Makna Pergantian Tahun

Notification

×

Iklan

Iklan

Makna Pergantian Tahun

Jumat, 12 Januari 2024 | 08:46 WIB Last Updated 2024-01-12T01:46:47Z


 



AHMAD SAHIDIN, penulis buku Tanda-Tanda Kiamat Mendekat.


NUBANDUNG.ID --  Tahun baru biasanya ditandai berakhirnya penanggalan. Ia berganti jadi yang baru. Sebuah masa yang belum dialami sebelumnya dan insya Allah disongsong. Setiap tanggal 1 Januari masyarakat dunia merayakan Tahun Baru Masehi. Tak jarang sebagian umat Islam pun ikut. Hal ini dkarenakan ketidaktahuan bahwa Islam pun mempunyai sistem penanggalan tersendiri. Hijriyah nama kalender Islam, yang diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad Rasulullah Saw beserta umat Islam dari Makkah ke Madinah.  


Sebagian ahli sejarah berpendapat, penanggalan dalam Islam dimulai sejak masa Umar bin Khaththab menjadi khalifah. Tepatnya pada 638 Masehi, yaitu 6 tahun setelah wafatnya Rasulullah saw. Ia menetapkan kalender hijriah yang berdasarkan sistem lunar sebagai basic penanggalan Islam. 


Lahirnya penanggalan ini dilatarbelakangi adanya seorang utusan khalifah yang berkunjung ke Yaman. Ia mengkabarkan pada khalifah bahwa orang Yaman menuliskan tanggal dalam surat-suratnya. Maka sejak itu Umar bin Khaththab memerintahkan pembuatan penanggalan. Riwayat yang lain mengatakan, seorang penguasa protes terhadap surat yang dikirim khalifah karena tidak jelas mana surat yang ditulis duluan mana yang belakangan—maklum tidak ada tanggalnya.


Harus diakui fungsi adanya kalender hijriyah ini. Selain untuk mengetahui kapan bulan puasa Ramadhan, melaksanakan haji atau kelahiran Nabi Muhammad saw, juga untuk mengenal peristiwa-peristiwa bersejarah Islam lainnya. 


Meski tak ada penjelasan sejarah, namun pemilihan 1 Muharram sebagai awal tahun hijriyah didasarkan atas keutamaan atau peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di bulan tersebut. Banyak kisah menceritakan bahwa di bulan ini, Allah menyelamatkan para Nabi dari marabahaya dan Allah melarang pertumpahan darah.  


Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat At-Taubah ayat 36, bahwa sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah sebagaimana disebut di Kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, dan terdapat empat bulan di dalamnya merupakan bulan yang diharamkan, salah satunya bulan Muharram. Sebab bila dilihat dari bahasa, kata muharram berasal dari kata harrama. Yang mengalami perubahan bentuk menjadi: yuharrimu-tahriiman-muharraman-muharrimun. Arti muharraman sendiri adalah yang diharamkan. Apa yang diharamkan? Jelas pertumpahan darah dan perang atau yang dapat menghilangkan jiwa manusia. Intinya, Muharram sebagai awal Tahun Baru Islam merupakan bulan untuk mensucikan diri melalui berbagai ibadah, baik ritual maupun sosial. 


Tahun baru Islam tak hanya perpindahan tahun dan mengingat perjalanan panjang hijrah Rasulullah saw beserta umatnya ke Madinah, tapi juga sebuah momentum perubahan diri. Alangkah ruginya apabila Tahun Baru ini tidak menjadi momentum perubahan. Rasulullah saw mengingatkan, barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung. Inilah orang yang bahagia, yang tidak terlindas badai-badai zaman. Dengan bergantinya tahun, mari kita berbuat dan melakukan perubahan agar hidup bahagia dan lebih baik