NUBANDUNG.ID -- Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Success Story bersama alumni, Chefi Abdul Latif, di Aula FEBI, Senin (10/11/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang inspiratif bagi para mahasiswa untuk memahami tantangan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia profesional, khususnya di bidang akuntansi syariah dan persiapan akreditasi internasional.
Dalam pemaparannya, Chefi Abdul Latif menghadirkan pitch deck berjudul “Solusi Sederhana Pengajuan Akreditasi Internasional Aksyar”, yang menekankan pentingnya kesiapan lulusan dalam menjawab tuntutan global.
Menurutnya, lulusan Akuntansi Syariah harus memiliki kombinasi antara kompetensi teknis (hard skills) dan keterampilan non-teknis (soft skills) sebagai kunci daya saing.
Chefi menjelaskan bahwa dunia akuntansi kini menuntut penguasaan standar dan praktik internasional.
Plaing tidak ada lima tantangan utama yang harus dipahami mahasiswa meliputi:
- Penguasaan standar akuntansi internasional seperti IFRS.
- Kemampuan teknis dalam software akuntansi, sistem informasi akuntansi, dan Microsoft Excel.
- Keterampilan analisis keuangan yang kuat untuk mendukung pengambilan keputusan.
- Kompetensi perpajakan nasional dan internasional.
- Etika profesi, kemampuan komunikasi, serta ketangguhan menyelesaikan persoalan kompleks di dunia kerja.
“Mahasiswa perlu mempersiapkan diri tidak hanya dengan teori, tetapi dengan keahlian nyata yang dibutuhkan industri,” jelasnya.
Dalam sesi materi, Chefi menegaskan empat hard skills utama yang harus dikuasai mahasiswa Akuntansi Syariah, yaitu:
1. Penguasaan standar akuntansi internasional (IFRS).
2. Kemampuan teknis dalam software akuntansi dan sistem informasi.
3. Analisis keuangan, terutama dalam pengolahan data untuk pengambilan keputusan.
4. Pemahaman perpajakan, baik nasional maupun internasional.
Chefi mendorong mahasiswa untuk mengambil sertifikasi profesional seperti ACCA, CFA, CPA, atau sertifikasi internasional lainnya untuk meningkatkan kredibilitas dan peluang karier.
Tak hanya menguasai kompetensi teknis, mahasiswa perlu memiliki soft skills yang matang. Chefi menguraikan beberapa keterampilan penting yang harus diasah sejak masa kuliah, antara lain:
- Komunikasi efektif dengan berbagai pemangku kepentingan.
- Pemecahan masalah dalam isu akuntansi yang kompleks.
- Manajemen waktu dan organisasi, terutama dalam mengelola tenggat laporan keuangan.
- Ketelitian dan perhatian pada detail.
- Kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan tren global.
“Di dunia kerja, soft skills itu menentukan bagaimana kita bekerja dalam tim, mengelola tekanan, dan mengambil keputusan secara profesional,” ujarnya.
Chefi menekankan pentingnya etika profesi dalam membentuk akuntan berintegritas. Pengalaman internasional melalui program pertukaran atau proyek lintas negara turut menjadi nilai tambah bagi mahasiswa yang ingin menapaki karier global.
Ketua Prodi Akuntansi Syariah, Mia Lasmi Wardiyah, S.P., M.Ag., CPRM didampingi oleh Sekretaris Fithri Dzikrayah, S. E., M. E. menuturkan success story ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa Akuntansi Syariah “untuk mempersiapkan diri secara lebih komprehensif dalam menghadapi persaingan global sekaligus mendukung pengajuan akreditasi internasional prodi,” pungkasnya.

