Surga Balasannya Kalau Kita Berbakti pada Orangtua

Notification

×

Iklan

Iklan

Surga Balasannya Kalau Kita Berbakti pada Orangtua

Minggu, 21 Maret 2021 | 22:02 WIB Last Updated 2022-09-09T01:42:56Z

ALLAH SWT
berfirman, “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’ [17]: 23).

Secara fitrah, orang tua memiliki kasih sayang luar biasa pada anak-anaknya. Mereka khawatir dan sedih ketika anaknya berduka, juga menangis ketika anaknya mendapatkan musibah. Kendati anak-anaknya sudah dewasa dan berkeluara, orang tua tidak pernah lelah mencintai dan menyayangi. Mereka tak pernah berhenti memikirkan nasib anak-anaknya.

Kasih sayang mereka sungguh luar biasa. Bahkan, saking luar biasanya, seorang ustaz mengilustrasikan kasih sayang mereka seupama sumber mata air yang mengalir begitu mudah dari atas ke bawah, seperti air terjun atau air hujan. Kasih sayang mereka tidak akan menemui halangan dan rintangan untuk anak-anaknya tercinta.

Berbeda dengan kasih sayang seorang anak kepada orang tua mereka. Begitu sulit dan membutuhkan waktu sedemikian lama. Kasih sayang mereka kepada orang tua seperti sumber mata air yang berada di dasar tanah. Untuk mengalirkan air ke permukaan (dari bawah ke atas), diperlukan kerja keras yang menguras tenaga. Air tersebut harus diangkat ke permukaan tanah dengan menggunakan alat-alat super canggih, terukur, dan mahal. Setelah itu, air yang berada di bawah tanah baru bisa menyembur ke permukaan.

Bagi seorang anak, mengabdi dan berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban. Wajib artinya perintah Allah SWT yang tak boleh kita langgar. Selama apa yang diusulkan orang tua itu berupa kebajikan, tugas kita ialah menaatinya dengan ikhlas. Berbakti kepada orang tua seringkali disebut dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntutan untuk menyembah Allah SWT. Ini artinya, kebajikan seorang anak dan tingkat keberbaktian mereka setingkat dengan beribadah kepada Allah.

Allah SWT berfirman, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang tua (ibu-bapaknya); ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada orang tua ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kamu kembali.” (QS. Luqman [31]: 14).

Di dalam Kitab Riyadhush Shalihin, dijelaskan bahwa suatu ketika Abdullah Ibn Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah SAW ikhwal perbuatan apa yang paling dicintai Allah. Beliau menjawab, “Yaitu shalat pada waktunya”. Ibn Mas’ud bertanya lagi: Kemudian apa lagi ya Rasulullah? Beliau menjawab, “Berbuat baik kepada orang tua”. Untuk ketiga kalinya Abdullah Ibn Mas’ud bertanya lagi: Kemudian apa lagi ya Rasulullah? Beliau menjawab kembali, “Jihad Fi Sabilillah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang tua yang selama ini menjaga dan memelihara tentunya memiliki jasa luar biasa bagi kita. Khususnya bagi seorang ibu, ia mengandung dan melahirkan kemudian memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Ayah kita juga sama. Ia mencari nafkah dengan banting tulang hanya agar anaknya mendapatkan penghidupan yang cukup dan layak. Jadi tak heran apabila Rasulullah SAW mengatakan bahwa keridhaan orang tua, ialah keridhaan Allah pula.

Di dalam hadis dijelaskan, “Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi).

Namun, realitas hari ini mengindikasikan peran dan fungsi orang tua bergeser karena perkembangan zaman yang meniadakan nilai, etika, moral, dan akhlak. Seorang anak dengan gagah perkasa berani membentak, berteriak, dan bahkan memarahi orang tua. Padahal kalau kita hendak membalas jasa mereka, sungguh tidak akan mampu dibalas.

Saking besar jasa kedua orang tua bagi kita, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Belumlah disebut seorang anak membalas orang tuanya, sebelum ia mendapati mereka tertawan menjadi budak, kemudian ia menebusnya dan memerdekakannya.” (HR. Muslim).

Akhirulkalam, mari kita hormati dan tempatkan kedua orang tua pada tempat yang mulia dengan menciptakan kebanggan di hati mereka. Mari kita ciptakan kemuliaan akhlak sehingga dapat menerangi orang tua di akhirat. Mari juga kita berkhidmat di hadapan orang tua dengan selalu merendahkan suara kita, menyembunyikan kepiawaian kita berbicara, dan tidak berbantah-bantahan dalam perkara yang sepele. Sebab, ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua. Wallahua'lam