10 Tips Belajar Menulis dengan Blog Bergaya Storytelling agar Tulisan Lebih Hidup

Notification

×

Iklan

Iklan

10 Tips Belajar Menulis dengan Blog Bergaya Storytelling agar Tulisan Lebih Hidup

Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:26 WIB Last Updated 2025-08-27T01:26:44Z


NUBANDUNG.ID --
Menulis blog bukan hanya soal berbagi informasi. Di era digital ini, pembaca mencari koneksi emosional, bukan sekadar data kering. Nah, inilah mengapa tips belajar menulis dengan blog bergaya storytelling jadi sangat penting. 


Dengan storytelling, tulisanmu tidak hanya informatif, tapi juga mampu membekas di hati pembaca.


Mengapa Storytelling Penting dalam Dunia Blogging?

Kekuatan Cerita dalam Menarik Pembaca


Coba ingat, kapan terakhir kali kamu tenggelam dalam sebuah cerita? Manusia pada dasarnya menyukai cerita. Dari dongeng masa kecil sampai film favorit, cerita selalu jadi jembatan untuk memahami dunia. Dalam blogging, storytelling bisa membuat tulisanmu lebih mudah diingat dibanding artikel biasa.


Perbedaan Tulisan Informatif vs Naratif


Tulisan informatif hanya memberi tahu, sedangkan tulisan naratif mengajak pembaca ikut merasakan perjalananmu. Misalnya, alih-alih menulis “tips menulis rutin”, kamu bisa menulis: “Saya pernah merasa buntu selama seminggu penuh, hingga akhirnya saya menemukan trik sederhana: menulis hanya lima menit sebelum tidur.”


Memulai Perjalanan Menulis Blog dengan Storytelling

Menemukan Suara Pribadi


Sebelum bercerita, kenali dulu suara menulismu. Apakah santai, humoris, atau penuh refleksi? Dengan begitu, blogmu akan terasa otentik.


Menentukan Audiens dan Tujuan Blog


Apakah kamu menulis untuk pelajar, profesional, atau pembaca umum? Menentukan target audiens akan membantumu memilih gaya cerita yang pas.


Tips Belajar Menulis dengan Blog Bergaya Storytelling

1. Mulailah dengan Pengalaman Pribadi


Cerita nyata adalah bahan baku terbaik. Misalnya, kisah tentang kegagalan pertamamu menulis artikel yang ditolak bisa jadi pembuka yang menarik.


2. Gunakan Struktur Cerita (Awal, Tengah, Akhir)


Tanpa struktur, cerita akan terasa berantakan. Mulailah dengan pengenalan, lalu konflik, dan tutup dengan solusi atau refleksi.


3. Bangun Karakter dalam Tulisan


Bahkan jika ceritanya tentang dirimu, buatlah karakter yang bisa dirasakan pembaca—lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya.


4. Tambahkan Emosi dan Konflik


Cerita tanpa konflik ibarat makanan tanpa bumbu. Konflik membuat pembaca penasaran ingin tahu akhir ceritamu.


5. Sisipkan Dialog atau Kutipan


Dialog membuat tulisan terasa lebih nyata. Contoh: “Aku nggak bisa menulis hari ini,” kataku. Temanku menjawab, “Coba tulis saja satu kalimat. Itu sudah cukup.”


6. Gunakan Bahasa yang Mengalir


Hindari istilah yang kaku atau terlalu teknis. Tulis seakan-akan kamu sedang mengobrol dengan pembaca.


7. Gunakan Detail Sensorik


Tambahkan detail yang bisa dirasakan pembaca—bau kopi, suara hujan, atau rasa cemas di dada.


8. Hubungkan Cerita dengan Pesan Utama


Jangan biarkan cerita berakhir tanpa makna. Pastikan ada benang merah menuju pesan inti blogmu.


9. Jangan Takut Tampilkan Kerentanan


Kejujuran membuat tulisanmu lebih relatable. Ceritakan juga kegagalan, bukan hanya kesuksesan.


10. Tutup dengan Refleksi atau Call to Action


Akhiri tulisan dengan pertanyaan, ajakan, atau pelajaran yang bisa pembaca bawa pulang.


Contoh Blog Storytelling yang Inspiratif


Penulis lokal: Banyak blogger Indonesia seperti Raditya Dika yang memulai dari cerita pribadi dan berhasil menarik jutaan pembaca.


Blogger internasional: Mark Manson menggunakan storytelling untuk membahas topik berat dengan cara ringan dan relatable.


FAQ seputar Tips Belajar Menulis dengan Blog Bergaya Storytelling


1. Apa itu storytelling dalam blogging?

Storytelling adalah teknik menulis dengan menyampaikan pesan lewat cerita, bukan hanya data.


2. Apakah semua niche blog bisa pakai storytelling?

Ya! Baik blog travel, edukasi, bahkan bisnis bisa lebih menarik dengan storytelling.


3. Bagaimana cara mengatasi writer’s block?

Mulailah dari cerita sederhana sehari-hari. Jangan paksakan tulisan harus sempurna.


4. Berapa panjang ideal artikel storytelling?

Tergantung topik. Namun, minimal 800–1000 kata agar pembaca bisa larut dalam cerita.


5. Apakah harus selalu memakai pengalaman pribadi?

Tidak harus. Bisa juga pakai cerita fiksi atau kisah orang lain dengan izin.


6. Bagaimana cara mengukur keberhasilan storytelling?

Perhatikan engagement—komentar, share, atau respon emosional pembaca.


Menulis dengan storytelling adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Dengan menerapkan tips belajar menulis dengan blog bergaya storytelling, kamu bisa mengubah tulisan biasa menjadi pengalaman membaca yang mengesankan dan membekas.


Kalau kamu ingin blogmu berbeda dari yang lain, mulailah menulis bukan hanya untuk memberi tahu, tapi juga mengajak pembaca ikut dalam perjalanan ceritamu.