Sedih Karena Cinta? Tenanglah, Ada Allah, Kok!

Notification

×

Iklan

Iklan

Sedih Karena Cinta? Tenanglah, Ada Allah, Kok!

Senin, 03 Mei 2021 | 19:19 WIB Last Updated 2022-09-12T03:53:12Z


Jika kamu sedang bersedih, maka ingatlah Firman Tuhan adalah berobat hati terbaik. Abaikanlah kepedihan hatimu, atau kau tidak akan pernah merasa bahagia. Allah yang Mahakuasa memberikan karunia kepada hambanya yang melebihi kebutuhannya. Jika ia shalat dan berdoa dengan sepenuh hatinya.


Maukah kamu menjadi kapal-kapal Allah di muka bumi? Jika ya sesungguhnya Allah memiliki kapal-kapal di antara manusia di bumi. Dan kapal-kapal itu adalah hati dari hamba-Nya yang saleh, dan yang paling dicintai Allah adalah yang paling lembut. Namun sering kali manusia kita abai akan kehadiran Tuhan di dalam hidup ini.


Pernah kamu menengok ke dalam dirimu. Berapakah kali denyutan jantungmu setiap menit bergerak? Ilmu kedokteran mencatat ruang-ruang dalam bilik jantung itu berkontraksi sekitar 70 kali permenit. Itu untuk menjaga aliran darah ke seluruh tubuhmu. Kalau dihitung selama setahun, lebih 30 juta kali berdenyut. Betapa pentingnya kehadiran denyutan itu. Sebagai isyarat adanya kehidupan dalam dirimu. Tetapi seringkali kita abaikan bukan? Seakan-akan denyut itu bukan makna kehidupan.


“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia (Allah). Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu (sampai di daratan) kamu berpaling. Dan manusia itu selalu tidak berterima kasih.” (QS Al-Isra [17]:67).


Ya setelah melewati masa keedihan, kamu pun sering lupa. Seolah-olah tidak ada kaitan lagi dengan Tuhan. Kesedihan dan penderitaan seringkali menjadi titik penunjuk arah jalan menuju Tuhan. Musibah dan bencana sering pula jadi pemicu kesadaran. Begitu pun sakit dan kematian orang menjadi tugu pengingat bagi yang hidup, bahwa dirinya pun akan demikian.


Di kala dalam kesenangan, kegembiraan sering kali kamu pun lupa bahwa ada peranan Tuhan yang membuka peluang ke arahnya. Tapi seringkali kamu lupa bertapa jalan-jalan kesuksesan hidup, prestasi yang diraih dan kegemilangan lainnya seolah itu hasil karyamu. Oksigen yang selalu kamu butuhkan setiap hari. Disediakan-Nya secara cuma-cuma. Tinggal menghirupnya saja. Sumber produksinya pun pepohonan hijau setiap hari memberikan kesejukan ditumbuhkan-Nya.


Bukan olehmu. Lalu air yang kamu minum setiap hari, pelepas dahagamu siapakah yang memberikan? Kalau bukan Dia Tuhan yang Maha Pengasih Penyayang. Pantas bila kemudian dikatakan perbuatan di dunia yang paling disukai Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung adalah berdoa. Dan penghambaan terbaik adalah kerendahan hati dan kesalehan. Itu bentuk sikap rendah hati seorang hamba di hadapan Tuhannya. Tapi muncul kesadaran Tuhan itu hadir di saat kamu bersedih.


Ketika kamu menghadapi persoalan yang rumit tak bisa kamu pecahkan. Itu pun bukan kekeliruan. Sebab menjadi sesat bila langkahmu justru mencari solusi kesumpekan hati, mengobati kedukaan kalau kamu pergi munjung ke gunung. Atau kamu menuju segara lautan dan memujanya.


Pun salah langkah kalau kamu mengadu ke dukun atau lainnya. Bila kamu galau, putus cinta, hilang harapan hidup bahagia. Berduka dan merana jangan datangi mereka. Kamu butuh pundak sebagai sandaran di kala kedukaan menghampiri. Kalau tidak ada pundak tempat jiwamu bisa kamu sandarkan. Gak usah bersedih dan bingung, selama ada sajadah terbentang di hadapanmu. Cukup tundukan wajahmu ke bumi. Ciumlah tanah bumi itu. Karena dia adalah saudara tuamu.


Bukan supaya kamu menyembah bumi yang kau pijak. Tetapi tundukan jiwamu dengan kerendahan hati, untuk mengagungkan Tuhan yang mencipta bumi dan dirimu. Jangan jauh-jauh mencari Tuhan.


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang diri-Ku. Jawablah sesungguhnya aku ini dekat. Aku mengabulkan doa mereka yang berdoa kepada-Ku.” (QS Al Baqarah [2]:186).


Bahkan kehadiran Tuhan dalam diri manusia itu lebih dekat lagi. Sehingga dilukiskan firman-Nya. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaaf [50]: 16).


Bila dirimu ditimpa kesedihan dan ingin menangis. Jangan ditahan, menangis saja. Itu anugerah lho. Air mata itu obat penenang jiwa. Air mata kamu adalah racun yang harus dikeluarkan pada waktunya. Tangisan dan air mata itu bagian dari karunia Tuhan juga. Selanjutnya kamu tetap berpikir positif.


Sebab bersikap positif tidak saja akan mengubah hidupmu. Tetapi juga bisa mengubah dunia. Tidak percayakahkamu? Mari ingat kembali beberapa waktu lalu. Di jalanan kota Bandung, semarak setiap sudutnya dengan gambar lukisan dua tokoh dunia: Asia-Afrika. Wajah Asia tak asing lagi proklamator kita. Yang dari Afrika siapa lagi kalau bukan Nelson Mandela? Kamu tahu kan, bagaimana penderitaan hidup Mandela.


Bukan lagi bilangan bulan apalagi minggu. Tetapi puluhan tahun dia justru meringkuk dalam tahanan penjara. Untuk apa? Hanya demi membela keadilan kemanusiaan. Bukan dirinya sendiri yang diperjuangkan. Tetapi justru jiwa dan naib orang lain yang diperjuangkan sampai mempertaruhkan jiwanya sendiri. Apakah tidak sedih, Mandela? Pasti. Siapa yang tak bersedih.


Anaknya tercinta pun sampai meninggal, tak bisa dia saksikan karena dirinya dalam penjara. Dan banyak peristiwa lainnya yang membuatnya bersedih. Tetapi Mandela, meskipun sedih bangeet. Dia tak merubah pikirannya menjadi negatif. Pikiran dan jiwanya tetap positif. Itu ditunjukan dengan sikapnya.


Begitu bebas dari penjara. Dia memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk membalas. Apakah dia dendam? Tidak. Justru dia memaafkan musuh-musuh yang selama ini membuatnya menderita lahir dan batin. Luar biasa, sikap positipnya yang telah mengubah wajah bangsa Afrika Selatan. Bahkan menjadi inspirasi dunia.