Kemunduran Islam Menurut Ibn Khaldun

Notification

×

Iklan

Iklan

Kemunduran Islam Menurut Ibn Khaldun

Kamis, 20 Mei 2021 | 01:13 WIB Last Updated 2022-09-12T03:53:11Z

Ibnu Khaldun sebagai ahli sejarah abad XIV Masehi, dalam bukunya Muqaddimah menganalisis perkembangan sejarah sebuah bangsa melalui beberapa tahap. Pertama, dimulai dengan tahapan pemberian contoh keberanian, kesungguhan dan ketekunan sampai mencapai tingkat kemakmuran, keadilan dan kemegahan. Kedua, dimulai dengan hidup penuh kemewahan, rasa puas diri, arogan, dan congkak. Dan ketiga, diakriri dengan pemborosan, penyelewengan serta penindasan terhadap rakyat sendiri

Dalam kontes sejarah umat Islam, tiga tahapan inilah yang dilalui umat Islam dari zaman ke zaman, mulai dari zaman pembangunan, masa keemasa hingga kemunduran. Puncak kemunduran duai Islam disaat Islam berada dibawah kekuasaan bangsa Mongol yang dipimpin Hulago Khan yang merebut Baghdad pada tahun 1258M. baghdad yang menjadi supremasi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemegahan Islam, hancur ditangan bangsa Mongol.

Selain itu, umat Islam mengalami stagnasi intelektual sebagai salah satu faktor kemunduran dunia Islam adalah sebagai berikut:

  1. Euforia kejayaan umat Islam masa lampau.

  2. Paradigma kemapanan yang menjamur dalam setiap lini kehidupan umat Islam.

  3. Penyesatan umat yang banyak terjadi sebagai pemenuhan kebutuhan politis para penguasanya.

  4. Ritualitas kehidupan yang dilegalisasi oleh dogma-dogma keagamaan.

  5. Pragmatisme sebagai akibat dari masyarakat pamrih.

  6. Individualisme yang semakin berkembang.

  7. Privatisasi pendidikan sebagai akibat dari kapitalisme global.

  8. Sadar keumatan yang masih kurang.

  9. Sadar teknologi sebagai sarana keilmuan masih kurang.

Barangkali beberapa hal yang disebutkan di atas perlu kita renungkan sebagai muhasabah keumatan. Yah, itulah komitmen kita sebagai pribadi-pribadi muslim yang tangguh. Jatuhnya suatu peradaban dalam pandangan Ibn Khaldun ada 10, yaitu:

  1. Rusaknya moralitas penguasa.

  2. Penindasan penguasa & ketidak adilan.

  3. Despotisme atau kezaliman.

  4. Orientasi kemewahan masyarakat.

  5. Egoisme.

  6. Opportunisme.

  7. Penarikan pajak secara berlebihan.

  8. Keikutsertaan penguasa dalam kegiatan ekonomi rakyat.

  9. Rendahnya peran masyarakat terhadap agama.

  10. Penggunaan pena & pedang secara tidak tepat.

Kesepuluh poin ini lebih mengarah kepada masalah-masalah moralitas masyarakat khususnya penguasa. Nampaknya, Ibn Khaldun berpegang pada asumsi bahwa karena kondisi moral di atas itulah maka kekuatan politik, ekonomi dan sistem kehidupan hancur dan pada gilirannya membawa dampak terhadap terhentinya pendidikan dan kajian-kajian keislaman, khususnya sains.

Menurutnya “ketika Maghrib dan Spanyol jatuh, pengajaran sains di kawasan Barat kekhalifahan Islam tidak berjalan.” Namun dalam kasus jatuhnya Baghdad, Basra dan Kufah ia tidak menyatakan bahwa sains dan kegiatan saintifik berhenti atau menurun, tapi berpindah ke bagian Timur kekhalifahan Baghdad, yaitu Khurasan dan Transoxania.

Pada saat yang sama, kemunduran Islam diberengi dengan kebangkitan Barat/ Eropa. Kemunduran umat Islam ini seolah menjadi peluang yang cukup besar bagi Eropa/ Barat untuk bangkit dan bergerak guna menjajah dan menguasainya. Selain motif ekonomi dan perpalihan pengetahuan/ peradaban, infansi ini juga bermotif agama.

Penjajahan juga membawa misi membendung penyebaran Islam kedunia yang lebih luas. Dan tidak butuh waktu lama, negeri-negeri Islam jatuh ketangan Eropa. Umat Islam menjadi terbelenggu, hak-haknya dikebiri negara dan ekonominya dirampas sehingga tidak sedikit yang tidak bia menjalankan agamanya.