Kolaborasi Sipil untuk Perlindungan Perempuan dan Anak di Era Krisis Lingkungan
NUBANDUNG.ID -- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat menggelar Orasi Ilmiah dan Dialog Publik bertajuk “Merawat Kehidupan, Menyelamatkan Masa Depan: Kolaborasi Sipil untuk Perlindungan Perempuan dan Anak di Era Krisis Lingkungan”.
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, diikuti oleh 60 peserta luring di Aula PKBI Jawa Barat, Kota Bandung, dan 50 peserta daring melalui Zoom Meeting, Selasa (30/12/2025).
Acara secara resmi dibuka oleh Ketua Pengurus PKBI Jawa Barat, Abdal Matin, yang menyampaikan bahwa 68 tahun bukan sekadar usia, tetapi bukti ketangguhan organisasi dalam mendampingi masyarakat. Menurutnya, PKBI terus menunjukkan eksistensi dari masa ke masa. "Sesuai tema kegiatan bertahan menghadapi tantangan, tumbuh sebagai organisasi yang relevan, dan bangkit menjawab kebutuhan zaman, terutama dalam isu perlindungan perempuan, anak, kesehatan reproduksi, dan keadilan sosial," tegasnya.
Selanjutnya, Plt. Direktur Eksekutif PKBI Jawa Barat, Fajar Santoso, menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini semakin kompleks, termasuk pertumbuhan penduduk, ketimpangan informasi layanan kesehatan, dan risiko bencana ekologis. "PKBI Jawa Barat berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dan masyarakat sipil, serta memperkuat jejaring kolaborasi lintas sektor sebagai solusi jangka panjang," ujarnya.
Sambutan disampaikan oleh Kepala Dinas DP3AKB Kota Bandung, Anhar Hadian, SKM., M.Tr.A.P., yang menyoroti urbanisasi tinggi di Kota Bandung sebagai persoalan besar yang berdampak langsung pada kesehatan, pemenuhan hak, dan perlindungan perempuan serta anak.
Mengingat beban kepadatan urban mengakibatkan tekanan sosial, lingkungan, dan sanitasi, mulai dari keterbatasan ruang aman, ancaman eksploitasi ekonomi, hingga meningkatnya potensi kekerasan berbasis gender. "Tata kelola lingkungan yang buruk dapat memicu masalah sosial, karena kerusakan ekologis selalu berkelindan dengan kerentanan sosial kelompok marginal," jelasnya.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Direktur Eksekutif PKBI Nasional Dian Mardiana, M.Ag beserta pengurus Nasional PKBI, beberapa utusan pemerintah daerah, ormas dan Lembaga Mitra PKBI se Jawa Barat juga pengurus PKBI Kota/Kabupaten se Jawa Barat di zoom.
Puncak acara menghadirkan Orasi Ilmiah oleh Dr. Neng Hannah, M.Ag, akademisi UIN Bandung dan pegiat perlindungan perempuan. Dalam paparannya, Dr. Hannah menegaskan bahwa krisis lingkungan di Jawa Barat bukan hanya persoalan ekologi, tetapi telah berkembang menjadi krisis perlindungan sosial, khususnya bagi kelompok paling rentan: perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan lansia.
Orasi ilmiah ini merangkum kondisi objektif Jawa Barat, mulai dari polusi udara perkotaan, banjir dan longsor akibat alih fungsi lahan, krisis air bersih, hingga persoalan limbah di aliran sungai. "Fenomena ini bukan takdir semata, melainkan konsekuensi dari kebijakan tata ruang dan pembangunan yang belum berorientasi pada keselamatan warga," paparnya.
Di akhir orasi, Dr. Hannah menyerukan 5 seruan moral kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah di Jawa Barat:
1. Melakukan audit lingkungan menyeluruh, terutama di wilayah dengan risiko bencana tinggi dan kawasan industri.
2. Menghentikan alih fungsi lahan di zona rawan, serta meninjau ulang kebijakan tata ruang yang mengabaikan daya dukung ekologis.
3. Mengembangkan sistem pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas, melalui sosialisasi dan pelatihan inklusif di tingkat RT/RW.
4. Membangun standar layanan posko ramah perempuan, anak, disabilitas, dan lansia dalam situasi bencana dan evakuasi.
5. Membentuk dialog kebijakan permanen antara pemerintah, akademisi, PKBI, tokoh agama, dan masyarakat sipil untuk memastikan perlindungan berkelanjutan.
Dr. Hannah menutup dengan pesan bahwa perlindungan perempuan dan anak bukan isu sektoral, tetapi standar moral peradaban. "Menjaga lingkungan adalah syarat utama bagi keberlangsungan hidup generasi masa depan dan tidak ada pembangunan yang sahih bila ia mengorbankan yang paling rentan,” tandasnya.
Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat edukasi publik, sinergi kebijakan, dan aksi nyata. PKBI Jawa Barat menyatakan siap menjadi pusat kolaborasi untuk memajukan perlindungan kesehatan reproduksi, lingkungan hidup, dan keadilan sosial di Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu dilakukan Serah Terima Jabatan Direktur Eksekutif PKBI Daerah PKBI Jawa Barat, Andi Iskandar Harun.
Melalui rangkaian kegiatan peringatan ulang tahun ini, PKBI daerah Jawa Barat menegaskan kembali komitmennya untuk terus hadir dan berperan aktif dalam memastikan perlindungan serta pemenuhan hak-hak kelompok rentan, khususnya di tengah situasi darurat dan bencana, sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat yang tangguh, inklusif, dan berkeadilan.




