NUBANDUNG.ID -- Penasihat Ahli Menteri Agama Burhanuddin Muhtadi menyampaikan perlunya pembaruan strategi dakwah dan pendidikan agama agar tetap relevan dengan dinamika sosial generasi muda. Hal itu ia sampaikan saat menjadi panelis sesi kedua lokakarya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama bertema Tren dalam Isu-isu Sosial Keagamaan, di Atria Hotel Tangerang.
Burhanuddin mengatakan, pendekatan dakwah dan pendidikan keagamaan yang bersifat satu arah dan otoritatif semakin sulit menjangkau generasi muda yang tumbuh dengan nilai dan ruang sosial yang berbeda.
“Podium dakwah hari ini sudah berubah. Anak-anak muda tidak lagi hanya berkumpul di ruang-ruang keagamaan formal, tetapi aktif di komunitas olahraga, seni, dan ruang sosial lintas latar belakang. Jika dakwah tidak hadir di sana, mereka akan membangun dunianya sendiri,” ujar Burhanuddin dalam keterangannya, Selasa (16/12/2025)
Guru Besar UIN Jakarta ini menjelaskan berbagai riset global menunjukkan adanya pergeseran nilai di kalangan generasi muda yang ditandai dengan menurunnya tingkat religiusitas.
“Yang terjadi bukan masyarakat berhenti percaya pada agama, tetapi lahirnya generasi baru yang memiliki kecenderungan religiusitas lebih rendah. Ini fenomena global, bukan persoalan lokal,” katanya.
Burhanuddin menguraikan bahwa generasi sebelumnya memandang agama sebagai sumber keamanan, kepatuhan, dan norma kolektif. Sementara generasi muda saat ini lebih menekankan nilai ekspresi diri, otonomi individu, dan pilihan personal, yang turut memengaruhi cara mereka memandang agama dan otoritas keagamaan.
“Pengembangan pendidikan keagamaan tidak hanya berorientasi pada penambahan jumlah lembaga, tetapi lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tren demografis seperti menurunnya angka kelahiran, berdampak pada berkurangnya jumlah peserta didik di lembaga pendidikan keagamaan dan perlu menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pendidikan agama yang berkelanjutan dan adaptif,”
pungkasnya.



