FSRD ITB dan Perpusnas Luncurkan 25 Seri Buku Anak dan Komik Diponegoro ////]]>

Notification

×

Iklan

Iklan

FSRD ITB dan Perpusnas Luncurkan 25 Seri Buku Anak dan Komik Diponegoro

Jumat, 03 Oktober 2025 | 20:24 WIB Last Updated 2025-10-03T13:24:10Z
Affiliasi

 


NUBANDUNG.ID -- Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) meluncurkan 25 seri buku anak dan komik bertema Pangeran Diponegoro. Peluncuran ini berlangsung di Gedung Perpusnas RI, Jakarta, sebagai bagian dari peringatan 200 tahun Perang Jawa, sekaligus upaya mendorong minat baca sejarah sejak usia dini.


Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menegaskan bahwa buku anak dan komik ini merupakan langkah untuk memperkuat budaya literasi nasional.


“Komik adalah medium yang merangsang multi kompetensi. Anak tidak hanya membaca teks singkat, tetapi juga belajar memahami konteks dari gambar, karakter, dan tokoh di dalamnya,” ujar Aminudin, Jumat (3/10/2025).


Ia berharap karya ini tidak hanya dibaca, tetapi juga menjadi pembuka ruang dialog antara anak, guru, dan orang tua.


Aminudin juga mengapresiasi kerja sama dengan FSRD ITB, “Saya menyampaikan terima kasih kepada FSRD ITB atas tanggung jawab bersama menghasilkan 25 komik dengan cerita yang diadaptasi dari naskah asli Babad Diponegoro dalam waktu yang singkat,” katanya.


Proyek ini dipimpin oleh Dr. Riama Maslan Sihombing, M.Sn., dosen dari Kelompok Keahlian Komunikasi Visual dan Multimedia FSRD ITB. Di bawah arahannya, tim mengalihwahanakan Babad Diponegoro menjadi buku anak dan komik bergambar.


“Cara terbaik menjembatani sejarah besar dengan imajinasi anak-anak adalah melalui bahasa visual,” ujar Dr. Riama.


Menurutnya, ilustrasi bukan sekadar hiasan, melainkan jembatan kognitif dan emosional yang membantu anak-anak memahami nilai perjuangan, spiritualitas, dan nasionalisme Pangeran Diponegoro.


Tim kreatif melakukan riset yang mendalam, mulai dari sumber primer seperti Babad Diponegoro dan Kuasa Ramalan, hingga kajian kontemporer. Narasi sejarah dipecah menjadi fragmen dengan nilai-nilai universal, sementara para ilustrator dan komikus alumni FSRD ITB merekonstruksi arsitektur, suasana, dan busana Jawa abad ke-19 agar tetap otentik dan mudah dipahami oleh anak-anak.


Dekan FSRD ITB, Dr. Kahfiati Kahdar, M.A., menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi bukti nyata peran seni dan desain dalam menyampaikan sejarah kepada generasi muda:


“Kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana seni dan desain mampu menjembatani masa lalu dengan masa kini, sehingga nilai-nilai sejarah tetap hidup.”


Sejumlah tokoh turut mengapresiasi proyek ini:


Ratna Djumala (Dosen FIB UI): Menganggap karya ini luar biasa karena mampu mengadaptasi naskah berbahasa Jawa menjadi bacaan yang ramah anak.


Suhardi Budi Santoso (Tempo Publishing): Menyatakan bahwa seri ini tidak hanya memberi pengetahuan sejarah, tetapi juga menghibur dan membangun karakter anak.


Pramudya Ardyagarini Nugroho (Konselor dan Pendiri Parentsea): Menyebut komik ini sangat cocok untuk anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami ADHD:


“Komik cocok untuk anak ADHD karena kaya gambar dan tulisannya singkat. Mereka bisa fokus dan menikmati gambarnya.”


Peluncuran seri buku ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Kunjung Perpustakaan dan kampanye literasi sejarah oleh Perpusnas. Sebelumnya, Perpusnas juga telah merilis beberapa karya sejarah terkait Perang Jawa, seperti Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan dan Babad Kedung Kebo.


Kolaborasi antara FSRD ITB dan Perpusnas ini tak hanya memperkaya koleksi literasi nasional, tetapi juga menjadi langkah inovatif dalam menghadirkan sejarah kepada dunia anak. Dengan format visual yang menarik, kisah perjuangan Pangeran Diponegoro kini lebih mudah dibaca, dilihat, dan dicintai oleh generasi penerus bangsa.