yang dijadikan pos pembatu (PUSTU)  masih sederhana, tidak lengkap, bahkan lantainya masih pasir.


"Di Dusun Soknar, Desa Golomori hanya ada 1 orang bidan. Kemudian bangunan yang digunakan untuk periksa kesehatan tampak luar dan dalamnya sangat memprihatinkan. Fasilitas di dalam PUSTU hanya ada kursi, meja dan  timbangan, itupun timbangan manual. Khawatirnya masyarakat desa yang ingin periksa kesehatan disana justru mendapatkan penyakit lain dikarenakan kondisi bangunan seperti itu," ungkap Mahasiswa asal Bangka Belitung ini, Selasa (6/6/2023).


Hilman juga menjelaskan bahwa terdapat 4 titik desa yang di kunjungi pada survei kali ini, antara lain dusun Soknar,  Desa Pasir Putih Pulau Messah, desa Pasir Panjang Pulau Rinca dan Desa Golomori Dusun Warloka Pesisir.


Annisa Salsabila Shafa, Project Manager Millenial Mengabdi 4.0 mengungkapkan kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan pada tanggal 8-18 Agustus 2023. Ada 3 pulau yang rencana akan menjadi pilihan kegiatan,  yaitu Pulau Rinca, Pulau Messah dan Warloka. Untuk melakukan pengabdian dengan durasi waktu terbatas, 3 titik ini bisa dijadikan opsi terbaik. 


“Lokasi tersebut dipilih karena  masyarakatnya sudah memiliki kesadaran akan potensi yang ada di desanya, akan tetapi masih membutuhkan pelatihan untuk menyusun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkannya. Masyarakat setempat juga sudah bisa memilih dan memilah program kerja seperti apa yang mereka butuhkan, dan bisa berdampak secara berkelanjutan. Karena sejauh ini kebanyakan program kerja yang dilakukan oleh kegiatan pengabdian serupa manfaatnya hanya dirasakan pada saat kegiatan, namun tidak ada dampak berkelanjutan bagi masyarakat," ungkap Annisa.


Kegiatan Millenial Mengabdi 4.0 akan diikuti 180 orang, di mana 150 orang adalah volunteer berusia 17-34 tahun yang berasal dari kalangan dokter, guru, dosen, mahasiswa dan siswa SMA serta ditambah panitia 30 orang.


Hilman berharap, dengan terselenggaranya kegiatan Millenial Mengabdi 4.0 ini bisa menarik perhatian dari pemerintah dan banyak pihak guna membantu mengembangkan potensi di desa pengabdian.

"Sekarang sudah saatnya muda mudi Indonesia, turut berperan secara langsung. Berlomba lomba dalam menebarkan manfaat, karena sebaik baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" ucap mahasiswa yang dipanggil Imau ini.


Sekretaris Jurusan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Uwes Fatoni, M.Ag turut mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa  jurusannya tersebut. Ia berharap dengan mengikuti kegiatan pengabdian di masyarakat, mahasiswa dapat mengasah kepekaannya terdapat problematika yang dihadapi oleh masyarakat dan turut berlatih mencari solusi sehingga kualitas hidup masyarakat semakin meningkat.


“Kegiatan pengabdian seperti yang diikuti oleh Hilman ini bisa menjadi contoh bagi mahasiswa yang lain, bahwa belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, namun juga bisa diikuti di program-program kemasyarakatan, asal tentu saja harus seizin dan sepengetahuan kampus. Kegiatan pengabdian ini menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM), Semoga pengalaman yang didapatkan bisa menjadi modal positif untuk membangun bangsa kelak ketika berada di masyarakat,” pungkas Uwes.