Kuntum Bunga Kampung (1928-2009)

Notification

×

Iklan

Iklan

Kuntum Bunga Kampung (1928-2009)

Kamis, 29 November 2018 | 00:31 WIB Last Updated 2022-09-09T01:43:10Z

ah itu burung bercengkrama riang
membedah rasa yang diaduk kesepian
di depan pusaramu aku melayang
berimajinasi meneteskan selaksa harapan

rekahan jiwa ini mengembung pilu
menari di atas selubung kerinduan
mencari sepercik hati berdawai ngilu
perkuburanmu kini sisakan kemasaman


masihkah kudekap erat kegelisahan berbalut harapan?
adakah kau rasakan suasana batin yang sama laiknya kurasakan?
ah pastinya kau tak merasakan?
aku yakin kau pun tak berpengharapan seperti yang kuharapkan!

batu nisan ini menjadi saksi bisu
di gelaran hatiku bersemayam keresahan
berpendaran menjadi tangisan menggunung
di dalam diri ini aku hanya bisa berdecak kagum
kadang rasa tak percaya mengulum sinabar

Oo, di......kampung ini telah lahir
manusia yang resah dan jengah atas kemiringan
yang tak pernah berhenti menetaskan
kederitaan dan penderitaan hidup dibalut refleksi agung

Oo, di.....kampung ini juga dirimu telentang kaku
mencoba bertamu sekaligus bercengkrama
dengan tetanggamu yang mencium harum
kuntum bunga yang puluhan tahun tak pernah tercium

selamat jalan sang maestro (1928-2009)
selamat bercengkrama dengan-Nya
akankah aku di sini menjadi gelisah sepercis dirimu.....?

Garut, 22 September 2009