Inilah Sejarahnya Asal Mula Peuyeum Bandung

Notification

×

Iklan

Iklan

Inilah Sejarahnya Asal Mula Peuyeum Bandung

Sabtu, 08 Mei 2021 | 23:07 WIB Last Updated 2022-01-19T08:40:04Z

NUBANDUNG.ID
- Siapa yang tak mengenal peuyeum, kudapan tradisional khas Bandung, Jawa Barat. Makanan berbahan dasar ketela atau umbi singkong ini dibuat melalui proses peragian sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang unik dan khas.

Namun tahukah kamu bagaimana awal mula singkong sebagai panganan pokok pada saat itu yang diubah menjadi peuyeum atau tape singkong? Rupanya, hal tersebut bermula saat krisis pangan di masa penjajahan Belanda sekitar 1800-an silam.

Bermula Saat Krisis Pangan Era Perang


Pada masa lalu ketika terjadi perang oleh tentara Belanda, masyarakat Jawa Barat tidak bisa makan, termasuk mendapatkan beras karena para penjajah menyita seluruh padi yang dimiliki oleh masyarakat. Masyarakat hanya mengandalkan tumbuhan umbi-umbian termasuk singkong sebagai bahan konsumsi utama pengganti nasi.

Mencoba Mengawetkan Singkong


Awal mula proses pengawetan singkong berasal dari inisiatif masyarakat di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pada masa penjajahan saat itu masyarakat Cimenyan mulai memperhatikan ketahanan pangan di masa perang dengan memanfaatkan komoditas singkong di wilayahnya dengan cara mengawetkannya melalui proses peragian agar tidak busuk.

Cara membuatnya pun terbilang mudah. Awal mula singkong utuh dikupas kulitnya lalu dipotong kedua ujungnya. Setelah itu, dicuci dan direbus dua kali dengan masing-masing durasi 1,5 jam serta 1 jam.

Setelah itu ditiriskan dan diberi ragi secukupnya serta kembali didiamkan selama 2 sampai 3 hari. Semakin banyak ragi semakin menimbulkan rasa yang masam.

Bangkit Setelah Masa Penjajahan


Pada 1950-an, Desa Cimenyan mulai berbenah diri dengan mengandalkan penjualan camilan yang diawetkan tersebut. Biasanya peuyeum mulai banyak dijumpai ketika memasuki Sumedang sebelum memasuki kawasan Kota Bandung dengan para pembuat yang mencapai 200-an orang pada saat itu.

Semenjak kejadian tersebut, banyak masyarakat di Kabupaten dan Kota Bandung serta wilayah Jawa Barat lain yang menyukai cita rasa manis dan sedikit masam dari camilan yang biasa dijual dengan cara di gantung tersebut.

Dijadikan Buah Tangan Khas


Biasanya masyarakat banyak mencari peuyeum khas Bandung tersebut sebagai oleh-oleh saat masa libur panjang, khususnya lebaran dan tahun baru. Rata-rata menyukai rasanya karena menimbulkan efek hangat saat memakannya akibat dari proses fermentasi serta rasanya yang legit dan manis.

Menurut salah pedagang asli Desa Cimenyan, jenis singkong yang cocok dijadikan peuyeum adalah singkong mentega. Hal ini karena teksturnya yang lembut, legit, dan berwarna kuning saat sudah menjadi peuyeum. Rata rata harga jual per kilonya berkisar mulai Rp10.000 sampai Rp20.000, bergantung pada tingkat kematangan dan bobotnya.

Diolah dari Ayobandung.com