NUBANDUNG.ID -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mendorong pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan melalui inisiatif Padaringan (Pakarangan Dapur Seni Budaya Sareng Ibing) di Leuweung Awi, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru. Dengan ornamen bambu dan konsep ramah lingkungan, Padaringan menjadi ruang publik unik yang mengedepankan seni, budaya, dan keberlanjutan.
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, yang meninjau langsung lokasi ini, memberikan apresiasi atas konsep inovatif Padaringan.
“Ini adalah cara yang sangat bagus untuk memanfaatkan lingkungan sebagai ruang publik, sekaligus menghimpun dan melestarikan kebudayaan. Di tengah kota yang semakin padat, ruang publik seperti ini sangat dibutuhkan,” ujar Koswara di Padaringan, Leuweung Awi, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru dikutip dari laman Kota Bandung, Senin (18/11/2024).
Dukungan dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung telah membantu Padaringan memberikan ruang dan fasilitas bagi masyarakat Cisurupan.
Sebanyak 23 tenant di lokasi ini menjual makanan tradisional Sunda, menjadikannya pusat kuliner khas yang berkonsep ramah lingkungan.
“Kami memastikan pengelolaan sampah dilakukan dengan pemilahan yang baik. Ini sejalan dengan visi Padaringan untuk keberlanjutan dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Salah satu keunikan di Padaringan adalah sistem transaksi yang menggunakan koin. Pengunjung harus menukarkan uang tunai mereka dengan koin yang tersedia dalam tiga nominal; koin 5 (Rp5.000), koin 10 (Rp10.000), dan koin 20 (Rp20.000).
“Sistem ini menarik dan memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung. Selain menjaga tradisi, juga menciptakan suasana yang unik dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal,” jelas Koswara.
Koswara juga menekankan pentingnya publikasi dan peningkatan kualitas budaya di Padaringan.
“Ruang publik seperti ini perlu dipromosikan lebih luas, agar masyarakat perkotaan yang membutuhkan hiburan seperti ini bisa mengaksesnya. Selain itu, hiburan dan kegiatan budaya di sini juga harus diseleksi agar kualitasnya meningkat dan kelasnya naik,” ujarnya.
Informasi tambahan, Padaringan beroperasi atau buka dalam dua minggu sekali.
Pemerintah berharap inisiatif ini menjadi model aktivasi ruang publik yang ramah lingkungan dan berbasis budaya untuk wilayah lain di Kota Bandung.
Dengan konsep yang mengedepankan budaya lokal, ramah lingkungan, dan unik, Padaringan Leuweung Awi siap menjadi destinasi baru yang memperkuat identitas budaya Sunda di Kota Bandung.