UIN Bandung Gelar Workshop Difabel, UMKM dan Copilot AI

Notification

×

Iklan

Iklan

UIN Bandung Gelar Workshop Difabel, UMKM dan Copilot AI

Kamis, 04 Desember 2025 | 18:48 WIB Last Updated 2025-12-04T11:48:04Z


NUBANDUNG.ID -- Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Pelatihan Workshop Difabel, UMKM dan Copilot AI bekerja sama dengan Microsoft, Alunjiva, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), serta Pesantren Tunanetra Sam’an Darushudur. Kegiatan berlangsung di Aula FEBI, Rabu (03/12/2025).


Workshop bertajuk “Sebuah Analisis dari Perspektif Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” ini menghadirkan dua narasumber utama Edi Suwanto, Head of IT Pesantren Sam’an Cinta Quran sekaligus Founder Difabelajar.id dan Edubilitas, yang membawakan materi bertema “Islamic Inclusive Economy: Copilot AI sebagai Solusi Pendampingan UMKM dan Penyandang Disabilitas.” Dr. Ridwan Effendi, M.Ag., Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Tunanetra SAM’AN Kota Bandung dan dosen FEBI yang membahas tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Ketua Program studi Ilmu Hadis, Dr. Agus Suyadi Raharusun, Lc., M.Ag yang mengangkat penguatan literasi hadis untuk kalangan disabilitas.


Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Dudang Gojali, S.Ag., M.Ag., didampingi oleh Wakil Dekan I, Prof. Dr. Iwan Setiawan, S.Ag., M.Pd., M.E.Sy.,secara resmi membuka kegiatan dan menegaskan pentingnya teknologi inklusif bagi semua kelompok masyarakat. Dengan adanya teknologi, khususnya kecerdasan buatan, harus menjadi alat pemberdayaan yang membuka lebih banyak ruang bagi kelompok difabel untuk berkarya dan berkontribusi.


“Peringatan Hari Disabilitas Internasional harus menjadi momentum memperluas akses dan kesempatan bagi seluruh masyarakat, termasuk keberpihakan kampus terhadap penyandang disabilitas untuk memanfaatkan teknologi. Workshop Copilot AI ini menjadi bagian dari komitmen kampus menghadirkan pendidikan dan layanan yang inklusif dan FEBI berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang ramah, setara, dan memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk tumbuh, termasuk rekan-rekan difabel,” tegasnya.


Prof Dudang mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai bagian dari langkah nyata kampus dalam memperluas akses pendidikan yang inklusif. Kemitraan antara FEBI, Microsoft, Alunjiva, PGSA dan Pesantren Tunanetra Sam’an Darushudur menjadi langkah strategis untuk memastikan pemanfaatan kecerdasan buatan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.


“Kita ingin AI bukan hanya dinikmati oleh kalangan tertentu, tetapi menjadi alat pemberdayaan, terutama bagi sahabat-sahabat kita penyandang disabilitas agar mandiri dan berdiri di kaki sendiri dalam berkarya dan berkontribusi nyata,” jelasnya.


Kepala PSGA, Irma Riyani, Ph.D., menyampaikan kampus masih menghadapi sejumlah tantangan terkait isu disabilitas, mulai dari cara pandang, interaksi sosial, keterbatasan layanan, peluang kerja, hingga pemenuhan kewajiban agama.


“Semua hal tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama menuju kampus inklusif. Prinsip rahmatan lil ‘alamin dalam visi UIN harus diterjemahkan dalam praktik no discrimination, no violence, dan no one left behind,” tegasnya.


PSGA terus merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) melalui FGD, pendampingan beasiswa, dan pembukaan peluang kerja bagi mahasiswa disabilitas.


“Apa yang dilakukan Dr. Ridwan hari ini adalah jalan pemberdayaan agar mahasiswa disabilitas mampu mandiri dan aktif berpartisipasi. Pemanfaatan AI Copilot bersama Microsoft sangat relevan untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan digital,” jelasnya.


Pihak LP2M menyampaikan apresiasi kepada Dekan FEBI, Wakil Dekan I, Ketua dan Sekretaris Prodi Akuntansi Syariah, para narasumber, serta Pesantren Tunanetra Sam’an Al-Qur’an yang terlibat.“PSGA mendukung penuh kegiatan ini dan berterima kasih telah dilibatkan,” ujarnya.


Dalam pemaparannya, Edi menguraikan bagaimana teknologi kecerdasan buatan dapat menjadi alat bantu yang efektif dan terukur untuk meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas, khususnya tunanetra.


Founder Edubilitas ini menjelaskan berbagai studi kasus pemanfaatan AI Copilot bagi penyandang disabilitas, mulai dari tujuan penggunaan jangka pendek hingga jangka panjang.


Pada target jangka pendek (1–3 bulan), peserta didorong untuk menguasai prompt dasar; membuat deskripsi produk menggunakan Copilot; menyusun promosi sederhana untuk WhatsApp, Instagram; memahami fitur ringkas AI.


Untuk target jangka panjang (6–12 bulan) diarahkan pada membangun toko online yang lebih rapi; membuat konten foto dan audio marketing; mengelola pembukuan sederhana dengan AI; membuat modul pembelajaran untuk guru; mengembangkan kreativitas secara mandiri.


Edi menekankan batasan yang perlu dituliskan dalam prompt agar output lebih aksesibel bagi tunanetra, seperti:


“Berikan penjelasan yang mudah dibaca screen reader.”

“Gunakan bahasa sederhana dan tidak terlalu teknis.”

“Berikan jawaban dalam format poin.”

“Sertakan langkah-langkah yang ringkas.”

“Jika perlu, batasi output maksimal 150 kata.”


Dalam kesempatan itu, Edi memberikan tips penggunaan Copilot untuk tunanetra, di antaranya, mengaktifkan mode layar gelap, menggunakan navigasi geser sederhana, melakukan refresh ketika screen reader tersendat, serta memanfaatkan perintah suara untuk tugas panjang.


Dalam sesi praktik, Edi memperkenalkan berbagai contoh prompt untuk kebutuhan UMKM disabilitas, seperti Deskripsi produk: membuat narasi yang sederhana dan ramah screen reader. Menjelaskan gambar (Alt Text): mendeskripsikan warna, bentuk, dan gaya dalam format poin. Konten promosi WhatsApp: membuat kalimat singkat, menarik, dan mudah dibaca pelanggan.Membuat persona bisnis: menentukan profil target market agar AI memberi solusi yang relevan. Merangkum pesan pelanggan: mengubah percakapan menjadi poin yang jelas dan ringkas. Pembuatan foto produk: membuat variasi gambar dengan warna dan konsep tertentu.


Paling tidak terdapat enam manfaat Copilot bagi penyandang disabilitas, antara lain: Membantu menulis cepat dan mudah; Mempermudah pembuatan konten panjang; Membantu pekerjaan belajar dan mengajar; Menghasilkan ide kreatif; Membantu memvisualisasikan desain atau deskripsi rinci; Meningkatkan produktivitas usaha


Tak lupa, Edi menyampaikan empat prinsip etika penggunaan AI: penggunaan aman dan tidak merugikan, menjaga privasi data, verifikasi informasi, serta memastikan AI digunakan secara adil dan inklusif, terutama bagi penyandang disabilitas.


Dalam kesempatan itu, Dr. Ridwan memberikan pemaparan terkait Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam yang menjadi fondasi penting dalam merumuskan konsep ekonomi inklusif di era digital.


“Pemikiran ekonomi Islam sejak awal menekankan nilai keadilan, kesetaraan, dan pemberdayaan kelompok rentan. Kehadiran teknologi seperti AI seharusnya melanjutkan semangat itu dengan membuka akses seluas-luasnya bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi dan sosial,” jelasnya.


Inisiatifnya menghadirkan workshop berbasis teknologi AI menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kontribusi akademik maupun profesional.


Dr. Ridwan berharap kegiatan ini dapat membuka cakrawala baru bagi mahasiswa dan dosen tentang bagaimana teknologi, termasuk Copilot AI, dapat digunakan untuk memperkaya kajian ekonomi Islam dari perspektif sejarah pemikiran. “Pemanfaatan AI harus ikut mendorong kita untuk lebih reflektif, kreatif, dan adaptif,” ungkapnya.


Kolaborasi dengan Microsoft dan Pesantren Tunanetra Sam’an Darushudur menambahkan nilai penting dalam penyelenggaraan workshop ini. Selain memberikan pengalaman penggunaan AI secara langsung, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan antara akademisi dan komunitas difabel dalam suasana yang egaliter dan penuh semangat belajar.


Acara berlangsung interaktif dengan demonstrasi penggunaan Copilot AI serta diskusi tentang peluang dan tantangannya dalam kajian ekonomi Islam. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi, menandai suksesnya peringatan Hari Disabilitas Internasional di lingkungan FEBI tahun ini.


Ketua Prodi Akuntansi Syariah, Mia Lasmi Wardiyah, S.P., M.Ag., CPRM., C.PS., C.MC., didampingi Sekretaris Prodi Fithri Dzikrayah, M.E.Sy., CIFA., menyampaikan bahwa kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan memperluas literasi digital inklusif, memperkuat kapasitas UMKM disabilitas, serta mendorong kemandirian digital di lingkungan pendidikan dan masyarakat.


Dengan terselenggaranya workshop ini, FEBI UIN SGD Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi fakultas yang inklusif, progresif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus memastikan bahwa setiap insan akademik termasuk para dosen difabel mendapatkan ruang profesional yang setara untuk berkarya dan berprestasi.