NUBANDUNG. ID — Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Rahmatan lil ‘Alamiin, di Aula Gedung F, Kampus 2, Selasa (7/10/2025)
Dengan menghadirkan tiga narasumber utama: Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung; Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, STP., M.T., Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI; Fakry Hamdani, M.Hum., M.Res., Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam paparannya, Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, STP., M.T. menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses yang terencana untuk membentuk manusia seutuhnya.
“Pendidikan harus mampu mengubah perilaku, keterampilan, dan pengetahuan untuk melahirkan insan kamil. Maka dengan itu, pengenalan terhadap nilai-nilai kemanusiaan merupakan hal penting, sebab berbicara tentang pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia,” ujarnya.
Kaban Dhani, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa manusia memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai hamba Tuhan dan khalifah di muka bumi.
“Dengan dua fungsi tersebut, produk pendidikan yang berbasis Rahmatan lil ‘Alamiin harus menekankan tiga H: behavior from head, behavior from heart, dan behavior from hand,” tuturnya.
Terdapat berbagai jenis kecerdasan manusia yang perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan.
“Daniel Goleman membagi kecerdasan menjadi dua, yaitu intellectual quotient dan emotional quotient, yang kemudian berkembang lagi menjadi physical quotient, social quotient, dan spiritual quotient,” jelasnya.
Menurutnya, kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup kemampuan berpikir logis, tetapi juga kemampuan memahami hukum sebab-akibat. Sementara kecerdasan emosional merupakan kemampuan menata hati agar selaras dengan nilai-nilai kebaikan.
“Kecerdasan fisik penting karena tubuh adalah tempat menitipkan kebahagiaan dan ibadah. Kecerdasan sosial membantu manusia menjalin relasi baik dengan sesama. Namun semua kecerdasan akan sia-sia tanpa kecerdasan spiritual,” tegasnya.
Menutup paparannya dengan ajakan agar kesadaran spiritual diwujudkan dalam tindakan nyata.
“Orang yang beragama sejati tidak hanya tahu dan terampil, tetapi juga berperilaku sesuai dengan nilai yang ia imani,” jelasnya.
Dekan FTK Fakry Hamdani, M.Hum., M.Res., Ph.D. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen fakultas dalam memperkuat pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang berorientasi pada nilai-nilai Rahmatan lil ‘Alamiin.
“Melalui seminar ini, kami ingin mempertegas arah pendidikan Islam yang inklusif, moderat, dan relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa kehilangan ruh keislaman,” ujarnya.
Rektor Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun sistem pendidikan yang berkelanjutan.
“UIN Sunan Gunung Djati Bandung berkomitmen menjadi pusat pengembangan ilmu yang berlandaskan nilai Rahmatan lil ‘Alamiin, demi melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna bagi umat,” tuturnya.
Seminar ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan FTK dengan antusiasme tinggi. Para peserta aktif berdiskusi dan memberikan masukan terkait penerapan nilai Rahmatan lil ‘Alamiin dalam pengembangan kurikulum.
Sebagai tindak lanjut, Wakil Dekan I FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung Wakil Dekan I Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum. menuturkan akan membentuk Tim Pengembangan Kurikulum Rahmatan lil ‘Alamiin yang bertugas merancang dan mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama ke dalam seluruh program studi dan mata kuliah.
"Untuk tahap awal membentuk Tim Pengembang Kurikulum Rahmatan Lil 'Alamiin dan menyerahkan outline buku Pendidikan Rahmatan Lil Alamiin," bebernya.
Melalui kegiatan ini, FTK menegaskan perannya sebagai garda depan pengembangan pendidikan Islam moderat yang menebarkan nilai kedamaian dan kemanusiaan di tengah masyarakat global.